20
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Howard H.Hoyt
menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
Ordway Tead mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari berbagai definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok. Unsur-unsur yang ada
dalam kepemimpinan dapat disimpulkan antara lain kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku orang
lain, dan untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.2.2. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Seorang pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya
yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya hidup pemimpin akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga timbul tipe-tipe
kepemimpinan, antara lain: 1.
Tipe Karismatis Tipe pemimpin karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan bisa dipercaya.
21
2. Tipe Paternalistis
Tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain, menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa,
bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kebawahannya untuk mengambil keputusan sendiri, hampir tidak
pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, dan bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis
Tipe ini bersifat lebih banyak menggunakan sistem perintahkomando terhadap bawahannya keras sangat otoriter, menghendaki kepatuhan
mutlak dari bawahanya, tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin selalu berperan
sebagai pemain tunggal dalam
a one-man show
. Perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Semua
pujian dan kritikan terhadap bawahan diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat
konservatif dan kaku. 5.
Tipe
Laissez Faire
Kepemimpinan
laissez faire
pemimpin cenderung praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompok dan setiap orang berbuat
22
semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya. Pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahan sendiri. Pemimpin
laissez faire
pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian sebenarnya. Sebab bawahan
dalam situasi kerja sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, masing-masing orang bekerja semaunya
sendiri. 6.
Tipe Populistis Profesor Peter Worsley dalam bukunya
The Third World
mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan populistis ini
berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang
luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan nasionalisme.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedangkan
para pemimpin terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
Dengan kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan
sosial di tengah masyarakat.
23
8. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis
berorientasi pada
manusia, dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis terletak pada partisipasi
aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat sugesti
bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat dan kondisi yang tepat.
2.2.3. Asas dan Fungsi Kepemimpinan