Wujud dan Unsur Kebudayaan

36 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai budaya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa budaya adalah suatu yang ada dalam pikiranakal budi manusia atau hasil cipta manusia yang dibiasakan dan dikembangkan melalui proses belajar.

2. Wujud dan Unsur Kebudayaan

Joko Tri Prasetya 2004: 31 menyebutkan bahwa kebudayaan dapat dibagi kedalam dua macam berdasarkan wujudnya, yaitu: a. Kebudayaan material lahir, yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan. Misalnya: rumah, senjata, alat-alat, mesin, pakaian, benda-benda hasil teknologi, dan sebagainya. b. Kebudayaan immaterial batin, yaitu wujud budaya yang tidak berupa benda-benda konkret yang merupakan hasil cipta dan rasa manusia. Misalnya: adat istiadat, bahasa, dan ilmu pengetahuan, baik yang berwujud teori murni maupun telah disusun untuk diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Koentjaraningrat 2009: 165 mengatakan unsur-unsur kebudayaan ada tujuh macam, yaitu: a. Bahasa, yaitu sistem perkembangan manusia secara lisan maupun tertulis yang digunakan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya. b. Sistem pengetahuan, yaitu pemahaman suatu suku bangsa mengenai suatu hal. Misalnya: setiap bangsa tentu memiliki pengetahuan mengenai alam sekitar, flora, fauna, tingkah laku manusia, benda di lingkungannya, serta ruang dan waktu. 37 c. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial, yaitu adat istiadat dan aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan tempat tinggal dan bergaul bangsa di kehidupan sehari-hari. d. Sistem peralatan hidup dan teknologi, yaitu cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsa. e. Sistem mata pencaharian hidup, yaitu sistem produksi lokal termasuk sumber daya alam hingga pembangunannya. f. Sistem religi, yaitu menyangkut hal-hal yang dipercaya dan dijadikan sebagai pedoman hidup. g. Kesenian, yaitu segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan dalam kebudayaan bangsa.

D. Pendidikan Berbasis Budaya 1. Landasan Hukum Pendidikan Berbasis Budaya

Tilaar 2000: 85 mengatakan keterkaitan antara pendidikan dan kebudayaan sangat erat, maka diperlukan program-program khusus yang harus dilakukan bukan saja untuk menunjukkan bahwa pendidikan nasional berdasar kebudayaan nasional, tetapi kebudayaan nasional perlu diwujudkan atau dikembangkan melalui pendidikan nasional. Lembaga pendidikan dapat mengenalkan dan mengembangkan unsur kebudayaan lokal melalui program pendidikan berbasis budaya. 38 Implementasi pendidikan berbasis budaya dapat berjalan dengan baik, apabila terdapat partisipasi antara masyarakat dengan pemerintah mulai dari merencanakan, melaksanakan, menjaga, dan mengembangkan aktivitas pendidikan dengan didasari kebudayaan. Pelaksanaan pendidikan berbasis budaya secara hukum diatur pada sistem pendidikan nasional. Beberapa landasan hukum yang mengatur sistem pendidikan nasional pada program pendidikan berbasis budaya adalah sebagai berikut: a. Pancasila b. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 UUD 1945 pada alenia ke-empat terdapat tujuan dari negara Indonesia yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Selain itu, lebih dipertegas pada pasal 32 ayat 1 berbunyi “negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan sistem pendidikan nasional pemerintah menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya agar nilai-nilai luhur bangsa tidak mudah terkikis akibat arus globalisasi. 39 c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Selain terdapat dalam UUD 1945, landasan hukum yang berkaitan dengan pendidikan berbasis budaya terdapat pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 berbunyi “pendidikan nasional adalah pendidikan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Secara praksis landasan hukum pada pendidikan berbasis budaya juga dilandaskan dalam peraturan-peraturan antara lain sebagai berikut: a. Perda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya Peraturan daerah ini mengatur mengenai pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan berbasis budaya. Pendidikan yang diselenggarakan dalam memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkaya dengan keunggulan komparatif dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri, sehingga menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia. 40 Perda Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 2011 pada pasal 2 ayat 1 berbunyi bahwa “pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di Daerah berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya”. Sedangkan pada pasal 2 ayat 2 menerangkan nilai-nilai luhur budaya yang dimaksud pada ayat 1, terdapat 18 nilai luhur budaya antara lain meliputi: kejujuran, kerendahan hati, kedisiplinan, kesusilaan, kesopanan, kesabaran, kerjasama, toleransi, tanggungjawab, keadilan, kepedulian, percaya diri, pengendalian diri, integritas, kerja keras, ketelitian, kepemimpinan, dan ketangguhan. Satuan pendidikan harus mengupayakan terwujudnya standar mutu pendidikan sesuai dengan delapan standar nasional pendidikan. Hal tersebut juga tercantum dalam Perda provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2011 pasal 13 berbunyi bahwa “standar mutu pendidikan berbasis budaya meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Mewujudkan standar mutu pendidikan perlu dilandasi dengan nilai-nilai luhur budaya. b. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Nilai-nilai Luhur Budaya dalam Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 41 Menindaklanjuti ketentuan dalam pasal 2 ayat 3 Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai nilai-nilai luhur budaya diatur dalam Peraturan Gubernur. Nilai-nilai luhur budaya yang harus diterapkan dan dikembangkan dalam pendidikan berbasis budaya menurut peraturan gubernur terdapat 18 macam nilai. Pendidikan nilai luhur budaya dilakukan dalam rangka pendidikan sepanjang hayat bahkan dimulai sejak dalam kandungan. Penyelenggaraan pendidikan nilai luhur budaya merupakan tanggungjawab keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Menurut peraturan gubernur untuk penyelenggaraan pendidikan dasaar metode pembelajaran yang digunakan melalui pengenalan, pemahaman, dan pengembangan IPTEK, humaniora, kesenian, olahraga, dan kehidupan sosial, serta budaya yang berkembang secara seimbang dan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dari peserta didik. Pengimplementasian pendidikan berbasis budaya di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan daerah, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Pedoman pelaksanaan maupun dasar-dasarnya telah tercantum dalam beberapa undang-undang maupun peraturan daerah, itu semua 42 tinggal bagaimana cara pihak sekolah dalam mengelola dan merealisasikan pendidikan berbasis budaya sesuai dengan kondisi di setiap sekolah. Dalam peraturan ini, budaya yang dimaksud adalah budaya nasional, sedangkan untuk pengaplikasian budaya lokal dikembangkan oleh pihak sekolah karena pedoman untuk setiap daerah dalam pengaplikasian.

2. Konsep Pendidikan Berbasis Budaya