Faktor-Faktor Yang Menurunkan Motivasi Belajar Peserta Didik

55 b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya ransangan dari luar individu. Misalnya dalam bidang tugas yang dilakukan guru terkait dengan minatnya dalam melakukan tugas sebagai guru. Minat tersebut timbul dari diri seorang guru untuk melakukan tugas karena berhubungan dengan manfaat yang diperolehnya dari tugas yang dilaksanakannya. Santrock 2009:204 berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik sering kali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman.

2.3.16. Faktor-Faktor Yang Menurunkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Dalam dunia pendidikan, motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa motivasi, seseorang tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran dikatakan baik jika tujuan awal, umum dan khusus tercapai. Orang dewasa yang mempunyai need to knowkebutuhan akan keingintahuan yang tinggi, mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal psikologis mereka. Motivasi belajar tentu berkaitan dengan psikologis peserta didik orang dewasa. Terkadang, motivasi belajar dapat pula terpengaruh oleh beberapa sebab, berikut dijabarkan berbagai sebabfaktor yang dapat menurunkan motivasi belajar peserta didik orang dewasa: 56 a. Kehilangan harga diri Pengaruh dari hilangnya harga diri bagi orang dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, peserta didik orang dewasa akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi tutorguru untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus diperhatikan tutorguru untuk peserta didik orang dewasa. b. Ketidaknyamanan fisik Fisik merupakan aspek fisiologispenampakan yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang peserta didik dewasa biasanya selalu memperhatikan penampilan fisiknya. Jika fisiknya tidak membuat ia nyaman, motivasi belajarnya pun akan menurun. c. Frustasi Kendala dan masalah hidup yang dihadapi oleh orang dewasa merupakan hal yang harus dijalani. Terkadang dapat diatasi, terkadang tidak. Mereka yang mengalami masalah yang tidak tertanggulangi biasanya akan cepat frustasi. Peserta didik seperti ini tentu fokus utamanya menghadapi problem hidupnya yang sedang carut-marut itu. Motivasi untuk terus belajar akan menurun sejalan dengan rasa frustasinya. Tutorguru seharusnya dapat memahami apa yang dihadapi peserta didiknya. Tutorguru harus dapat menyampingkan rasa frustasi peserta didiknya dengan menjadikan proses pembelajaran sebagai sesuatu yang menyenangkan dan refreshing. 57 d. Teguran yang tidak dimengerti Orang dewasa tidak hanya manusia yang mempunyai pemikiran dan pengalaman luas ttapi juga prasangka yang besar pula. Jika tutorguru menegur dengan tanpa ia mengerti, peserta didik orang dewasa itu pun akan merasa bingung dan berprasangka macam-macam yang pada akhirnya menjadi faktor penurun motivasi belajarnya. e. Menguji yang belum dibicarakandiajarkan Tutorguru yang tidak memahami peserta didiknya dan mempunyai jam terbang rendah, nampaknya kesulitan dan dapat saja ia lupa atau sengaja untuk menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya karena berbagai sebab. Peserta didik orang dewasa yang mengikuti pembelajarannya akan tidak dapat menjawab atau menjawab dengan kurang tepat sehingga mereka merasa kesal atau merasa dipermainkan tutornya. Hal ini menjadi kontra produktif terhadap proses pembelajaran tersebut. f. Materi terlalu sulitmudah Materi pembelajaran dapat diukur dengan menerapkan pratest dan pengidentifikasian sasaran peserta didik. Terkadang hal ini tidak diperhatikan tutorguru sehingga materi yang diajarkan terlalu sulitmudah. Bagi peserta didik orang dewasa, mereka tentu sangat bosan dengan materi yang terlampau mudah dan sangat frustasi dengan materi yang terlampau sulit. Keduanya mempengaruhi motivasi belajar peserta didik ketingkat terendah. 58 g. Persaingan yang tidak sehat Setiap peserta didik orang dewasa mempunyai perbedaan satu sama lainya. Kadang-kadang dalam ujian ada saja yang berbuat curang. Peserta didik yang berbuat jujur merasa tidak adil kepada mereka yang mencontek dan mendapat nilai bagus sementara dirinya bersungguh- sungguh dalam belajar tetapi nilainya standar saja. Hal ini menyebabkan motivasi belajarnya menurun bahkan menjadikan proses belajar tidak lagi kondusif. h. Presentasi yang membosankan Pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian materi. Tutor harus dapat menyajikan materi yang baik. Menarik, jelas dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik orang dewasa akan cepat bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar. i. Pelatihfasilitator tidak menaruh minat Tutor dalam perannya sebagai fasilitator di kelas sangat penting untuk memperlihatkan minatnya pada materi yang diajarkan. Jika tidak, peserta didik orang dewasa akan berfikir bahwa materi tersebut tidak penting dan membosankan. Hal itu akan sangat berdampak pada penurunan motivsi belajar mereka. j. Tidak mendapatkan umpan balik Pembelajaran yang efektif harus menyertakan umpan balik pada komponen komunikasi antar individu. Peserta didik orang dewasa dan 59 tutorguru selayaknya mendapatkan umpan balik satu dan lainnya. Jika hal ini tidak terjadi, peserta dan tutorguru akan mengarah pada komunikasi searah saja. Hal ini berkebalikan dengan proses pembelajaran yang seharusnya. Peserta tidak mendapatkan apa yang ia butuhkan dan begitu juga gurututor tidak mendapatkan respon dari peserta. Penurunan motivasi belajar tentu terjadi karena hal tersebut. k. Harus belajar dengan kecepatan yang sama Pembelajaran merupakan suatu proses dimana pesrta didiknya memiliki perbedaan baik dalam hal kecepatan daya serap atau pengalaman dan kemampuan lainnya. Jika tutor memberikan pola pengajaran yang kecepatannya sama tiap-tiap peserta didik, dikhawatirkan akan terjadi kebosanan pada pesrta didik orang dewsa yang lebih cepat penyerapannya dan terjadi rasa frusrtasi yang sangat bagi peserta didik yang proses penyerapannya lambat. Kedua hal ni dapat menurunkan motivsi belajar pesrta didik orang dewasa. l. Berkelompok dengan peserta yang sama sama kurang Metode pembelajaran kelompok merupakan suatu metode stratgis untuk tutorguru agar peserta didik dapat saling mengisi dan menanggulangi masalah yang disampaikan tutorguru. Jika dalam satu kelompok anggotanya berkemampuan rendah semua, kegiatan kelompok tidak akan berjalamn baik. Proses yang diharapkan gurututor agar saling mengisi dan bertukar pendapat akan tidak berjalan dikarenakan seluruh anggorannya berkemampuan rendah. Peserta didik pun akan merasa 60 tidak mencapai progres yang baik dan tidak mencapai target. Keadaan tersebut akan menurunkan motivasi belajarnya. 2.4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian Ratna Sari, 2005 tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi Guru terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20052006 . Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Hasil analisis regesi ganda memperoleh persamaan regresi = 1,021 + 0,860X 1 + 0,593X 2 . Uji keberartian persamaan regesi secara parsial dengan uji t diperole t hitung untuk variabel motivasi sebesar 3,124 dengan probabilitas 0.000 0.05, yang berarti secara parsial, ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa sedangkan untuk variabel kemampuan berkomunikasi guru diperoleh t hitung sebesar 3,480 dengan probabilitas 0,000 0.05, yang berarti secara parsial, ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa. Uji secara simultan dengan uji F diperoleh F hitung = 25,779 dengan probabilitas 0.000 0.05, yang berarti secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh secara simultan antara kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi guru terhadap prestasi belajar adalah 67,5. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu 61 kepemimpinan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 14,62, dan pengaruh kemampuan berkomunikasi guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 17,52. b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Sutanto, 2008 tentang Hubungan Gaya Mengajar Dan Cara Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran Matematika Studi Kasus Pada SMUK. St. Augustinus Kediri Periode Tahun Ajaran 2005-2007. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan uji chi square dan contigency coefficient. Dari hasil analisi data menunjukkan ada hubungan yang kuat antara gaya mengajar guru matematika SMUK. St. Augustinus Kediri dan cara belajar siswa kelas X-XII SMUK. St. Augustinus Kediri Periode tahun ajaran 2005-2007 dalam pelajaran matematika dengan hasil belajar menurut nilai rata-rata ulangan harian dalam pelajaran matematika di SMUK. St. Augustinus Kediri. c. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ady prabowo, 2012 tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Kreativitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap Hasil Belajar Dikalangan Siswa Smk Pelita salatiga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil analisis regesi ganda memperoleh persamaan regresi Y = 56,228 + 0,183X 1 +0,136X 2 . Uji keberartian persamaan regesi secara parsial dengan uji t diperole t hitung untuk variabel kepemimpinan sebesar 3,241 dengan probabilitas 0.002 0.05, yang 62 berarti secara parsial, ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan hasil belajar siswa sedangkan untuk variabel kreativitas guru diperoleh t hitung sebesar 3,504 dengan probabilitas 0,001 0.05, yang berarti secara parsial, ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dengan hasil belajar siswa. Uji secara simultan dengan uji F diperoleh F hitung = 23,905 dengan probabilitas 0.000 0.05, yang berarti secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan kemampuan kreativitas guru dengan hasil belajar siswa. Besarnya pengaruh secara simultan antara kepemimpinan dan kreativitas guru terhadap hasil belajar adalah 45,2.

2.5. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB II

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB V

0 0 2