Surat Kepada Al Muqauqis

Munculnya sikap kasar ini dilatarbelakangi situasi tidak harmonis antara bangsa Pesia dan bangsa Arab pada saat itu. Kisra nampaknya masih jengkel dengan kejadian sebelumnya ketika terjadi insiden bersenjata di Dzu-Qar. Dalam peristiwa itu Bangsa Arab yang dengan persenjataan terbatas ternyata sanggup mengusir balatentara Persia yang memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan kuat. 55 Ditambah lagi kedua bangsa ini juga secara umum terlibat konflik keyakinan dimana bangsa Persia saat itu dipandang sebagai representasi dari penganut kepercayaan Majusi sementara bangsa Arab adalah representasi dari masyarakat Islam dan Ahlul Kitab. Secara politik memang pertentangan ini disebabkan ketidaksenangan orang Majusi Persia dan Kisra Eperwiz yang melihat kaum Muslimin lebih menunjukkan sikap memihak Romawi Byzantium dari pada Persia ketika kedua pusat kekuatan dunia itu sedang berselisih. Demi melihat sambutan Kisra yang tidak pantas itu, Rasulullah menyatakan bahwa Allah akan merobek-robek kekuasaan Kisra di Persia seperti halnya ia merobek-robek surat Rasulullah serta dikatakan pula bahwa kaum Musliminlah yang kelak akan mengirimkan sekantong pasir ke Persia. Ungkapan terakhir tersebut mengandung pemaknaan bahwa kaum Muslimin Arab lah yang kelak akan menguasai negeri Persia. 56

D. Surat Kepada Al Muqauqis

55 Ibid., h. 747. 56 Pernyataan Rasulullah ini kemudian terbukti dimana pada masa Khalifah Umar Bin Khattab keinginan ini terwujud. Balatentara yang saat itu telah menjelma menjadi kekuatan yang sangat disegani dengan gagah berani berhasil menaklukkan Persia yang sekaligus juga menjadi momentum penting bagi masyarakat Persia untuk meninggalkan kepercayaan Majusi dan masuk menjadi penganut Islam. Jabatan Al Muqauqis ketika menerima surat seruan dari Rasulullah adalah sebagai seorang walinegara Mesir. Memang jauh hari sebelumnya wilayah Mesir telah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan imperium kekaisaran Romawi Timur. Jabatan walinegara yang berada dalam kekuasaan Romawi pada saat itu selalu dipercayakan kepada orang wilayah setempat yang dipandang cakap dan loyal kepada kekuasaan pusat di Byzantium. Istilah yang digunakan untuk jabatan walinegara dalam pemerintahan Romawi disebut Prekurator. Jabatan prekurator atau walinegara ini setingkat dengan jabatan gubernur sebuah wilayah. Al Muqauqis adalah seorang walinegara Mesir yang saat itu berkedudukan di kota Aleksandria Iskandarsyah. Mesir pada saat itu berada dalam penguasaan kekaisaraan Romawi Byzantium. Al Muqauqis sendiri berasal dari suku Qibty, dengan begitu ia adalah pejabat kekaisaran Byzantium yang berasal dari wilayah setempat. Al Muqauqis seorang penganut Nasrani seperti halnya menganut kepercayaan yang dianut oleh pimpinannya di Byzantium. Surat seruan Rasulullah yang ditujukan kepada Al Muqauqis disampaikan oleh Hathib bin Abi Baltaah. 57 Adapun isi dari surat seruan Rasulullah kepada Al Muqauqis itu adalah sebagai berikut: ﺮ ا ﺮ ا ﷲا ﺪ ﺪ ﷲا و ر ﻮ إ ا ﻰ ﻮ ﻈ ا م ﻰ ا ا ﻬ ﺪ ،ى وأ ﺎ ﺪ. 57 Ali Mahfudz, Hidayatul Mursyidin, h. 50. Teks asli lihat. Lamp. h….. ﺈ أ د ﻮ ك ﺪ ﺎ ﺔ ﻹا م أ ، ﺆ ﻚ ﷲا أ ﺮ ك ﺮ ، ﺈ ن ﻮ ﻚ إ ﺛ أ ه ا . أ ﺎ ه ا ﻜ بﺎ ﺎ ﻮ إ ا ﻰ آ ﺔ ﻮا ء و ﺎ ﻜ أ ﺪ إ ﷲا و ﺮ ك ﺌ و ﺎ ﺬ ﻀ ﺎ ﻀ أ ﺎ ر ﺎ ﺎ د و ن ﷲا ، ﺈ ن ﻮ ﻮ ا ﻮ ﻮ ا ﻬ ﺪ و ا ﺄ ﺎ ﻮ ن . Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah. Kepada tuan Al Muqauqis pemimpin bangsa Qibti. Salam keselamatan semoga dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk Allah. Maka sesungguhnya aku mengajaknya kepada tuan dengan ajakan menuju kepada keselamatan Islam. Masuklah tuan kepada Islam maka Allah akan memberikan pahala yang berlipatganda kepada tuan. Namun jika tuan menolak ajakan ini maka tuan yang akan menanggung dosa seluruh orang- orang Qibti. Wahai para Ahli Kitab, Marilah kita menuju kepada suatu kalimat atau ketetapan yang tidak ada perbedaan antara kami dan tuan, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah dan tidak pula pada sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan kecuali Allah. Jika kemudian mereka berpaling maka katakanlah; Saksikan bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah” Kepada Hathib yang membawa surat tersebut, Al Muqauqis sempat mempertanyakan tindakan Rasulullah mengapa beliau menyebarkan ajaran tersebut bukan kepada bangsanya orang-orang Mekkah dan orang-orang Mekkah sendiri malah memusuhinya. Pertanyaan itu dijawab oleh Hathib bin Abi Baltaah dengan mencontohkan hal yang sama saat Isa Al-Masih juga dimusuhi kaumnya ketika sedang menyebarkan ajarannya di Yerussalem. Jawaban dari Hathib ini sangat mengena di hati Al Muqauqis. 58 58 Ali Mahfudz, Hidayatul Mursyidin, h. 754. Respon yang ditunjukkan oleh Al Muqauqis cukup baik. Sebagai bentuk penghargaan terhadap surat seruan Rasulullah tersebut, ia membuat dan menyampaikan surat balasan kepada utusan Rasulullah yang menyampaikan surat itu, ia menitipkan surat balasan yang isinya bahwa dirinya dapat mengerti dan memahami seruan dari Rasulullah tersebut. Sikap konkrit pertama yang ditunjukkan Al Muqauqis adalah dengan mengirimkan beberapa budak, kuda, keledai dan tabib sebagai bentuk penghormatannya kepada Rasulullah. 59 Sementara terkait dengan pensikapannya terhadap seruan masuk Islam itu, al Muqauqis nampaknya enggan untuk mengikutinya. Pertimbangan yang dijadikan acuan adalah rasa takutnya terhadap jabatannya. Jika ia memutuskan untuk masuk Islam maka sangat memungkinkan jabatannya sebagai seorang walinegara di Aleksandria akan berakhir dan digantikan oleh orang lain. Apalagi ia juga melihat pimpinannya tertinggi, Kaisar Heraclius, juga melakukan hal yang serupa.

E. Surat Kepada Harits Al Ghissani