12
G. Definisi Operasional
1. Keterampilan bercocok tanam sawi bagi anak tunagrahita ringan
Keterampilan bercocok tanam sawi bagi anak tunagrahita ringan adalah keterampilan anak dalam mempraktikkan cara pelaksanaan bercocok tanam
sawi dengan benar sesuai petunjuk modul. Pada penelitian ini, anak tunagrahita ringan dapat dikatakan terampil apabila sudah dapat mengenal
dan mempersiapkan alat-alat dan bahan bercocok tanam sawi, memilih benih sawi, mempersiapkan lahan, membersihkan lahan dari bebatuan atau
pepohonan yang tumbuh, memotongmencabut rumput liar, memberi pupuk kompos atau pupuk kandang dengan cara ditaburkan, menyiapkan bambu
dengan ukuran yang telah disesuaikan, menancapkan bambu di setiap sudut bedengan, melengkungkan bambu di atas tanah bedengan lalu ditancapkan,
mengikat bambu dengan kawat, menyiapkan plastikmulsa yang sudah disesuaikan dengan ukuran anjang-anjang, menyatukan plastikmulsa dengan
kedua belah bambu lalu dipaku, setelah itu ikat dengan kawat, menebarkan bibit sawi ke lahan yang telah disiapkan, membuat lubang di atas tanah
bedengan yang telah disiapkan sebelumnya, memasukkan bibit sawi ke dalam lubang yang telah disiapkan, menyirami sawi dengan air setiap pagi dan sore
hari, memberi pupuk tambahan pada sawi, menyiangi rumput liar di sekitar tanaman sawi, memetik sawi yang sudah cukup umur untuk dipanen.
2. Penggunaan modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri.
13
Pembuatan modul dalam penelitian ini disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita ringan, yaitu disusun secara sederhana dan bertahap yang meliputi
pengenalan jenis-jenis sawi dan ciri-cirinya, pengenalan alat dan bahan bercocok tanam sawi, cara mempraktikkan pembenihan, mempersiapkan
lahan, mempraktikkan
cara pembibitan,
penanaman, melakukan
perawatan,pemanenan, pengenalan contoh olahan sawi, dan juga disediakan evaluasi penggunaan modul bercocok tanam sawi untuk tunagrahita ringan
dalam bentuk tes menjodohkan, tes isian singkat, dantes lisan. Selain itu juga, desain modul yang digunakan dalam penelitian ini banyak mengandung unsur
gambar dan berwarna, hal ini untuk menarik perhatian anak tunagrahita ringan agar tidak cepat bosan dan lebih mempunyai motivasi dalam
mengikuti semua tahapan-tahapan bercocok tanam sawi yang sudah dijelaskan secara rinci di dalam modul. Sedangkan cara penggunaan modul
dalam penelitian ini yaitu sebelum anak melakukan praktik bercocok tanam sawi, guru menginstruksikan anak untuk membuka modul lalu mengamati
dan memahami tahapan-tahapan dari bercocok tanam sawi tersebut. Setelah itu guru memberikan pertanyaan sederhana tentang isi modul, apabila anak
sudah dikatakan memahami isi modul tersebut, selanjutnya praktik bercocok tanam sawi dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada di modul.
Apabila anak mengalami kesulitan, guru memperbolehkan anak untuk membuka modul. Hal ini agar pada saat praktik bercocok tanam sawi
berlangsung, anak tidak bergantung kepada guru dan dapat melakukan praktik
14
bercocok tanam sawi secara mandiri di rumah hanya dengan melihat petunjuk modul.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA