Kaisar An Najasyi di Habsyi

Persia ini dianggap sebagai representasi dari ajaran Majusi yang dalam ayat- ayat Al Quran yang turun sering diuraikan dengan ungkapan yang kurang simpatik karena bukan tergolong dalam kelompok Ahli Kitab. Sementara itu untuk bagian yang terakhir dari surat adalah penutup, Rasulullah mengingatkan kepada para penguasa untuk memperhatikan dan mempertimbangkan ajakan yang telah disampaikannya tersebut dan pada bagian yang paling akhir dari surat, beliau selalu membubuhkan stempel yang terdiri dari tiga baris kata berasal dari cincin beliau yang terbuat dari perak dengan tulisan : “Muhammad Rasul Allah”

C. Situasi Politik Dari Para Penguasa Saat Itu

Pada saat para penguasa itu mendapatkan surat dari Rasulullah, masing- masing mereka sedang menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan yang dihadapi penguasa-penguasa tersebut antara satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Sebagai contoh, Kaisar Heraclius Romawi Timur saat itu seluruh konsentrasi kekuatan yang dimiliki sedang difokuskan untuk menghadapi dan menaklukkan saingan utamanya, Kisra Eperwiz dari Persia. Sementara Kaisar An Najasyi sendiri sedang berhadapan dengan masalah pertentangan aliran dalam internal Kristen pada saat itu. Yang jelas ada beberapa hal yang terkait dengan isu situasi politik yang menyangkut para penguasa pada saat mereka menerima surat seruan untuk masuk Islam dari Rasulullah.

1. Kaisar An Najasyi di Habsyi

Kaisar An Najasyi yang mendapatkan surat dari Rasulullah, adalah Kaisar yang berkuasa atas wilayah Habsyi atau Habsyah yang kemudian menjadi negara Abbesinia atau Ethiopia. 84 Dalam sejarah Islam nama Habsyi ini sangat populer karena pada waktu kelahiran Rasulullah, penguasa kawasan ini telah memerintahkan untuk menyerang Mekkah dan berkehendak untuk merobohkan bangunan suci Ka’bah. Memang penguasa Habsyi sebelum Kaisar Najasyi telah menunjukkan sikap yang kurang simpatik terhadap masyarakat Arabia. Namun setelah pucuk pimpinan kekuasaan negara dipegang Kaisar Najasyi Negusa, sikap seperti itu sudah tidak ada lagi. Bahkan Kaisar ini sebelumnya yang telah menerima secara terbuka atas hijrahnya beberapa pengikut Rasulullah yang dikenal sebagai hijrah pertama kaum Muslimin. Dengan begitu sebelum Rasulullah menyampaikan surat dakwahnya itu, Rasulullah dan kaum Madinah dengan kaisar ini telah terbina satu hubungan dan kedekatan yang cukup baik. Namun selama masa berkuasa Kaisar Najasyi Negusa ini menghadapi persoalan yang pelik terkait dengan perpecahan yang terjadi dalam lingkungan penganut Nasrani terkait dengan kebenaran ketuhanan. Perpecahan ini kemudian membagi umat Nasrani pada saat itu ke dalam dua kelompok; golongan Arius-Athanasius dan Nestorius. 85 Persoalannya, pertentangan ini kemudian juga merembet pada kawasan politik dan kekuasaan. Pada saat itu Kaisar Najasyi mengikuti golongan Kristen-Nestorius 86 yang faham ketuhanannya berbeda dengan faham teologi Athanasius yang sangat dipengaruhi oleh budaya Romawi. 87 84 Amin Ahsan Aslahi, Serba-serbi Dakwah Bandung: Pustaka, 1989h. 22. 85 M. At-Taurrahim, Misteri Yesus dalam Sejarah Jakarta: Pustaka Da’i, 1994, h. 37. 86 Fuad Hassem, Sirah Muhammad Rasulullah Sebuah Pengantar Baru Bandung: Mizan, 1989, h. 171. 87 Salah satu yang menjadi isu utama munculnya pertentangan antara golongan Athanasius dan Nestorius adalah terkait tentang eksistensi dari Isa Al Masih atau Yesus Kristus. Kaisar Najasyi dalam keadaan seperti ini menghadapi ancaman dari kalangan Arius-Athanasius yang selain telah menggalang kekuatan atas konsep dan faham teologinya, juga telah menyertakan kekuatan politik dalam memaksakan konsepnya itu. Jika saja Kaisar Najasyi tetap bersikukuh dengan prinsipnya maka ia mendapatkan ancaman serangan dari golongan Athanasius. 88 Surat Rasulullah datang pada saat Kaisar Habsyah menghadapi hal yang sangat pelik dan berisiko ini. Nampaknya kehadiran dan ajakan Rasulullah ini dapat dipahamai sebagai salah satu cara untuk keluar dari pertentangan tersebut. Jika Kaisar Najasyi mau mengikuti dan mengimani pada apa yang disampaikan Rasulullah, maka golongan Arius-Athanasius tidak lagi memiliki persoalan dengan Kaisar ini. Seandainya pun kemudian masih juga ada masalah maka pengikut golongan Arius akan berfikir bahwa mereka tidak hanya akan menghadapi Najasyi saja tapi juga akan berhadapan dengan Rasulullah dan umat Islam lainnya. Dalam beberapa riwayat dinyatakan, Kaisar Najasyi mau mengikuti dan mengimani terhadap semua yang telah disampaikan Rasulullah, Golongan Athanasius yang berhasil menjadi mayoritas telah sampai kepada sebuah anggapan bahwa Yesus berkedudukan sebagai Tuhan selain Tuhan Bapa dan Ruh Kudus. Dari mereka muncul konsep Trinitas yang pada kelanjutannya identik sebagai ajaran yang tidak terpisahkan dari ajaran Kristen hingga saat ini. Namun di lain pihak, Golongan Nestorian, menolak keras pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa Yesus atau Isa Al Masih tidak lebih sebagai kalimat Allah yang berwujud pada sosok manusia. Sehingga dengan demikian kedudukan Yesus atau Isa Al Masih tidak lebih sebagai makhluk Allah manusia yang mempunyai tugas untuk mewartakan ajaran dari langit kepada umat manusia. Lihat Muhammad At-Taurrahim, Misteri Yesus dalam Sejarah, h. 37. 88 Potensi yang seperti ini sangat memungkinkan sekali dengan mengingat bahwa golongan Athanasius ini memilki pengaruh yang sangat kuat dari masyarakat Asia Tengah bahkan aliran ini telah mendapatkan dukungan yang penuh dari pemegang otoritas tertinggi di Romawi Timur selain tentu juga dukungan dari Gereja Paulus yang berpusat di Vatikan. Lihat Fuad Hasem, Sirah Muhammad Rasulullah Suatu Penafsiran baru Bandung: Mizan, 1989, h. 171. namun begitu pula ada yang meragukan pendapat seperti itu. Mereka yang meragukan itu mengatakan, meskipun Kaisar Najasyi telah mendapatkan surat Rasulullah tapi ia tetap bersikukuh dengan keyakinan Kristen Nestorian-nya itu. 89 Namun di atas semua ketidakjelasan tersebut, yang jelas sikap yang ditunjukkan Kaisar Najasyi terhadap surat seruan Rasulullah itu sangat simpatik, bersahabat dan menghormati seruan tersebut. 90 Dengan demikian Kaisar Najasyi telah menunjukkan kebesarannya sebagai seorang pemimpin dan negarawan yang baik dengan indikasinya ia menerima, mengerti dan menghormati terhadap seluruh isi surat yang disampaikan. Sikap ini menunjukkan sebagai seorang kaisar dan pemimpin ia masih memegang teguh etiket yang semestinya ditunjukkan kepada sesama pemimpin yang lain.

2. Perseteruan Kaisar Heraclius dan Kisra Eperwiz