4 Disamping itu, tikus putih juga sangat mudah diperoleh sebagai bahan praktikum
atau bahan eksperimen. Selain hal tersebut diatas, keunggulan lainnya dari tikus putih adalah ukurannya yang cukup besar dan lebih tenang, sehingga lebih
mudah untuk diamati.
B. Identifikasi Masalah
1. Bahan alami seperti kacang merah mengandung hormon fitoestrogen alami
yang dapat memacu pertumbuhan 2.
Selain hormon, dalam bahan alami seperti kacang merah juga terdapat senyawa-senyawa lain.
3. Sifat estrogenik kacang merah dapat berpengaruh terhadap perkembangan
organ reproduksi. 4.
Suatu senyawa flavanoid yang terakumulasi dalam organ tubuh dapat berpengaruh terhadap perkembangan struktur organ tubuh, dalam hal ini
struktur organ reproduksi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk mengetahui pengaruh ekstrak kacang merah
Phaseolus vulgaris, L. terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih Rattus norvegicus, L. yang dilihat dari jumlah folikel yang terbentuk pada
masing-masing tahap perkembangan folikel ovarium. Jenis folikel yang diamati meliputi folikel primer, sekunder, tersier, de Graff, korpus luteum, dan folikel
atresia.
5
D. Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh ekstrak kacang merah terhadap perkembangan folikel pada
ovarium tikus putih?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh ekstrak kacang merah terhadap perkembangan folikel
pada ovarium tikus putih.
F. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi mengenai pengaruh ekstrak kacang merah terhadap jumlah pada tikus putih
Rattus norvegicus, L.. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh ekstrak kacang merah terhadap perkembangan
folikel pada tikus putih Rattus norvegicus, L., sehingga nantinya diharapkan informasi tersebut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat.
G. Batasan Operasional
1. Kacang merah yang digunakan adalah kacang merah yang dijual bebas di
pasaran, yang kemudian diekstrak bagian bijinya. 2.
Kacang merah yang digunakan berupa ekstrak melaui proses maserasi sehingga didapatkan dalam bentuk pasta, kemudian dilarutkan dengan
6 aquades sesuai dosis yang ditentukan 0, 50, 75, 100, 125 mg200 gram BB
tikus per hari. 3.
Tikus yang digunakan adalah jenis tikus putih Rattus norvegicus, L. galur wistar yang berumur ±2 bulan dengan berat badan kurang lebih ±200 gram.
4. Perkembangan folikel diamati sesudah tikus putih mendapat perlakuan ekstrak
kacang merah selama 21 hari. 5.
Perkembangan folikel ovarium yang diamati meliputi folikel primer, sekunder, tersier, de Graff, korpus luteum dan atresia, dalam bentuk preparat.
Folikel dihitung pada seluruh bagian ovarium dalam satuan bidang pandang dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 100X.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kacang Merah Phaseolus vulgaris, L.
a. Karakteristik kacang merah
Gambar 1. Biji Kacang Merah Phaseolus vulgaris, L. Kacang merah atau biasa dikenal dengan sebutan kacang buncis,
merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Buahnya polongnya pendek, sekitar 12 cm, lurus atau bengkok dan warnanya
bermacam-macam. Kacang merah sangat digemari oleh masyarakat, karena rasanya enak dan gurih, juga merupakam sumber protein nabati
penting dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C, terutama pada bagian bijinya Hendro Sunaryo Rismunandar, 1984:
132. Kacang merah, dalam lingkungan masyarakat, dapat dengan
mudah di taman di daerah daerah yang tingginya antara 300-600 m dari