44
Pengukur Debit yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :
38
28 53
48 Tinggi
Se dang Kurang
Re ndah
Gambar 21. Diagram Pie Kategori Tingkat Bangunan Pengukur Debit
g. Pengoperasian Jaringan Irigasi
Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 56,60, Median = 56,57, Modus = 57, Simpangan Baku SD =13,72, Nilai Minimum = 30 dan
Nilai Maksimum = 80. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 108.
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi
No Kelas Interval
Frekuensi Persentase
1 29,5-40,5
21 12,57
2 40,5-51,5
33 19,76
3 51,5-62,5
64 38,32
4 62,5-73,5
26 15,57
5 73,5-84,5
23 13,77
Jumlah 167
100 Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Pengoperasian Jaringan
Irigasi dapat disajikan pada grafik histogram berikut ini:
45
21 33
64
26 33
10 20
30 40
50 60
70
F re
k u
e n
s i
Klas Interval
29,5 40,5 51,5 62,5 73,5 84,5
Gambar 22. Histogram Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi
Pada variabel Pengoperasian Jaringan Irigasi diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 80 dan skor terendah ideal sebesar 20. Mean ideal yang diperoleh
adalah 50 dan Standar Deviasi Ideal adalah 10. Dengan demikian skor Pengoperasian Jaringan Irigasi dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 33. Penggolongan Skor Pengoperasian Jaringan Irigasi Kelas Interval
Kategori 65
Ke atas Tinggi
50 -
65 Sedang
35 -
50 Kurang
Di bawah 35
Rendah Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel
Pengoperasian Jaringan Irigasi dari 167 responden cenderung sedang. Menurut ketentuan yang ditetapkan, data tingkat pengoperasian jaringan irigasi
dikategorikan seperti pada tabel berikut ini :
46
Tabel 34. Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi
Kelas Interval Kategori
N Persentase
65 keatas
Tinggi 48
28,7 50
- 65
Sedang 72
43,1 35
- 50
Kurang 39
23,4 Dibawah
35 Rendah
8 4,8
Jumlah 167
100,00 Tabel 34 di atas menunjukan bahwa dari 167 responden, 48 28,7
responden tergolong memiliki tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi yang tinggi, 72 43,1 responden tergolong sedang, 39 23,4 responden tergolong kurang,
dan 8 4,8 responden tergolong memiliki tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :
48
72 39
8 Tinggi
Se dang Kurang
Re ndah
Gambar 23. Diagram Pie Kategori Tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi
47
B. Deskripsi Tata cara Pemeliharaan
1. Deskripsi Daerah a.
Letak Daerah
Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau tepatnya pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan
Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Daerah Irigasi Simo terletak pada posisi 07
66
1
39
11
LS dan 110 41
1
4
11
BT dengan ketinggian rata-rata ±
180 m di atas permukaan laut. Luas areal oncoran 967 Ha, dengan sumber air dari sungai Beton
dengan Intake Kiri.
b. Luas Daerah
Luas areal D.I Simo berdasarkan data dari skema jaringan seluas 967,00 Ha Dinas Pengairan Gunungkidul 2000
c. Batas Wilayah
Berdasarkan batas administrasi, batas wilayah D.I Simo terhadap wilayah lain adalah sebagai berikut :
1. Batas utara berbatasan dengan Desa Umbulrejo , Kecamatan Ponjong.
2. Batas timur berbatasan dengan Desa Sumbergiri , Kecamatan Ponjong.
3. Batas selatan berbatasan dengan Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong.
4. Batas
barat berbatasan
dengan Desa
Karangmojo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
d. Kondisi Hidrologis
Sungai yang dipakai untuk memenuhi keperluan irigasi adalah Sungai Umbulrejo melalui Bendung Simo. Untuk lebih jelas kondisi bedung Simo
dengan aliran irigasinya pada gambar sebagai berikut :