14
pandai mengambil hati anak didik dengan cara mempunyai gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis anak didik,
misalnya di sela-sela pelajaran selalu diselengi humor dengan pendekatan edukatif.
d. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar
individual.
Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung dalam proses belajar mengajar. Penguasaan metode
pelajaran yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode, tetapi lebih banyak lagi. Selain itu seorang guru harus menguasai tiga
ketrampilan, yaitu metode, media, dan pendekatan.
e. Mendorong anak didik untuk belajar.
Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar, kewajiban anak didik adalah belajar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah
interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong
anak didik untuk selalu belajar sehingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak
didik adalah motivasi intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.
2.1.5. Macam-macam gaya mengajar guru
Gaya mengajar yang perlu diterapkan guru dalam proses belajar mengajar sebaiknya bersifat variatif, inovatif, serta mudah diterima oleh
15
siswa dalam penyampaian materi pelajaran. Thoifuri 2007:83, membedakan gaya mengajar guru yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran menjadi beberapa macam, yaitu gaya mengajar: klasik, teknologis, personalisasi, dan interaksional.
a. Gaya Mengajar Klasik
Guru dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan konsepsi sebagai satu-satunya cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang
diterimanya. Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk aktif sehingga akan menghambat
perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Gaya mengajar klasik tidak sepenuhnya disalahkan manakala kondisi kelas yang
mengharuskan seorang guru berbuat demikian, yaitu kondisi kelas dimana siswanya mayoritas pasif.
b. Gaya Mengajar Teknologis
Guru yang menerapkan gaya mengajar teknologis sering menjadi bahan perbincangan yang tidak pernah selesai. Argumentasinya bahwa
setiap guru dengan gaya mengajar tersebut mempunyai watak yang berbeda-beda, yaitu kaku, keras, moderat, dan fleksibel. Gaya
mengajar teknologis ini mensyaratkan seorang guru untuk berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia. Guru mengajar dengan
memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberikan stimulan untuk mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai
16
dengan minat masing-masing, sehingga memberi banyak manfaat pada diri siswa.
c. Gaya Mengajar Personalisasi
Guru yang menerapkan gaya mengajar personalisasi menjadi salah satu kunci keberhasilan pencapaian prestasi belajar siswa. Guru
memberikan materi pelajaran tidak hanya membuat siswa lebih pandai semata-mata, melainkan agar siswa menjadikan dirinya lebih pandai.
Guru dengan gaya mengajar personalisasi ini akan selalu meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang siswa
seperti dirinya sendiri. Guru tidak dapat memaksakan siswa untuk menjadi sama dengan gurunya, karena siswa tersebut mempunyai
minat, bakat, dan kecenderungan masing-masing. d.
Gaya Mengajar Interaksional Guru profesional cenderung berpola pikir untuk menjadi guru dengan
gaya mengajar interaksional. Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai
bentuk interaksi yang dinamis. Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi
subyek pembelajaran dan tidak ada yang dianggap paling baik atau sebaliknya paling jelek.
Menurut De Porter dan Hernacki
dalam
Suparman 2009:64, gaya mengajar bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
17 a.
Visual Teaching Style
Gaya mengajar dimana seorang guru di dalam memberikan pelajaran
menggunakan gambar-gambar,
sketsa-sketsa, diagram-diagram, grafik-grafik, atau ilustrasi-ilustrasi yang
berhubungan dengan topik pembelajaran. Ciri-ciri seorang guru yang tergolong memiliki
Visual Theaching Style
adalah : 1
Mengajar dengan asosiasi visual seperti dengan menggunakan gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi, diagram-
diagram, dan sebagainya 2
Lebih suka mendemontrasikan sesuatu daripada berpidato 3
Seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai melukiskan dalam kata-kata
4 Sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan
sering meminta siswa mengulang ucapannya 5
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
6 Berbicara dengan cepat
7 Mementingkan penampilan, selalu berpenampilan rapi dan
teratur dengan jadwal
b. Auditory Teaching Style
Gaya mengajar dimana seorang guru memberikan atau menerangkan
dengan menggunakan
penjelasan secara
18
langsung sepanjang waktu mengajarnya. Ciri-ciri seorang guru yang tergolong memiliki
Auditory Teaching Style
adalah : 1
Berbicara dengan fasih 2
Menjelaskan materi dengan terperinci 3
Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
4 Lebih suka berdialog secara eksternal dan internal
5 Lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata
dengan keras daripada menuliskannya 6
Berbicara dengan pola berirama 7
Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik dan mudah terpecah konsentrasinya
c. Kninestetic Teaching Style
Gaya mengajar dimana guru menggabungkan siswa dengan kegiatan fisik seperti subyek yang siswa pelajari. Ciri-ciri
seorang guru yang tergolong memiliki
Kninestetic Teaching Style
adalah : 1
Menanggapi perhatian fisik dan banyak gerak fisik 2
Mengajar dengan praktek dan manipulasi 3
Banyak menggunakan bahasa tubuh 4
Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
5 Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
19
6 Menggunakan alat bantu penunjuk ketika membaca materi
pelajaran 7
Berbicara dengan perlahan dan lambat
2.2. Kepemimpinan 2.2.1.