38
mengandung unsur gambar dan warna agar dapat dipelajari dengan mudah oleh anak tunagrahita ringan, serta dapat menarik perhatian anak tunagrahita
ringan agar termotivasi untuk terus mempelajarinya. Selain itu, materi yang ada dalam modul dibuat secara singkat dan jelas agar anak tunagrahita ringan
tidak merasa bosan untuk membacanya. Materi yang ada dalam modul disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. Penyusunan modul dalam
penelitian ini dimulai dengan penentuan topik yaitu tentang bercocok tanam sawi, sedangkan isi modulnya dimulai dari pengenalan jenis-jenis sawi dan
ciri-cirinya, pengenalan alat dan bahan serta manfaatnya, tahapan-tahapan bercocok tanam sawi dimulai dari persiapan, persiapan lahan, pembuatan
anjang-anjang, pembenihan dan pembibitan, penanaman, perawatan, sampai pemanenan, selain itu juga di dalam modul tersebut diberikan contoh-contoh
olahan sawi serta evaluasi hasil belajar anak dalam bentuk tes lisan, tes menjodohkan dan tes isian singkat
.
4. Langkah-langkah Penggunaan Modul
Penggunaan modul sebagai media pembelajaran agar hasilnya sesuai dengan keinginan maka harus mengikuti langkah-langkah atau cara dalam
penggunaan modul tersebut. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan modul.
Menurut Nasution 2015: 212 untuk mempelajari suatu modul seorang anak harus memiliki bahan apersepsi atau entry behavior yang
diperlukan. Bila pengetahuannya tidak memadai, anak akan menghadapi kesulitan dan karena itu sebaiknya diberikan pengajaran remedial. Entry
39
behaviorini diselidiki melalui suatu pra tindakan. Akan tetapi bila anak telah menguasai pra tindakan sepenuhnya, berarti anak telah menguasai modul itu.
Dalam hal ini anak dapat melampaui modul dan segera meningkatkan ke modul berikutnya atau ke modul lain.
Setelah anak menyelesaikan suatu modul, anak kembali dinilai dengan suatu pasca tindakan. Pasca tindakan ini dapat sama dengan pra tindakan. Bila
dengan pasca tindakan itu ternyata anak belum mencapai penguasaan seperti yang diharapkan dalam rumusan tujuan-tujuan, maka diberi latihan mengenai
bagian-bagian yang belum dipahami atau diberi pengajaran remedial guna mengatasi kekurangannya. Bila hasil pasca tindakan memuaskan, maka
melanjutkan ke modul berikutnya. Penggunaan modul dalam penelitian ini yaitu sebelum anak
melakukan praktik bercocok tanam sawi, guru menginstruksikan anak untuk membuka modul lalu mengamati dan memahami tahapan-tahapan dari
bercocok tanam sawi tersebut. Setelah itu guru memberikan pertanyaan sederhana tentang isi modul, apabila anak sudah dikatakan memahami isi
modul tersebut, selanjutnya praktik bercocok tanam sawi dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada di modul. Apabila anak mengalami
kesulitan, guru memperbolehkan anak untuk membuka modul. Hal ini agar pada saat praktik bercocok tanam sawi berlangsung, anak tidak bergantung
kepada guru dan dapat melakukan praktik bercocok tanam sawi secara mandiri di rumah hanya dengan melihat petunjuk modul.
40
D. Penelitian yang Relevan