10
mengajar dan gaya belajar anak didik adalah dua hal yang sangat berkaitan, saling mendukung satu sama lain, dan sangat menentukan keberhasilan suatu
proses mengajar belajar.
2.1.3. Variasi Gaya Mengajar
Dalam proses mengajar belajar variasi gaya mengajar juga sangat dibutuhkan, karena hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan dan
kejenuhan. Variasi gaya mengajar merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru. Tujuan dari variasi mengajar adalah untuk menarik dan
meningkatkan perhatian anak didik terhadap materi pengajaran, memberi kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat terhadap berbagai
hal baru, menanamkan perilaku positif anak didik dalam pembelajaran, serta memberikan kesempatan kepada anak didik untuk belajar sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuannya. Variasi gaya mengajar meliputi variasi intonasi suara, variasi gerak anggota badan, dan variasi gerak anggota
badan, dan variasi posisi guru dalam kelas. Bagi anak didik, semua variasi dilihat sebagai sesuatu yang positif, energik, bersemangat, menyenangkan,
dan semuanya memiliki hubungan yang erat terhadap pencapaian hasil belajar yang maksimal. Variasi gaya mengajar yang dilakukan guru akan membuat
suasana belajar yang dinamis, hidup, dan meningkatkan komunikasi yang baik antara guru dan anak didik. Variasi gaya mengajar juga menjadi stimulus
yang positif terhadap proses penerimaan pelajaran yang sedang berlangsung. Variasi gaya mengajar yang dimaksud adalah meliputi beberapa aspek:
11
a. Variasi suara
Variasi suara yang dimaksud adalah dalam hal intonasi, volume, nada, kecepatan, serta isi pembicaraan dan penggunaan bahasa.
b. Penekanan
Penekanan berfungsi untuk mefokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan
verbal. Penekanan tersebut dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari, memberi tanda pada
papan tulis, atau perubahan mimik wajah. c.
Pemberian waktu Untuk mendapatkan perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan
mengubah suasana menjadi sepi, hening, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian
berikutnya. Dalam ketrampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk
mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya. d.
Kontak pandang Guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya
mengarahkan pandangan ke seluruh kelas. Menatap mata anak didik dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya
kepribadian. e.
Petunjuk wajah
12
Wajah dapat menjadi petunjuk atau menjadi media komunikasi antara guru dan anak didik. Ada yang sangat sensitif pada wajah, dan
ada yang tidak Jalaluddin Rahmat. Wajah merupakan instrumen atau alat untuk menyampaikan pesan dan makna. Guru dapat
menggunakan bahasa wajah dalam proses pembelajaran untuk mengontrol, meningkatkan hubungan emosional, dan mengawasi
anak didik. f.
Gerakan anggota badan Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian
yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti
pembicaraan. Dalam “Psikologi Komunikasi” karya Jalaluddin Rahmat gerakan anggota badan bisa disebut sebagai petunjuk
kinesik. g.
Pindah posisi Perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu
menarik perhatian siswa atau anak didik, dapat juga meningkatkan kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan kebelakang,
dari sisi kiri ke sisi kanan atau posisi duduk kemudian berubah menjadi posisi berdiri.
2.1.4. Tujuan Penggunaan Variasi Mengajar