241 FU
“Sepertinya kemarin ada membuat proposal, tapi itu pengelola sendiri yang melaksanakan. Itu kadang
proposal sudah dibuat berdasar jumlah warga belajarnya. Kan kalau diatas 20 bisa diajukan ke
Dinas, kalau dibawahnya diajukan ke umum.”
Kesimpulan Sebelum vakum sempat meminta dana dari Dinas
Pendidikan melalui proposal kegiatan sebab jumlah warga belajar memenuhi standar minimal. Sumber
dana juga datang dari donatur.
B. PELAKSANAAN
1. Pemenuhan Tugas dan Kebutuhan Warga Belajar
Hasil Wawancara
SP “Pada dasarnya, kemauan warga belajar tidak bisa
dipaksakan. Kewajiban mereka adalah belajar tetapi masih sering malas.” “......Latar belakang warga
belajar di sini kebanyakan adalah masyarakat putus sekolah yang sedang bekerja dan ibu rumah
tangga.”
VG “Seminggu masuk rata-rata dua kali. Masuknya
tergantung hujannya mbak. Kalau terang ya berangkat tapi kalau hujan deras, banyak nggak
masuknya.”
RM “Warga belajar masuk tiga kali seminggu, tiap hari
Senin, Rabu, Jum’at. Yang hadir tiap Paket di satu pertemuan kadang dua kadang tiga anak.”
SB “……Sebenarnya
dorongan keluarga
juga menentukan, kalau keluarga mendukung ya dia bisa
rajin, kalau tidak ya kurang. Kita tidak bisa terlalu memaksa warga belajar untuk rajin karena semua
itu tergantung minat dari warga belajar sendiri. Faktor X seperti itu yang sering mempengaruhi.
Padahal dari dinas kota sudah diarahkan untuk menempuh pendidikan di sini.…..” “.….Motivasi
warga belajar ada yang melanjutkan pendidikan, tapi ada juga bapakibu bertujuan untuk tunjangan
jabatan, tunjangan pensiun, dan sebagainya. Motivasi diluar melanjutkan malah lebih rajin
karena ada motiv tanda petiknya sehingga sangat membutuhkan ijazah paket.” “Kebanyakan warga
belajar bekerja, makanya hanya beberapa yang ikut sampai akhir, beberapa ada yang berhenti di tengah
242 semester. Yang berhenti di tengah semester tidak
bisa ikut UN, bukan masalah minimal hadir tetapi kehadiran saat ujian, misal ikut saat UTS, UKK,
dan UN itu sendiri. Kehadiran sebenarnya memang diperhitungkan tetapi praktek di lapangan tidak bisa
terlalu
diterapkan karena
ini pendidikan
nonformal.” “Rombel bukan ditentukan oleh pengelola tetapi sesuai ijazah, misal mbaknya dulu
ijazah SMP jadi masuk sini bisa ambil Paket C kelas 10. Misal berhenti di tengah, Kelas 10 mau
lanjut kelas 11 bisa asal ada raport terakhir kelas 10. Jadi, bisa masuk disini di Paket C kelas 11.”
BB “Warga belajar ada yang tertib, ada yang semangat,
tapi kebanyakan kurang. Alasannya kurang tertarik, kadang hanya datang pas ujian saja, hari-hari biasa
tidak pernah mengikuti. Tapi walau begitu tetap dianggap warga belajar.” “Masuknya kelas 7, 8,
9, dan seterusnya itu ditentukan sama pengelola.”
Kesimpulan Pembagian Rombongan Belajar Rombel di PKBM
Rangsang Imo Joyo tidak memperhatikan usia maupun jenis kelamin melainkan berdasar pada
ijazah terakhir atau raport terakhir dari warga belajar. Total warga belajar yang terdaftar pada
tahun ajaran 20152016 seluruhnya empat belas orang. Jumlah warga belajar yang terdaftar di Paket
B saat ini adalah enam orang dan di Paket C adalah delapan orang. Pengelola memenuhi kebutuhan
belajar warga belajar dengan menyiapkan materi beserta sarpras yang dibutuhkan, namun warga
belajar belum melaksanakan tugasnya secara optimal karena kedisiplinan warga belajar sangat
kurang.
2. Kualifikasi serta Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Pengelola