Pelaksanaan Pembelajaran Akademik Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

245 tetapi kita jarang membuat. Kita jalan aja sesuai ancer-ancer dari Dinas. Kita juga mengacu pada buku pelajaran atau materi di sekolah formal.” BB “Kebanyakan tutor adalah guru sekolah formal. Tutor disini kayaknya tidak semua sesuai backgroundnya, ada beberapa yang bukan dari pendidikan. Tetapi mayoritas sudah minimal S1, hanya satu yang belum karena dia masih menyelesaikan pendidikan S1 nya tetapi sudah bersedia menjadi tutor disini. Masalah tentang tutor adalah sering gonta-ganti. Sistemnya kaya freelance atau parttime, nggak lama lalu pindah.” Kesimpulan Mayoritas tutor sudah S1 namun kedisiplinan dalam jadwal mengajar kurang optimal. Proses pembuatan RPP dan silabus juga menjadi salah satu tanggungjawab tutor, namun pelaksanaannya tidak optimal. Jadwal mengajar tutor satu mata pelajaran terjadi setiap hari dengan tingkatan kelas yang berbeda-beda tetapi kehadiran tutor sering tidak tepat waktu dan jadwal mengajar kadang meleset dari jadwal pelajaran yang sudah disiapkan oleh pengelola.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Akademik

Hasil Wawancara FU “Pembelajaran enak langsung belajar melalui soal. Pembahasan tentang RPP sendiri mungkin sudah ada, tapi bukan untuk dibahas terus, tidak. Yang penting manut SKL.” BB “…...Tutor belum membuat RPP, tapi kemarin ditawarin RPP dibuatkan oleh pengelola. Walau begitu tiap tutor punya target materi minimal yang harus dikuasai warga belajar untuk persiapan Ujian.” “Pertemuan per mata pelajaran kadang masing-masing setengah jam. Tapi fleksibel misal hanya ada dua tutor yang hadir maka waktu per mapel lebih lama.” VG ”Pelajaran dimulai habis ‘Ashar dan biasanya sampai setengah enam, mau Maghrib itu. Ada jadwal pelajaran buat tiap pertemuan, tapi nggak pasti sesuai jadwal. Kadang tergantung tutor yang hadir, tapi tutor juga jarang nggak hadirnya.” 246 RM “Masuknya, kalau nggak molor ya nggak sampai dua jam. Kalau tutor telat bisa mulai setengah lima sampai maghrib. Satu pertemuan bisa satu atau dua pelajaran, tergantung tutor yang datang.” SB “…...Minimal 30 menit per mapel. Satu kali pertemuan ada 2-3 mapel. Karena seminggu Cuma 3 kali pertemuan, jadi diharapkan sekali pertemuan ada paling tidak 3 mapel…...” Kesimpulan Satu minggu tiga kali pertemuan antara setelah Ashar sampai menjelang Maghrib. Jumlah mata pelajaran hari itu sesuai dengan kehadiran tutor namun rata-rata dua sampai tiga mata pelajaran. Pembelajaran dilakukan di kelas dengan materi disampaikan melalui penyelesaian soal.

5. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

Hasil Wawancara VG “Buku seringnya bawa sendiri atau dipinjemin dari kecamatan. Tapi jarang pakai juga, seringnya materi langsung diberikan oleh tutor.” “Kalau ada materi apa gitu difotocopiin sama tutornya” SB “Buku difasilitasi dari Dinas. Untuk materi ya itu masing-masing tutor yang mengatur. Untuk soal- soal kita dektekan untuk selanjutnya dikerjakan warga belajar.” DL “Untuk masalah modul, kelurahan tidak membantu banyak, itu Pak Patmo sendiri yang mengkomunikasikan langsung pada Dinas Pendidikan Kota, tidak melalui kami.” FU “Misal ada 6 kelas masuk semua, saya tidak memakai enam kelas juga, saya hanya memakai satu dua kelas kemudian saya bagikan materi atau soal, biar saya juga tidak bolak-balik.” SP “Materi dan sarana pembelajaran, kita hanya menunjukkan softfile nya saja….” “Pengelola juga menyedikan sarana prasarana seperti ruang kelas yakni di sini, di SMK Pembangunan untuk paket B dan C. Tutor dan warga belajar melaksanakan proses belajar mengajar di sini juga. Peminjaman lokasi ini tidak menggunakan biaya, saya hanya kenal dengan pemilik gedung dan perjanjian sebatas kekeluargaan saja.” 247 Kesimpulan Sarana prasarana di lembaga ini dari segi data misalnya susunan materi pelajaran. Selain itu, ada pula sarpras dari segi bentuk barang yang menyangkut gedung pembelajaran, ruang kelas dan perangkat pendukung penyampaian materi pelajaran seperti meja, kursi dan papan tulis. Peminjaman sarpras tidak dipungut biaya.

6. Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan