Prinsip-Prinsip Belajar Masalah–Masalah Belajar Siswa

40 rangkaian gerakkan, kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani mental. c Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh. d Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan- gerakan tanpa contoh. e Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat. f Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. g Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Proses ini merupakan suatu kegiatan yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya akan dapat secara terus menerus mengembangkan kemampuan atau ketrampilan motoriknya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan motorik yang lebih tinggi melalui proses belajar atau latihan yang dilakukan.

2.3.7. Prinsip-Prinsip Belajar

Pada proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik 41 tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu. Indikator terjadinya perubahan kearah perkembangan pada peserta didik dapat dicermati melalui instrumen- instrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru. Seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak. Davies dalam Aunurrahman 2009:113-114, mengatakan hal-hal yang dapat dijadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu: a. Hal apapun yang dipelajari siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b. Setiap murid belajar menurut tempo sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberi penguatan. d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka akan lebih termotivasi untuk belajar, dan akan belajar mengingat lebih baik. Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. 42 Prinsip-prinsip belajar memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran.

2.3.8. Masalah–Masalah Belajar Siswa

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan guru dan siswa. Bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan siswa. Supaya aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat lebih terarah, dan guru dapat memahami persoalan-persoalan belajar yang seringkali atau pada umumnya terjadi pada kebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajaran, maka akan lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman tentang masalah-masalah belajar. Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Melalui pemahaman itu guru dapat menemukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Masalah-masalah belajar siswa dapat muncul dari dalam yang disebut internal dan luar yang disebut eksternal, yaitu: a. Masalah-masalah Internal Belajar Masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristikciri siswa, baik 43 berkenaan dengan minat, kecakan maupun pengalaman- pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, kosentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi atau ketrampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Sedangkan dalam dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkenaan dengan bahan belajar dan sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar. b. Masalah-masalah Eksternal Belajar Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor internal namun juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Pada berbagai kegiatan pembelajaran lain dapat dilihat dalam contoh yang nyata, bahwa tidak sedikit siswa yang sebelumnya diketahui memiliki hasil belajar yang relatif rendah, 44 akan tetapi karena guru mampu merencanakan kegiatan belajar yang baik, menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat, serta kondisi siswa, ternyata mampu mengubah hasil belajar siswa yang rendah menjadi baik. Karena itu dapat dipahami bahwa hasil belajar selain ditentukan oleh faktor intern, juga dipengaruhi faktor ekstern. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa antara lain faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

2.3.9. Mengenal dan Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB II

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB V

0 0 2