67
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data
hasil wawancara dari narasumber dibandingkan kesamaan dan perbedaannya, serta dikategorikan. Data yang sama akan semakin
memperkuat informasi yang diperoleh. Peneliti mengamati tentang implementasi pendidikan berbasis budaya di SD Negeri Mendiro
Kabupaten Kulon Progo. Sumber yang ditriangulasikan antara lain kepala sekolah, guru kelas, guru ekstrakurikuler, siswa, dan
karyawanTU di SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.
Data hasil wawancara akan dibandingkan dengan data dokumentasi atau dengan melakukan cross cek di lapangan apakah sesuai atau tidak.
Peneliti melakukan keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik. Hal ini digunakan untuk menguji kredibilitas data hasil
wawancara dengan subjek penelitian mengenai implementasi kebijakan pendidikan berbasis budaya melalui berbagai macam
program yang telah dibuat SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo 1. Visi dan Misi Sekolah
SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Lendah yang berbasis budaya,
sehingga sering kali disebut sekolah berbasis budaya atau sekolah yang menjunjung tinggi kebudayaan. Dalam setiap lembaga atau organisasi
baik lembaga pendidikan seperti sekolah tentu memiliki visi dan misi untuk melaksanakan tugasnya. Begitu juga dengan SD Negeri Mendiro
Kabupaten Kulon Progo memiliki visi dan misi yang digunakan untuk mencapai kemajuan sekolah. Salah satu tujuan dari sekolah adalah
membentuk dan menciptakan peserta didik yang menjunjung tinggi suatu kebudayaan, baik dari segi seni maupun perilaku atau nilai-nilai
budaya. Berikut visi dan misi dari SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo:
a. Visi
“Unggul dalam prestasi, terampil, iman, dan taqwa”. Indikator dari visi SD Negeri Mendiro sebagai berikut:
1 Unggul dalam bidang akademik, 2 Unggul dalam keterampilan, seni, kerajinan, serta olahraga,
3 Unggul dalam bidang keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
69
b. Misi
1 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan intensif, untuk mencapai tingkat ketuntasan dan daya serap yang tinggi;
2 Menumbuh kembangkan rasa cinta seni, terampil, sehingga mampu berkarya dan berkreasi;
3 Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut, sehingga tercipta sekolah yang kondusif.
2. Sejarah Sekolah
SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu sekolah dasar yang berbasis budaya di Kecamatan Lendah serta
sekolah dasar pertama berbasis budaya di Kabupaten Kulon Progo. Selain itu, sekolah dasar ini juga telah menerapkan pendidikan berbasis
budaya sebelum adanya kebijakan pendidikan berbasis budaya melalui berbagai macam program pendidikannya. Program-program yang ada
digunakan untuk mencapai visi misi serta tujuan SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo dan sebagai wujud realisasi dari adanya
kebijakan pendidikan berbasis budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1951 dan memiliki dua
gedung sekolah yang terpisah serta telah mengalami beberapa renovasi bangunan. Sekolah dasar ini juga merupakan sekolah dasar negeri yang
masuk ke dalam SD Imbas Gugus V Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Sekolah ini berada pada kawasan pusat industri batik
masyarakat Gulurejo Kabupaten Kulon Progo. Pada tanggal 25 Juli
70 2015 SD Negeri Mendiro Kabupaten Kulon Progo telah
dilaunchingkan dan diresmikan sebagai sekolah berbasis budaya oleh bupati Kulon Progo atas dasar analisis SWOT yang telah dilakukan
pihak terkait. AS menjabat sebagai kepala sekolah di SD Negeri Mendiro
Kabupaten Kulon Progo baru kurang lebih 1,5 tahun, namun AS telah banyak membawa perubahan terhadap kemajuan sekolah khususnya
dalam segi menjunjung tinggi kebudayaan-kebudayaan baik dari sisi seni maupun perilaku atau nilai-nilai luhur budaya yang dulunya
belum begitu diperhatikan meskipun telah ada.
3. Lokasi dan Keadaan Sekolah