Populasi dan Sampel Variabel Penelitian

40 e. Hasil ekstrak kacang merah yang telah mengental berupa pasta akan berwarna kecoklatan. f. Ektrak yang digunakan sebagai perlakuan nantinya diencerkan dalam aquades, yaitu 1 gr ektrak kacang merah dilarutkan dalam aquades hingga volume mencapai 100 ml. 3. Tahap penentuan dosis Penentuan dosis perlakuan pada uji sesungguhnya didasarkan pada hasil uji pendahuluan. Uji pendahuluan terdiri dari 4 kelompok perlakuan. Satu kelompok kontrol 0 mg ekstrak kacang merah dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing 75 mg, 100 mg dan 150 mg ekstrak kacang merah. Berikut hasil dari uji pendahuluan: Tabel 4. Jumlah Rata-Rata Folikel Ovarium Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Kacang Merah Per Satuan Lapang Pandang 1,83 X 10 6 μm 2 Dosis Jumlah Rata-rata folikel per 1,83 x 10 6 μm 2 Primer Sekunder Tersier De Graff Corpus L Atresia 0 mggr 27,3 5 4 0,6 4,6 6,6 75 mggr 27,6 5,6 3,3 1,3 7 5,3 100 mggr 37,6 7 5 2,6 4 6,6 150 mggr 14,3 6,6 5 1,3 4,6 6 Hasil rata-rata jumlah folikel yang dihasilkan dari setiap perlakuan, diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah folikel pada dosis 75 mg dan 100 mg, tapi mengalami penurunan pada dosis 150 mg. Berdasarkan hasil tersebut maka, untuk melihat perubahan yang signifikan dosis untuk uji 41 sesungguhnya berkisar antara dosis ±75 mg dan ±100 mg. Dari hasil ini, maka ditentukan dosis perlakuan untuk uji sebenarnya adalah 0 mg sebagai kontrol, 50 mg, 75 mg, 100 mg, dan 125 mg. 4. Tahap pelaksanaan a. Tahap Uji Pendahuluan 1 Tahap awal pemeliharaan dilakukan dengan membiarkan tikus beradapatsi dengan lingkungan barunya selama ± 7 hari satu minggu. 2 Pemeliharaan tikus putih dengan pemberian pakan pelet dan air minum yang harus selalu tersedia didalam kandang. 3 Pemeriksaan apus vagina sebelum perlakuan untuk melihat siklus reproduksi dalam tahap estrus. 4 Pemberian ekstrak kacang merah secara oral pada tikus putih menurut dosis masing-masing 0 mg200gr BB per hari; 75 mg200gr BB per hari; 100 mg200gr BB per hari; dan 150 mg200gr BB per hari, diberikan setiap 1 kali sehari selama 21 hari pada jamwaktu yang sama. b. Tahap Uji Sesungguhnya 1 Tahap awal pemeliharaan dilakukan dengan membiarkan tikus beradapatsi dengan lingkungan barunya ±7 hari satu minggu. 2 Pemeliharaan tikus putih dengan pemberian pakan pelet dan air minum yang harus selalu tersedia didalam kandang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1