3. Deskripsi Lukisan “Wahyu Mintaraga”
gambar XIV. Visualisasi lukisan berjudul “ Wahyu Mintaraga”
Lukisan berjudul “Wahyu Mintaraga” ini di kerjakan dengan menggunakan media cat minyak pada kanvas vertical berukuran 100cm x 130cm.
Lukisan ini menggunakan komposisi asimetris terlihat antara bidang sebelah kiri dan kanan tidak sama, namun jika dilihat kucuran cat yang berada di bawah objek
Bhatara Guru mengimbangi ruang sebelah kanan inilah usaha yang di buat penulis untuk membuat lukisan ini terlihat seimbang Balance. Pada bidang
bagian kanan terdapat objek tokoh-tokoh pandawa bila diurutkan dari atas ke bawah adalah Sadewa, Nakula, Bratasena, Arjuna, Prabu Baladewa, Puntadewa,
dan Prabu Kresna. Sementara pada bidang bagian kiri terdapat objek wayang Bathara Guru sebagai Center of Interest.
Penyederhanaan background di terapkan dalam lukisan ini dengan warna abu-abu muda yang mendasari lukisan ini. Warna dasar abu-abu ini memberikan
kesan kontemporer pada lukisan ini. Disamping itu warna netral ini juga berfungsi sebagai warna yang dapat mengangkat objek utama yang digarap
menggunakan warna-warna yang tegas. Garis outline dibuat menggunakan kuas kecil kangrui dengan ukuran
yang bervariasi dan penekanan-penekanan tertentu pada garis outline yang dilakukan dengan pertimbangan estetis sebagai batasan bentuk pada objek,
disamping itu garis outlen juga berperan sebagai Aksentuasi dalam lukisan ini. Warna yang digunakan dalam lukisan ini banyak menggunakan warna
coklat Ochree dan warna cream campuran antara coklat Ochree dengan putih Titanium White yang ditorehkan menggunakan pisau palet pada kanvas secara
acak sehingga memberikan kesan menyala. Warna cream banyak digunakan untuk mewarna bagian tubuh objek wayang dalam lukisan, dengan perpaduan
warna ochre muda sebagai perpaduan. Warna hitam yang digunakan pada wajah objek-objek wayang dalam lukisan ini menggunakan warna hitam Black dengan
sedikit campuran merah Scarlet. Sementara warna merah Scarlet digunakan untuk mewarna pada bagian wajah objek wayang Prabu Baladewa. Warna merah
ini juga di gunakan sebagai Aksentuasi dan berperan sebagai beberapa warna
garis outline dalam lukisan ini. Warna coklat kemerahan Burnt sienna dan kombinasi warna lain seperti merah Scarlet coklat kekuningan Ochree di
letakkan sesuai kebutuhan dan pertimbangan Estetis lainnya yang ditorehkan menggunakan pisau palet.
Tekstur dalam lukisan ini dibuat pada bagian tubuh objek wayang yang dibuat menggunakan warna-warna berbahan cat minyak yang ditorehkan dengan
menggunakan pisau palet secara berulang-ulang dan acak sesuai dengan susunan komposisi warna yang digunakan dalam lukisan ini.
Kucuran cat yang berada diantara objek wayang di buat menggunakan cat dengan komposisi pengencer lebih banyak, sehingga dapat menimbulkan efek
kucuran seperti yang terlihat pada lukisan di atas. Dilihat dari pembuatannya kucuran cat ini dipengaruhi oleh unsur Estetis yang membentuk suatu susunan
Repetisi garis dan Harmoni, dimana lukisan ini terlihat lebih menarik jika ditambahi dengan efek tersebut.
Sama dengan lukisan-lukisan lainnya, dimana setiap lukisan mempunyai unsur kesatuan Unity yang mempersatukan beberapa teknik dan efek goresan
menjadi satu karya utuh. Jika dilihat secara menyeluruh, kuning ochre menjadi warna yang paling dominan dalam lukisan ini. Sementara warna merah dipakai
sebagai warna Emphasis, atau warna yang muncul di berbagai tempat sebagai harmoni di dalam lukisan, warna ini juga mempunyai fungsi ganda. Disisi lain
warna merah yang dominan pada lukisan ini berfungsi sebagai perwujudan dari ekspresi, dan disisi lainnya lagi sebagai warna yang berfungsi untuk menyatukan
keseluruhan unsur dalam lukisan ini, yaitu sebagai pemersatu Unity.
4. Deskripsi Lukisan “Sigra Bala Kang Tumingal”