89
E. Deskripsi Peranan Masyarakat
1. Deskripsi Daerah
Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau tepatnya berlokasi di dua Kecamatan yaitu Kecamatan
Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Untuk mencapai lokasi tersebut dapat ditempuh melalui jalan darat dengan kondisi jalan yang beraspal, ke arah Timur ±
18 Km dari pusat kota Wonosari ke Ponjong. Daerah Irigasi Simo terletak pada posisi 07
66
1
39
11
LS dan 110 41
1
4
11
BT dengan ketinggian rata-rata ± 180 m di atas permukaan laut. Luas areal oncoran ± 1.276,21 Ha, sumber air yang
digunakan berasal dari sungai Beton dengan Intake Kiri. Daerah Irigasi DI Simo merupakan Daerah Irigasi Teknis yang dikelola
oleh pengamat pengairan Ponjong, Cabang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul. Daerah Irigasi Teknis adalah irigasi dengan struktur saluran yang
permanen, dari pintu kontrol, alat pengukur sampai unit tersier dan debitnya dapat diatur serta diukur.
Sistem irigasi yang ada pada DI Simo terdiri dari Bangunan Utama, Bangunan Air, Saluran Pembawa, Saluran Pembuang dan Petak Tersier.
Bangunan Utama pada Jaringan Irigasi Simo berupa bendung permanen yang terbuat dari pasangan batu kali. Bendung ini bernama Bendung Simo dan terletak
di Sungai beton dengan lebar mercu bendung 17,50 meter dan mempunyai pintu pengambilan 1 satu buah, yaitu ke arah Saluran Induk Simo. Bangunan ukur
bendung dari jenis Cippoleti yang masih berfungsi dengan baik. Lebar pintu pengambilan 1,8 meter dan lebar pintu pembilas 1,5 meter.
90
Bangunan Air pada Jaringan Irigasi Simo terdiri dari bangunan sadap, corongan, penguras, terjunan, talang silang, avour masuk, gorong-gorong dan
jembatan. Jumlah Total seluruh bangunan air pada DI Simo adalah 299 buah bangunan.
Saluran Pembawa Jaringan Irigasi Simo mempunyai 1satu saluran induk dan 6 enam saluran sekunder, dengan 80 dari panjang saluran merupakan
saluran pasangan. Secara umum kondisi saluran masih cukup baik, kerusakan yang terjadi umumnya berupa kerusakan pasangan, sedimentasi akibat kurang
berfungsinya bangunan penguras dan kerusakan tanggul saluran. Secara lebih lengkap untuk mengetahui jumlah jenis bangunan, alat ukur yang digunakan, serta
luas areal petak tersier dapat dilihat pada lembar Lampiran halaman 108-115. Saluran Pembuang pada jaringan Irigasi Simo memakai saluran pembuang
alam yang berawal dari petak tersier ke lembah terus ke pembuang alam berupa sungai. Selama ini pada Jaringan Irigasi Simo tidak ada permasalahan mengenai
sistem pembuangannya, dalam arti tidak pernah terjadi genangan atau banjir karena sistem pembuang alam yang ada kapasitasnya sangat mencukupi. Sungai
yang berfungsi sebagai pembuang alam adalah Kali Beton, Kali Munggi, Kali Jetis.
Pola tanam Daerah Irigasi Simo mengikuti pola tanam yang ada yaitu Padi – Padi – Polowijo yang terbagi dalam empat golongan. Golongan A dimulai awal
bulan Desember sedangkan Golongan B, C, dan D bergeser 2 dua minggu dari awal mulai tanam golongan sebelumnya. Luas areal untuk masing-masing
golongan ditetapkan sebagai berikut :
91
a. Golongan A = 224,23 Ha
b. Golongan B = 344,98 Ha
c. Golongan C = 293,48 Ha
d. Golongan D = 413,52 Ha
Untuk mengetahui pembagian pola tanam, lebih jelasnya dapat dilihat pada Lembar lampiran halaman 116.
2. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian