Identifikasi Masalah Batasan Masalah

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kacang Merah Phaseolus vulgaris, L.

a. Karakteristik kacang merah Gambar 1. Biji Kacang Merah Phaseolus vulgaris, L. Kacang merah atau biasa dikenal dengan sebutan kacang buncis, merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Buahnya polongnya pendek, sekitar 12 cm, lurus atau bengkok dan warnanya bermacam-macam. Kacang merah sangat digemari oleh masyarakat, karena rasanya enak dan gurih, juga merupakam sumber protein nabati penting dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C, terutama pada bagian bijinya Hendro Sunaryo Rismunandar, 1984: 132. Kacang merah, dalam lingkungan masyarakat, dapat dengan mudah di taman di daerah daerah yang tingginya antara 300-600 m dari 8 permukaan air laut. Namun, tempat-tempat yang tingginya lebih dari 1000 m di atas permukaan air laut merupakan tempat yang paling baik untuk bertanam kacang merah ini. Untuk perawatan tanaman ini memerlukan beberapa perlakuan khusus, tapi tidak sulit dilakukan. Syarat-syarat penting yang harus diperhatikan untuk pertumbuhanya ialah: ketersediaan air tanah yang cukup dan tidak menggenang, suhu antara 20°-25°C dan iklimnya kering selama pertumbuhan.uantuk derajat keasaman pH berkisar antara 5,5-6. Waktu bertanam yang paling baik ialah menjelang akhir musim hujan MaretApril atau pada musim hujan, asalkan pembuangan airnya memadai dan teratur, sehingga tidak menyebabkan adanya air yang menggenang. Tanaman kacang merah ini sangat responsif terhadap tanah yang subur. Bila pada tanah yang subur tumbuhnya gemuk tapi buahnya menjadi sedikit, yang berarti hasilnya rendah. Itulah sebabnya, pemupukan yang berat, terutama dengan ZA, justru akan menurunkan hasil panen Hendro Sunaryo Rismunandar, 1984:133-134. b. Jenis kacang merah Kacang merah Phaseolus vulgaris L. atau dapat juga disebut kacang buncis, termasuk sub famili Papilonaceae famili Leguminisae. Kacang merah itu banyak sekali macam dan ragamnya, akan tetapi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu: yang membelit merambat dan yang tidak membelit. Hendro Sunaryo Rismunandar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Infusa Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.) terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus) Produktif dan Premenopause

0 14 36

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.)TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

0 0 2

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BROTOWALI (Tinospora crispa, L.) DAN PACING (Costus specious, J.Smith) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus novergicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 1