49
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan model dari Kemmis dan Mc Taggart. Desain visualisasi bagan yang
disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart Wiraatmadja, 2005: 66.
REFLECT
A C
T OBSERVE
REFLECT
A C
T OBSERVE
50
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dengan fokus permasalahan peningkatan keterampilan bercocok tanam sawi
melalui penggunaan modul menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart, dapat dijelaskan langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan
adalah sebagai berikut: 1.
Perencanaan Perencanaan adalah rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusinya. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan
tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah
tindakan secara rinci. Pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran,
metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.
Selain itu juga perencanaan penelitian tindakan kelas melibatkan banyak pihak.Pihak tersebut harus mengetahui dan memahami peranan masing-
masing. Rencana tindakan yang dilakukan hendaknya memuat informasi
tentang hal-hal diantaranya yaitu, menentukan materi, penentuan metode, alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data,
merencanakan evaluasi, membuat skenario pembelajaran. Setelah itu, rencana perekaman atau pencatatan data dan pengelolaan. Tindakan perencanaan yang
51
dilakukan oleh peneliti tersebut didiskusikan secara rinci bersama dengan guru keterampilan bercocok tanam dan dosen pembimbing sebagai para ahli.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat Suharsimi Arikunto, dkk, 2012: 18. Tahap pelaksanaan tindakan ini,
dilakukan pada saat praktik keterampilan bercocok tanam sawi melalui penggunaan modul. Selain itu, pada kegiatan pelaksanaan ini, mulai diajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada anak untuk mendorong agar anak lebih mengeksplorasi jawaban atas pertanyaannya sendiri. Pelaksanaan tindakan
penelitian ini menitik beratkan pada tahapan-tahapan bercocok tanam sawi, mulai dari persiapan sampai dengan pemanenan sesuai petunjuk modul yang
telah disiapkan. 3.
Pengamatan Observing Tahap pengamatan merupakan kegiatan pengamatan langsung
terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi
dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Biasanya pengamatan dilakukan secara kolaboratif dengan observer, dan dilaksanakan
dalam satu waktu. Dijelaskan oleh Suryadi 2010: 64 bahwa pengamat harus
52
merekam setiap peristiwa yang terjadi, membuat catatan-catatan kecil dalam buku harian agar mempermudah dalam menganalisis data dan mencatat
pengaruhnya terhadap perilaku anak. Pada kotak pengamatan observe tidak hanya aktivitas siswa yang diamati. Akan tetapi, setiap kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menjadi bahan pengamatan. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini ada dua pedoman observasi yang dibuat oleh peneliti,
yaitu pedoman observasi keaktifan anak dan pedoman observasi kinerja guru. 4.
Refleksi Reflecting Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan Suharsimi Arikunto, dkk, 2012: 19. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dan guru
dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, dan apa yang belum
dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik
itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan anak, metode, alat peraga maupun evaluasi.
53
C. Prosedur Penelitian