67
Pada variabel pemeliharaan jaringan irigasi diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 96 dan skor terendah ideal sebesar 24. Mean ideal yang diperoleh adalah
60 dan standar deviasi ideal adalah 12. Dengan demikian skor pemeliharaan jaringan irigasi dapat digolongkan seperti pada Tabel 14 sebagai berikut :
Tabel 14. Kategori tingkat pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi Norma
Kelas Interval Kategori
N Persentase
Mi + 1,5 Sdi Mi sampai Mi + 1,5 Sdi
Mi – 1,5 Sdi sampai Mi Mi – 1,5 Sdi
78 60 – 78
42 – 60 42
Baik Cukup baik
Kurang baik Tidak baik
60 69
31
6 36,1
41,6 18,7
3,6 Jumlah
166 100
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 60 petani 36,1 tergolong memiliki tingkat pemeliharaan jaringan irigasi yang baik, 69 41,6
petani tergolong cukup baik, 31 18,7 petani tergolong kurang baik dan
sebanyak 6 petani atau 3,6 tergolong tidak baik.
3.
Kegiatan Pengamatan
Dalam melakukan pengamatan terhadap jaringan irigasi, observasi hanya dilakukan terhadap bangunan utama dan bangunan pelengkap.
a. Bangunan Utama Untuk observasi pada bangunan utama di bagi menjadi :
1. Bangunan Bendung 2. Bangunan Pengambilan
3. Bangunan Penguras 4. Bangunan Ukur jenis Cippolleti
5. Bangunan Bagi dan Pintu Air
68
Observasi penilaian terhadap bangunan utama dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
1. Bangunan utama dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan sesuai
dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan, terawat dan masih berfungsi maka diberi skor 1.
2. Bangunan utama dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan-
perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan, tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0.
1. Bangunan Bendung
Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan bendung yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat
dilihat dalam tabel 15. berikut ini : Tabel 15. Observasi Terhadap Bendung
No Kriteria
jumlah Layak
Tidak layak
Layak Tidak layak
1 Badan bendung
1 100
2 Hulu bendung
1 100
3 Pas. Penahan tanggul
1 100
4 Koperan sayap
1 100
5 Kolam olak
1 100
6
Peil scala
1 100
7 Papan nama bendungan
1 100
8 Rumah jaga
1 100
9 Kebersihan terhadap sampah
1 100
Rerata 88,9
11,1
69
2. Bangunan Pengambilan Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan pengambilan pada bendung
yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil observasi dapat dilihat dalam Tabel 16. berikut ini :
Tabel 16. Observasi Terhadap Bangunan Pengambilan No
Kriteria Jumlah
Layak Tidak
Layak Layak Tidak
Layak 1
Daun pintu sadap 1
100 2
Batang pengangkat pintu 1
100 3
Drat stang 1
100 4
Sponing pintu 1
100 5
Kebersihan terhadap sampah 1
100 6
Roda gigi 1
100 Rerata
83,3 16,7
3. Bangunan Penguras Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan penguras pada bendung yang
ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil observasi dapat dilihat dalam Tabel 17. berikut ini
Tabel 17. Observasi Terhadap Bangunan Penguras No
Kriteria Jumlah
Layak Tidak
layak Layak
Tidak Layak
1 Pintu pembilas
1 100
2 Batang pengangkat pintu
1 100
3 Drat stang
1 100
4 Sponing pintu
1 100
5 Kebersihan terhadap sampah
1 100
6 Roda gigi
1 100
Rerata 83,3
16,7
70
4. Bangunan Ukur Jenis Cippolleti Observasi dilakukan terhadap 2 bangunan ukur yang ada di wilayah
penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil observasi dapat dilihat ddalam Tabel 18. berikut ini :
Tabel 18. Observasi Terhadap Bangunan Ukur
No Kriteria
Bang Ukur
Jumlah 1
2 Layak Tidak
layak Layak Tidak
layak 1 Pas. Betonbatu kali
1 1
2 100
2 Plesteran
1 1
1 50
50 3
Peil Scala 1
1 2
100 4
Kebersihan terhadap sampah 1
1 1
50 50
Rerata 50
50
5. Bangunan Bagi dan Pintu Air Observasi dilakukan terhadap 7 bangunan bagi dan pintu air yang ada di
wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat dilihat dalam Tabel 19. berikut ini :
Tabel 19. Observasi Terhadap Bangunan Bagi dan Pintu Air No
Kriteria Bagi dan Pintu
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L T
L Layak Tidak
Layak 1 Pas. Batu kalibeton
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 100
2 Plesteran
1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0 100
3 Daun pintu air
1 0 1 0 0 1 1 1 1 5 4 55.6
44,4 4 Drat Stang
1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 88,9
11,1 5
Batang ulir pintu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1
88,9 11,1
6 Sponing pintu
1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 2 77,8
22,2 7
Kebersihan terhadap
sampah 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5 4
55,6 44,4
Rerata 80,9
19,1
71
B. Bangunan Pelengkap Untuk observasi pada bangunan lengkap di bagi menjadi :
1. Bangunan Terjun 2. Bangunan Gorong-Gorong
3. Bangunan Talang Observasi penilaian terhadap bangunan pelengkap dilakukan dalam 2
tingkatan yaitu : 1.
Bangunan pelengkap dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan sesuai dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan,
terawat dan masih berfungsi maka diberi skor 1. 2.
Bangunan pelengkap dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan- perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan,
tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0. 1. Bangunan Terjun
Observasi dilakukan terhadap 4 bangunan terjun yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat
dilihat dalam Tabel 20. berikut ini : Tabel 20. Observasi Terhadap Bangunan Terjun
No Kriteria
Terjunan jumlah
1 2 3 4
Layak Tidak layak
Layak Tida k
laya k
1 Pas. Batu kalibeton 1 1 1
1 4
100 2
Plesteran 1 1 1
1 4
100 3
Koperan sayap 1 1 0
2 2
50 50
4 Dasar hulu 1 1 0
1 3
1 75
25 5
Dasar hilir 1 0 0
1 3
25 75
72
6 Kebersihan
terhadap sampah
1 0 0 1
2 2
50 50
Rerata 66,7
27,8 2. Bangunan Gorong-Gorong
Observasi dilakukan terhadap 3 bangunan gorong-gorong yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi
dapat dilihat dalam Tabel 21 berikut ini : Tabel 21. Observasi Terhadap Bangunan Gorong-Gorong
No Kriteria
Gorong- Gorong
Jumlah 1
2 3
Layak Tidak layak
Layak Tidak layak
1 Pas. Betonbatu kali 1
1 1
3 100
2 Sayap gantung
1 1
1 2
1 66,6
33,4 3
Boks Inlet 1
1 1
3 100
4 Kebersihan
terhadap sampah
1 1
2 33,4
66,6 Rerata
75 75
3. Bangunan Talang
Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan talang yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat
dilihat dalam Tabel 22 berikut ini : Tabel 22. Observasi Terhadap Bangunan Talang Air
No Kriteria
Jumlah Layak
Tidak layak
Layak Tidak layak
1 Lantai talang 1
100 2
Plesteran 1
100 3
Sayap talang 1
100 4
Kebersihan terhadap
sampah 1
100 Rerata
75 25
73
D. Deskripsi Sistem Jaringan
1. Obyek Penelitian
Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya, dinamakan populasi. Sedangkan sebagian yang diambil dari populasi
disebut sampel. Untuk mengambil sampel memerlukan beberapa tahapan yaitu populasi
yang berjumlah 13 unit P3A diambil dengan metode acak sederhana dengan mengundi tiap-tiap lokasi hulu, tengah dan hilir.
Dari pengundian itu didapatkan nama P3A yang mewakili hulu yaitu Sido Makmur dengan jumlah anggota ∑ L 93 orang petani, tengah diwakili oleh
Ngudi Makmur dengan jumlah anggota ∑ L 76 orang petani, dan hilir diwakili oleh Tirto Raharjo yang berjumlah ∑ L 120 orang anggota petani jadi jumlah
total populasi N 289 orang petani. Dengan taraf kepercayaan sebesar 95 dan tingkat presisi 5, diperoleh d = 0,05 serta Z = 1,96. Dari populasi sebesar 289
maka sampel yang didapatkan adalah :
289 1,96
2
0,25 n =
[0,05
2
289 - 1] – [ 1,96
2
0,25] n = 165, 2 dibulatkan menjadi 166 sampel
Untuk mendapatkan sampel pada masing-masing lokasi digunakan cara yaitu membagi jumlah anggota dalam satu lokasi ∑ L dengan jumlah total