25
2 menyiapkan dan mencampur tanah yang gembur dengan pupuk kandang
atau kompos ke lahan yang telah disiapkan 3
menebarkan benih sawi ke lahan yang telah disiapkan 4
menutup media pembibitan dengan menggunakan plastik atau mulsa yang telah disiapkan
e. Penanaman
1 mengambil bibit sawi dari tempat pembibitan
2 membuat lubang di atas tanah bedengan yang telah disiapkan sebelumnya
3 memasukkan bibit sawi ke dalam lubang yang telah disiapkan
f. Perawatan
1 menyirami sawi dengan air setiap pagi dan sore hari
2 memberi pupuk tambahan pada sawi
3 menyiangi rumput liar di sekitar tanaman sawi
g. Pemanenan
1 memetik sawi yang sudah cukup umur untuk dipanen
2 memilih atau menyeleksi sawi yang sehat
3 memasukkannya ke dalam wadah yang telah disediakan
3. Tujuan Keterampilan Bercocok Tanam Sawi bagi Anak Tunagrahita
Ringan
Sejalan dengan tujuan umum pendidikan luar biasa termasuk tujuan pendidikan anak tunagrahita juga, yaitu dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia yang
26
mandiri. Adapun tujuan khusus pendidikan anak tunagrahita mencakup: 1 dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya, 2 dapat menolong
diri, berdiri sendiri dan berguna bagi masyarakat, dan 3 memiliki kehidupan lahir batin yang layak. Berdasarkan hal ini yang dimaksud berdiri sendiri
adalah mandiri secara ekonomi dan mandiri secara kesusilaan. Berdiri sendiri secara ekonomi yaitu mempunyai penghasilan sendiri, seperti: bertani,
berjualan, bekerja di pabrik dan sebagainya. Sedangkan menurut Mainord Astati, 2001:16 tujuan pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita
ringan adalah untuk mengembangkan keterampilan dan mengadaptasikannya
pada suatu pekerjaan”.
Sesuai dengan Depdiknas 2006: 22 Kurikulum Pendidikan Luar Biasa bahwa selain bidang akademik dasar juga lebih diarahkan pada
keterampilan. Muatan isi mata pelajaran keterampilan vokasional meliputi tingkat dasar, tingkat terampil dan tingkat mahir. Jenis
keterampilan yang akan dikembangkan, diserahkan kepada satuan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kemampuan dan kebutuhan
peserta didik serta kondisi satuan pendidikan.
Jadi dalam hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan luar biasa, dapat dikatakan bahwa jenis keterampilan yang diberikan kepada anak
khususnya anak tunagrahita disesuaikan dengan minat dan bakat serta kondisi anak. Oleh sebab itu, guru harus memahami permasalahan yang dimiliki oleh
anak didiknya, agar tidak salah dalam memberikan pembelajaran keterampilan kepada anak didiknya.
Pembelajaran keterampilan sebagai rehabilitasi pada anak tunagrahita ini menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 Kurniasih, 2003:
3 menyatakan bahwa: “pembelajaran keterampilan pada penyandang cacat diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan
kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat agar dapat
27
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan pengalaman”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan keterampilan bagi anak tunagrahita ringan yaitu untuk meningkatkan
kreativitas anak dalam menghasilkan suatu karya yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan anak untukhidup mandiri di dalam masyarakat.
Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber nafkah untuk menambah penghasilan dirinya sendiri dan untuk menambah ekonomi
keluarga. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa anak tunagrahita ringan
mempunyai karakteristik dan kemampuan yang sangat terbatas, sehingga anak tunagrahita ringan membutuhkan pendidikan khusus dan bimbingan
khusus serta pelayanan khusus agar dapat hidup mandiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Meskipun kemampuannya sangat terbatas, tetapi
anak tunagrahita ringan masih memiliki potensi ataupun bakat yang dapat dikembangkan. Salah satunya yaitu potensi dalam hal keterampilan.
Keterampilan bercocok tanam sawi merupakan keterampilan yang biasa dilaksanakan di masyarakat, baik di lingkungan sekolah maupun di
rumah. Sawi merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah sekali ditemukan di Indonesia, hal ini karena sawi adalah tanaman semusim yang
dapat ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau, asalkan tersedia cukup air. Selain itu juga, sawi mudah ditanam di dataran rendah maupun
dataran tinggi.
28
Program pengajaran keterampilan bercocok tanam di SLB Negeri 1 Sleman berdasarkan Gari-garis Besar Program Pengajaran GBPP, tentang
program pengajaran keterampilan pertanian yang bertujuan agar anak mampu menerapkan keterampilan dasar dalam kegiatan produksi bibit tanaman dan
budi daya tanaman dengan apresiasi kerja dan etos kerja yang tinggi Depdikbud, 1998: 5.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditegaskan bahwa upaya pemberian pembelajaran dalam bidang keterampilan bercocok tanam sawi
untuk anak tunagrahita ringan dapat membantu anak dalam meningkatkan kreativitas dan mengasah memori intelegensi yang bersumber dari
pengalamannya, sebagai acuan anak untuk dapat hidup mandiri di dalam masyarakat, serta dapat dijadikan sebagai sumber nafkah untuk menambah
penghasilan dirinya sendiri dan untuk menambah ekonomi keluarga.
C. Kajian Mengenai Modul