2. Deskripsi Lukisan “Goro-goro, geger gara-garane guru”
gambar XIII. Visualisasi lukisan berjudul “Goro-goro, geger gara- garane guru”
Lukisan Berjudul “Goro-goro, geger gara-garane guru” ini dikerjakan
dengan menggunakan media cat minyak pada kanvas vertical berukuran 100cm x 150cm. Komposisi yang digunakan dalam lukisan ini adalah komposisi simetris.
Komposisi ini memiliki kesan tenang dan formal, bidang-bidang dalam lukisan nampak diatur tata letaknya untuk menghasilkan hasil yang menarik dan
seimbang. Lukisan ini menggunakan gaya klasik dimana bidang kanvas terlihat penuh dengan objek utama dan objek-objek pendukung. Bidang dalam lukisan ini
Nampak penuh dengan berbagai macam objek wayang kulit, dimana terlihat pada bagian tengah-tengah bidang terdapat objek binatang celeng sebagai Center of
Interest pada lukisan ini. Di atas objek binatang celeng adalah tokoh Bathara Guru dan di sebelah kiri kanannya adalah Bathara Narada dan Bathara Bayu.
Sementara pada bidang bagian kiri bawah objek binatang celeng terdapat objek Dewa Ganesha, disebelah kanan bawah adalah objek Kala berwarna hitam dan
berambut merah yang merupakan Tiwikrama dari Bathara Wisnu, di sebelah kanannya lagi adalah sosok dari Bathara Yamadipati dan objek-objek lain yang
berada di atas dan bawahnya merupakan objek pendukung yang juga merupakan gambaran dari dewa-dewa lainnya sebagai Background.
Garis outline dibuat menggunakan kuas kecil kangrui ukuran 0,5 dengan penekanan-penekanan tertentu yang dilakukan dengan pertimbangan estetis
sebagai aksentuasi. Warna yang digunakan dalam lukisan ini cenderung banyak
menggunakan warna merah Scarlet dan kuning kecoklatan Ochree, warna ini juga berperan sebagai aksentuasi ketika ditorehkan menggunakan pisau palet
secara menyala-nyala. Di dalam lukisan ini juga terdapat warna-warna lain sebagai pendukung. Seperti warna ungu campuran dari merah Scarlet dan biru
Blue marine dan warna merah muda, campuran dari warna merah Scarlet dengan putih Zinc white seperti pada objek binatang celeng yang ada di tengah
dan pada wajah Bhatara Narada, warna merah muda ini dibuat untuk
memunculkan objek binatang celeng sebagai Center of Interest. Warna pada background lebih condong dengan warna-warna gelap guna memunculkan
kontras yang mendorong objek di depannya agar terlihat lebih menonjol, warna yang digunakan adalah campuran coklat tua Burnt umber dan hitam black
dengan kilatan pisau palet warna coklat Ochree, coklat kemerahan Burnt sienna, dan merahScarlet. Warna putih yang digunakan untuk mewarna gigi
objek dalam lukisan menggunakan warna putih Titanium White. Warna kuning yang digunakan untuk mewarna gading Dewa Ganesha menggunakan warna
Lemon Yellow di padukan dengan warna putih Titanium White campuran kedua warna yang mempunyai tones berdekatan ini di terapkan untuk membuat
Harmoni di dalam lukisan. Tekstur dalam lukisan ini dibuat menggunakan warna-warna berbahan
cat minyak yang ditorehkan dengan menggunakan pisau palet secara berulang- ulang dan acak sesuai dengan susunan komposisi warna dalam lukisan sehingga
membentuk suatu permukaan bidang kanvas yang tidak rata. Sama dengan lukisan-lukisan lainnya yang dibuat oleh penulis, dimana
warna merah dipakai sebagai warna yang paling dominan dan warna ini juga mempunyai fungsi ganda. Disisi lain warna merah yang dominan pada lukisan ini
berfungsi sebagai perwujudan dari ekspresi, dan disisi lainnya lagi sebagai warna yang berfungsi untuk menyatukan keseluruhan unsur dalam lukisan ini,
yaitu sebagai Unity.
3. Deskripsi Lukisan “Wahyu Mintaraga”