C. Bentuk Lukisan
1. Deskripsi Lukisan “Tumpesing Angkara”
gambar XII. Visualisasi lukisan berjudul “Tumpesing Angkara”
Lukisan berjudul “Tumpesing Angkara” ini menggunakan media cat minyak pada kanvas vertikal berukuran 80cm x 100cm. Komposisi yang
digunakan dalam lukisan ini adalah komposisi simetris. Komposisi ini memiliki kesan tenang dan formal, bidang-bidang dalam lukisan nampak diatur tata
letaknya untuk menghasilkan hasil yang menarik dan seimbang. Pada bidang
bagian atas nampak objek-objek wayang yang dikategorikan dalam klasifikasi tokoh baik. Tampak di sisi paling kiri adalah Bratasena sebutan R.Werkudara
saat muda, pada bagian tengah adalah R.Arjuna dan disebelah kanannya adalah R.Gatotkaca. Sementara pada bidang bagian bawah terdapat wayang yang
diklasifikasikan sebagai tokoh antagonis. Yaitu pada sisi kiri adalah sosok raja kala atau biasa disebut dengan sebutan Bethara Kala, pada bagian tengah adalah
gambaran kala sebagai anak buah dari Bethara Kala, dan sebelah kanan adalah gambaran dari manusia setengah kala. Nampak pada kedua bidang penggambaran
objek wayang dibuat dengan proporsi yang hampir sama besarnya. Pembagian bidang menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian
bawah yang mana pada masing-masing bidang terdapat beberapa objek wayang dengan ruang hampa berwarna abu-abu muda berada di tengah yang ditambahi
kucuran cat berwarna merah seperti penghubung antara kedua bidang. Hal ini dibuat berdasarkan komposisi simetris yang tak lain bertujuan untuk mengolah
keseluruhan bidang kanvas mencapai keseimbangan Balance. Penyederhanaan pada background diterapkan pada lukisan ini, yaitu
dengan cara memberikan warna background dengan warna polos yaitu dengan warna abu-abu muda. Hal ini bertujuan untuk membuat kontras dan menguatkan
objek utama sebagai bagian yang ditonjolkan dalam lukisan. Garis outline dibuat menggunakan kuas kecil kangrui ukuran 0,5 dengan
penekanan-penekanan tertentu yang dilakukan dengan pertimbangan estetis sebagai aksentuasi.
Warna yang digunakan dalam objek lukisan ini adalah warna-warna primer dan juga warna tambahan lain sebagai Aksentuasi dan Harmoni. Warna
Netral disini diletakkan pada bagian Background dengan menggunakan warna abu-abu muda yaitu perpaduan dari warna putih Titanium White dengan sedikit
warna hitam Black. Warna merah pada objek lukisan menggunakan warna Scarlet dan kombinasi coklat kemerahan Burnt sienna, warna merah scarlet
dan warna burnt sienna ini dimunculkan lagi dalam kucuran cat yang turun kebawah dari objek wayang bagian atas untuk membuat repetisi garis dan
harmoni yang dihasilkan dari efek kucuran cat tersebut. Warna gelap yang ditimbulkan dalam lukisan ini menggunakan perpaduan warna hitam dan coklat
tua Burnt umber yang memberikan warna gelap diantara objek-objek wayang dalam lukisan ini sehingga objek utama terlihat menonjol. Warna coklat Ochree
dan kuning Lemon yellow ditorehkan menggunakan pisau palet dengan goresan yang menyala-nyala di gunakan sebagai penekanan Aksentuasi pada lukisan ini.
Warna putih Titanium white dengan dicampur sedikit warna coklat digunakan untuk mewarna gigi pada objek lukisan raksasa pada bagian bawah.
Tekstur dalam lukisan ini dibuat menggunakan warna-warna berbahan cat minyak yang ditorehkan dengan menggunakan pisau palet secara berulang-
ulang dan acak sesuai dengan susunan komposisi warna dalam lukisan. Warna merah yang menjadi dominan di dalam lukisan ini di letakkan
secara merata dan seimbang pada seluruh bidang. Hal ini bertujuan menyatukan beberapa unsur-unsur pendukung lain seperti garis, bidang, tekstur, menjadi satu
kesatuan yang terangkum dalam lukisan Unity.
2. Deskripsi Lukisan “Goro-goro, geger gara-garane guru”