Kacang Merah Phaseolus vulgaris, L.

10 lunatus lima bean sesuai untuk ketinggian sedang dan rendah didaerah tropik. Produksi P. vulgaris saja menaggung kira-kira 95 produksi kacang Phaseolus dunia total sebesar 8,3 juta ton, sehingga kurang dari 5 produksi total adalah dari spesies lainnya yang diusahakan. c. Klasifikasi kacang merah Berdasarkan USDA Unites State Departement of Agriculture kalsifikasi kacang merah yaitu sebagai berikut: Kingdon : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdevision : Spermatophyta Devision : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Subclass : Rosidae Order : Fabales Family : Fabaceae Leguminosae Genus : Phaseolus L. Spesies : Phaseolus vulgaris, L. Sumber: USDA, 2015 d. Kandungan Gizi Kacang merah Kacang merah banyak mengandung protein dan karbohidrat. Keunggulan lainnya yaitu kacang merah bebas kolesterol, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat dari berbagai 11 kelompok umur. Protein kacang merah juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL yang bersifat jahat bagi kesehatan manusia, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL yang bersifat baik bagi kesehatan manusia Made Astawan 2009: 22. Komposisi zat gizi biji kacang merah sangat bervariasi, tergantung pada kondisi tanaman dan cara perawatannya. Jenis-jenis protein yang terdapat dalam kacang merah adalah faseolin 20 berat kering, faselin 2, konfaseolin 0,36-0,40. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kacang Merah Per 100 gram No Komponen Per 100g Kacang Merah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Energi mg Protein g Lemak g Karbohidrat g Kalsium mg Fosfor mg Zat besi mg Vitamin A Sl Vitamin B1 mg Vitamin B2 mg 336 22,3 1,7 61,2 260 410 5,8 30 0,5 0,2 Sumber: Direktorat Gizi, Depkes, 1992 12 Tabel 2. Komposisi Asam Amino dalam Kacang Merah No Komponen Asam Amino mgg protein 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Isoleusin Leusin Lisin Metionin Fenilalanin Tirosin Triptofan Valin Arginin Histidin Alanin Sistein 41,52 76,16 72 10,56 53,16 25,28 10,08 45,92 56,80 28,32 52,16 8,48 Sumber : Kay, 1979 Kandungan karbohidrat pada kacang merah juga sangat tinggi, yaitu mencapai 61gr100gr. Komponen karbohidrat pada kacang merah terdiri dari gula 1,6, dekstrin 2,7, pati 35,2, pentosa 8,4, galaktan 1,3, dan pektin 0,7. Tingginya kadar karbohidrat pada kacang merah merupakan sumber energi yang baik, yaitu sekitar 348 kkal per 100 gram. Sedangkan kadar lemak pada kacang merah juga relafif rendah, yaitu 1,5 g per 100 g. Adapun komponen lemak dari kacang merah terdiri atas asam lemak jenuh 19 dan asam lemak tak jenuh 63,3. Selain itu, Kacang merah merupakan sumber mineral yang baik. Komposisi mineral per 100 gram kacang merah kering adalah fosfor410mg, kalsium 260 mg, mangan 194 mg, besi 5,8 mg, tembaga 0,95 mg, serta natrium 15 mg Made Astawan, 2009: 23-24. 13 Ratna Djamil dan Tria A 2009, dalam jurnal penelitiannya menyebutkan bahwa kacang merah mengandung berbagai jenis zat kimia. Berikut ini merupakan hasil penapisan fitokimia estrak kacang merah dalam penelitian Ratna Djamil 2009, yaitu: Tabel 3. Komposisi Senyawa Kimia yang Terdapat Dalam Ekstrak Kacang Merah Nama senyawa Hasil analisis kandungan kacang merah Alkaloid - Flavanoid + Saponin + Tanin + Kuinon - Steroidtriterpenoid + Kumarin + Minyak atsiri - e. Kandungan Fitoestrogen Kacang Merah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam kacang merah mengandung zat kimia berupa fitroestrogen, ditunjukkan dengan adanya senyawa flavanoid. Biben 2012: 2, menyatakan bahwa fitoestrogen adalah senyawa yang terkandung dalam kelompok tanaman, baik biji- bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan yang memiliki sifat khasiat menyerupai hormon estrogen. Meskipun saat ini, sifat atau khasiat tersebut menimbulkan pro dan kontra, terhadap perannya pada sistem reproduksi, namun kenyataan bahwa pengguna, pemakai fitoestrogen, disadari atau tidak tentang khasiat serupa estrogen tersebut, terus 14 meningkat. Peningkatan ini selain merupakan suatu kebiasaan menggunakanmemakai kandungan jenis fitoestrogen dalam makanan sehari-hari, juga penelitian epidemiologi, menemukan relatif menurunnya atau berkurangnya, penyakitpenyakit reproduksi, terkait dampak hormon estrogen dan ada juga kelompok fitoestrogen ini termasuk ke dalam golongan fitofarmaka, sebagai obat-obatan herbal. Terdapat kurang lebih 20 golongan tanaman yang telah diidentifikasi berkhasiat estrogen dari sejumlah 300 jenis tanaman yang berasal dari 16 gugus tanaman. Banyak diantara tanaman yang termasuk golongan ini menjadi bahan makanan sehari-hari seperti bawang putih, gandum, kacang-kacangan, beras, kentang, wortel, apel, kurma, biji kopi, dan berbagai sayuran. Dari kelompok fitoestrogen ini yang paling banyak diteliti adalah kelompok lignan, termasuk kedalamnya buah-buahan sayur-sayuran, kelompok isoflavon termasuk kedalamnya kacang- kacangan dan biji-bijian, dan kelompok koumestan termasuk ke dalamnya sejenis rumput umputan dan biji bunga matahari Biben, 2012: 2. Fitoestrogen merupakan senyawa alami yang berasal dari tumbuhan. Stuktur kimianya dan fungsinya mirip dengan h ormon 17 β- estradiol, mengandung komponen defenolik yang berubah menjadi bahan estrogenik dalam saluran cerna. Dikenal 2 klasifikasi biokimia yaitu lignans enterolacton, enterodiol dan isoflavon genistein, daizein, bio- chanin-A, formononetin dan glycetin, yang jumlahnya lebih sedikit yaitu 15 komestan, lactones dan teroles. Fitoestrogen genestein dan daizein banyak terdapat dalam kacang kedelai dan produk olahannya Wolf A.S, 2000 dalam Rizani Amran, 2011:12. Struktur kimia fitoestrogen yang mirip dengan 17β-estradiol membuatnya mampu berikatan dengan reseptor estrogen. Afinitas ikatan masing-masing anggota fitoestrogen dengan reseptor estrogen RE berbeda satu dengan yang lainya. Afinitas ikatan relatif genistein terhadap RE- β 36100, sedangkan terhadap Re-α sebesar 5100 dibandingkan dengan 17β-estradiol. RE-β terdistribusi tinggi di organ kelenjar prostat, ovarium, paru-paru, kandung kemih, ginjal, uterus dan testis, sehingga efek fitoestrogen akan tampil nyata khususnya di organ-organ tersebut. Estradiol akan dihambat ikatanya terhadap reseptor estrogen oleh isoflavon dan lignan pada konsentrasi relatif aman terhadap endometrium karena efeknya pada endometrium hanya 0,08 dibandingkan 17β- estradiol Wolf A.S, 2000 dalam Rizani Amran, 2011:13. 16 Gambar 2. Persamaan struktur antara fitoestrogen dan estradiol : 1 17β-estradiol, 2 geniestein isoflavon, 3 trans- resveratrol stibene, 4 coumestrol coumestan, 5 mataresinol lignan, dan 6 8-prenyl naringenin. Sumber: Elsevier, 2012 Lignans dan isoflavon memiliki aktivitas biologis estrogen yang rendah, antiestrogenik parsial, antimikoba, antikarsinogenik, dan antiinflamasi melalui mekanisme peningkatan SHBG menurunkan hormon steroid bebas termasuk androgen dan estradiol, memblok reseptor estrogen menghambat poliferasi, dan menghambat enzim intrasel Wolf A.S, 2000 dalam Rizani Amran, 2011:13. Efek klinis fitoestrogen diantaranya yaitu menurunkan keluhan klimaterium, mencegah esteoporosis, efek perlindungan terhadap kardiovaskuler, dan pencegahan keganasan kanker pada payudara dan prostat Wolf A.S, 2000 dalam Rizani Amran, 2011:13. 17 USDA menyatakan kacang merah Phaseolus vulgaris, L. mentah mengandung fitoestrogen jenis isoflavon yang terdiri dari genistein dan daidzein, dengan rincian sebagai berikut: genistein sebanyak 0,29 mg100 g dan daidzein sebanyak 0,30 mg100 g. Sehingga total isoflavon dalam 100 g kacang merah adalah 0,59 mg. Selain mengandung fitoestrogen jenis isoflavon, kacang merah Phaseolus vulgaris , L. juga mengandung fitoestrogen jenis coumestan dengan jumlah 0,01 mg100 g kacang merah. f. Khasiat Kacang Merah Kacang merah sering digunakan dalam berbagai hidangan, terutama beras, kari, salad dan topping. Destrivana 2013, mengungkapkan ada banyak manfaat kesehatan dari kacang merah yang perlu kita ketahui. Berikut adalah manfaat kesehatan dari kacang merah: 1 Memasok banyak energi Kacang merah dapat meningkatkan energi karena tinggi kandungan zat besi. Makanan ini mengandung banyak zat besi yang merupakan sumber utama yang diperlukan untuk meningkatkan metabolisme dan energi tubuh. Kacang merah juga membantu sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh. 18 2 Mengontrol berat badan Makanan ini baik dikonsumsi bagi mereka yang ingin mengontrol berat badan karena memberi rasa kenyang yang lebih lama. 3 Menjaga gula darah Kacang merah terkenal kaya serat. Serat ini dapat menurunkan tingkat metabolisme kandungan karbohidrat dalam kacang-kacangan. 4 Baik untuk otak Kacang merah menawarkan manfaat yang luar biasa bagi otak. Makanan ini mengandung banyak vitamin K yang menyediakan nutrisi penting untuk otak dan sistem saraf. 5 Sumber vitamin Kacang merah juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B, yang penting untuk sel-sel otak. Vitamin ini memelihara saraf otak dan sel-sel yang mencegah penyakit yang terkait usia seperti Alzheimer. 6 Mempermudah buang air besar Serat yang hadir dalam kacang merah dapat membantu mempertahankan gerakan usus yang sehat. Jika dimakan dalam jumlah yang tepat, kacang merah membantu membersihkan saluran pencernaan. Buang air besar secara teratur berhubungan dengan rendahnya risiko kanker usus besar. 19 7 Kardiovaskular Kacang merah juga mengandung banyak magnesium dan serat yang bertanggung jawab untuk menurunkan kadar kolesterol jahat. Ingin terhindar dari risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit pembuluh darah perifer.

2. Tikus Putih Rattus norvegicus, L.

a. Karakteristik tikus putih Gambar 3. Tikus Putih Rattus norvegicus, L. Galur Wistar Tikus Rattus sp termasuk binatang pengerat yang merugikan dan termasuk hama terhadap tanaman petani. Selain menjadi hama yang merugikan, hewan ini juga membahayakan kehidupan manusia. Sebagai pembawa penyakit yang berbahaya, hewan ini dapat menularkan penyakit seperti wabah pes dan leptospirosis. Hewan ini, hidup bergerombol dalam sebuah lubang. Satu gerombol dapat mencapai 200 ekor. Di alam tikus ini dijumpai di perkebunan kelapa, selokan dan padang rumput. Tikus ini 20 mempunyai indera pembau yang sangat tajam. Tikus albino tikus putih merupakan jenis tikus yang banyak digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium. Budhi Akbar, 2010: 4. b. Klasifikasi Berdasarkan ITIS Interagency Taxonomic Information System klasifikasi tikus putih adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Phylum : Chordata Subphylum : Vetebrata Class : Mamalia Subclass : Theria Order : Rodentia Family : Muridae Genus : Rattus Spesies : Rattus norvegicus

3. Ovarium tikus putih

Gambar 4. Foto Mikroskopis Ovarium Tikus Putih HE, 100x, Hewan betina tidak saja menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membentuk satu individu baru, tetapi juga menyediakan 21 lingkungan dimana individu tersebur terbentuk, diberi makanan dan berkembang selama masa permulaan hidupnya Feradis, 2010: 33. Ovarium, merupakan alat kelamin yang paling utama. Ovarium menghasilkan sel kelamin betina ovum melalui peristiva oogenesis dan menghasilkan hormon ovarium terutama estrogen dan progesteron. Ovarium disokong oleh pelebaran peritonium yang disebut dengan mesovarium. Mesovarium tersebut mengandung pembuluh darah dan saraf. Ukuran ovarium sangat bervariasi tergantung pada spesies, umur, dan status kebuntingan I Ketut Puja, 2010: 9. Dellman 1992: 489, mengungkapkan bahwa ovarium merupakan kelenjar ganda, yaitu sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin, misalnya, sebagai kelenjar eksokrin mampu menghasilkan sekreta berupa ovum, dan sebagai kelenjar endokrin mampu menghasilkan hormon ovarium, terutama estrogen dan progesteron. Secara normal, struktur ovarium sangat bervariasi, tergantung pada spesies, umur dan tahap siklus seksual. Bentuknya lonjong dan pada sayatan memanjang tampak adanya bagian korteks dan medula. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari ovarium secara umum pada setiap spesies, yaitu: a. Korteks Korteks pada ovarium merupakan daerah tepi yang lebar, mengandung folikel dan korpus luteum corpus lutea, dan dibalut oleh epitel permukaan berbentuk kubus rendah. Stroma korteks berupa 22 jaringan ikat padat longgar. Tunika albuginea tebal dan merupakan lapis yang langsung di bawah epitel permukaan. Tebal tunika albuginea dapat menipis dan bahkan menghilang karena terdesak oleh perkembangan folikel ovariun serta korpus luteum selama aktivitas ovarium meningkat. b. Medula Medula merupakan bagian dalam yang mengandung saraf, banyak pembuluh darah dengan bentuk mengulir dan pembuluh limfe, terdiri dari jaringan ikat longgar dengan jalur otot polos, berlanjut dengan otot mesovarium. Rete ovarii terdapat dalam medula, berbentuk jalinan saluran yang tidak teratur dan bibalut oleh epitel kubus atau tali sel-sel pekat. Rete ovarii tersebut dapat berdeferensiasi menjadi sel-sel folikel bila terletak jukstaposisi terhadap oosit yang cukup jelas pada karnivora dan ruminansia. c. Folikel ovarium Folikel ovarium, memiliki beberapa tahap perkembangan. Berikut ini merupakan tahap perkembangan folikel ovarium berdasarkan pernyataan dari Dellman 1992: 493, yaitu: 1 Folikel primer Folikel primer folikel unilaminar terdiri dari oosit primer, berdiameter sekitar 20 μm pada kebanyakan jenis hewan, dikelilingi oleh epitel pipih atau kubus selapis, disebut sel-sel folikel. Folikel primer paling muda paling awal dikelilingi oleh epitel pipih selapis, yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1