demikian maka stigma bahwa Islam disebarkan melalui kilatan pedang atau peperangan akan sulit untuk dihindarkan.
80
B. Tema dan Isi Surat-surat Rasulullah
Surat-surat Rasulullah yang ditujukan kepada para penguasa itu merupakan kenyataan yang terjadi dalam sejarah perkembangan Islam. Dalam
disiplin ilmu sejarah, maka kajian yang mengkhususkan dalam mempelajari surat-surat Rasulullah memberikan satu ruang yang cukup menarik sebagai
bagian untuk membantu dalam memahami pengetahuan sejarah Islam secara komprehensif. Namun begitu tulisan yang disusun ini belum dalam
kedudukannya untuk bisa memberikan kajian dan gambaran secara detail mengenai hal ini.
Terkait dengan itu semua maka surat-surat Nabi Muhammad Saw. dapat dicermati dan dikaji atas isi yang menjadi tema serta kedudukan dari surat-
surat tersebut.
1. Tema dan Isi Surat
Surat-surat seruan dari Rasulullah merupakan salah satu fakta, yang dengan begitu peristiwa ini merupakan suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari studi sejarah Islam, bahkan dengan lebih spesifik menjadi salah satu kajian dalam Sejarah Dakwah Islam.
Meskipun surat Rasulullah kepada para penguasa itu diberikan pada saat subyek surat Rasulullah dan obyek surat penguasa dibuat
dalam keadaan di mana keduanya bertindak sebagai pemimpin bagi
80
Ibid,. h. 95.
masyarakat dan wilayahnya masing-masing, secara umum tema dan isi surat berisi tentang ajakan untuk mengimani ajaran Islam.
1.1. Tema dan Isi Surat Secara umum materi yang disampaikan dalam semua surat-surat
Rasululllah yang pernah ditujukan kepada para penguasa itu mengandung hal-hal seperti:
a. Seruan untuk menyembah Allah dan ajakan untuk meninggalkan tuhan-tuhan yang selain Allah. Tema yang berkonsep
ketauhidan ini menjadi salah satu materi pokok dan yang selalu dicantumkan dalam setiap surat-surat Rasulullah. Sebagaimana
diketahui monotheisme Islam dalam konsep Tauhid adalah merupakan salah satu pilar utama dari ajaran Islam.
Nabi selalu menekankan materi mengenai ketauhidan ini karena beliau menyadari bahwa obyek surat itu adalah para pemimpin
yang memeluk keyakinan lain seperti Nasrani dan Majusi. Sudah pasti konsep ketuhanan dari ajaran yang mereka yakini itu
berbeda dengan konsep monotheisme Islam.
81
b. Materi selanjutnya adalah pemberitahuan bahwa Islam adalah ajaran dan kepercayaan baru yang memberikan jaminan dan janji
keselamatan bagi siapa saja yang mau mengimaninya. Rasulullah berani untuk mengajukan konsep Islam sebagai ajaran yang
81
Keyakinan Majusi yang menjadi kepercayaan mayoritas masyarakat Persia menyatakan bahwa api dipercaya sebagai unsur tertinggi dan berkuasa atas kehidupan. Karena
kepercayaannya seperti ini maka kaum Majusi sering disebut sebagai penyembah api. Sementara itu juga di kalangan Kristen pada saat itu telah terjadi pergeseran mengenai faham ketuhanan yang
cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan Pagan ala Romawi. Ajaran ketuhahan mereka digambarkan layaknya keyakinan terhadap para dewa-dewa yang memiliki beberapa
kecenderungan yang mirip dengan keadaan yang dialami oleh manusia. Pada masa ketika Rasulullah menuliskan surat-suratnya itu faham ketuhanan Kristen yang berdasarkan kepada
faham Trinitas sudah menjadi faham ketuhanan mayoritas di kalangan pemeluk agama Kristen.
menyelamatkan terkait dengan konflik keagamaan yang sedang berlangsung pada masa-masa itu, khususnya di kalangan Nasrani
yang terpecah dalam berbagai golongan dengan klaim kebenaran dan keselamatannya masing-masing. Sebagai contoh perpecahan
antara kelompok Arius dan Nestorius, atau pertentangan antara Kristen Roma dengan penganut Ortodoks di kawasan Eropa
Timur dan sekitarnya. c. Peringatan terhadap tanggung jawab dari masing-masing
pemimpin terkait dengan kedudukan yang sedang mereka emban saat itu. Rasulullah mengingatkan bahwa sebagai seorang
pemimpin meraka mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan sekaligus dituntut untuk bersungguh-sungguh dengan tanggung
jawab yang mereka emban.
82
Tema dan isi yang terdapat dalam semua surat Nabi ditulis secara ringkas, padat, tegas serta jelas. Seperti mengulang cara beliau saat
pertama kali memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Mekkah yang sama sekali belum mengenal ajaran Islam,
83
hal yang sama juga dilakukan Rasulullah dalam menuliskan kalimat-kalimat
dalam surat-suratnya. 1.2. Struktur Surat
Seperti yang telah disinggung di depan, semua surat Rasulullah ditulis dengan susunan kalimat yang singkat, padat serta tegas. Model
tulisan seperti ini memiliki struktur yang sama pada ayat-yat yang
82
Tahia Al- Ismail, Tarikh Muhammad Saw Teladan Perilaku Umat Jakarta: Sri Gunting Raja Grafindo Persada, 1996, h. 307.
83
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam bagian I dan II Jakarta: Rajawali Press, 1999, h. 33.
diturunkan Allah pada periode Mekkah. Perumpamaannya, para penguasa tersebut diibaratkan atau diperlakukan sama dengan
masyarakat Mekkah yang saat itu baru mengenal ajaran Islam. Dalam hal pengenalan awal, maka segala sesuatu yang diperkenalkan itu
semestinya dilakukan dengan cara dan bahasa yang sederhana agar lekas mudah untuk dikenali dan dipahami.
Di samping juga gaya kalimat yang dituliskan itu dimaksudkan untuk menghormati para penguasa tersebut juga karena mereka sosok yang
mempunyai kekuasaan dan kedudukan. Dengan menggunakan bahasa ringkas itu Rasulullah bermaksud untuk menghormati kedudukannya
dengan menghindari penggunaan rangkaian kalimat panjang yang dapat menimbulkan asumsi sebagai satu sikap menggurui atau mendikte.
Dengan mencermati keseluruhan dari surat-surat tersebut maka secara garis besar struktur surat Rasulullah terbentuk dalam tiga fase uraian yang
terdiri atas uraian pembukaan, isi surat dan penutup. Pada pembukaan surat, Rasulullah menyertakan kalimat Basmalah
kemudian disertai pengenalan atas diri Rasulullah kepada penguasa yang mendapatkan surat tersebut. Pengenalan itu ditulis dengan ungkapan;
…”Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah.” Selain itu dalam ungkapan
pembuka Rasulullah selalu tidak lupa menyertakan nama penguasa yang menjadi obyek beserta menyebutkan kedudukan dan kekuasaannya.
Misalnya dituliskan; …”Kepada Heraclius, Pemimpin Romawi”…struktur kalimat pembuka yang kurang lebih sama juga dituliskan dalam surat yang
ditujukan kepada Kisra Eperwiz, Kaisar Najasyi, Al Muqauqis dan Harits Al Ghissani.
Struktur kalimat pembuka seperti ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari tata cara surat-menyurat sebagai bagian dari penghormatan terhadap
kekuasaan serta kepemimpinan yang dimiliki seorang penguasa tersebut. Uraian kedua dari surat adalah isi dari surat itu sendiri. Sebagaimana
telah diuraikan di depan isi dari surat-surat Rasulullah adalah ajakan untuk mengikuti ajaran Islam, ketauhidan, Islam sebagai ajaran yang akan
menyelamatkan serta peringatan terhadap kekuasaan yang sedang dipegang para penguasa itu.
Namun begitu jika dicermati lagi terdapat perbedaan dalam durasi kalimat pada masing-masing surat. Menurut hemat penulis, panjang dan
pendeknya durasi itu tergantung dengan tingkat kepentingan dan kedekatan antara Rasulullah dengan penguasa tersebut. Rasulullah menulis dengan
uraian agak panjang kepada Kaisar Najasyi, Kaisar Heraclius, namun hal yang demikian itu tidak dilakukannya dalam suratnya yang ditujukan
terhadap penguasa Kekaisaran Persia, Kisra Eperwiz. Rasulullah menuliskan uraian yang agak panjang kepada Kaisar
Najasyi dan Kaisar Heraclius dikarenakan beliau yakin bahwa kedua penguasa ini memiliki rasa hormat terhadap Rasulullah dengan
kedudukannya sebagai pemimpin masyarakat di Madinah. Meskipun mempunyai keyakinan yang berbeda dengan Rasulullah, namun kedua
kaisar itu tidak pernah memiliki sikap memusuhi beliau. Hal ini berbeda dengan Kisra Eperwiz yang pada saat itu hubungannya
dengan Rasulullah dalam situasi yang tidak baik terkait dengan perseteruan antara masyarakat Arab dengan bangsa Persia. Selain itu pula penguasa
Persia ini dianggap sebagai representasi dari ajaran Majusi yang dalam ayat- ayat Al Quran yang turun sering diuraikan dengan ungkapan yang kurang
simpatik karena bukan tergolong dalam kelompok Ahli Kitab. Sementara itu untuk bagian yang terakhir dari surat adalah penutup,
Rasulullah mengingatkan kepada para penguasa untuk memperhatikan dan mempertimbangkan ajakan yang telah disampaikannya tersebut dan pada
bagian yang paling akhir dari surat, beliau selalu membubuhkan stempel yang terdiri dari tiga baris kata berasal dari cincin beliau yang terbuat dari
perak dengan tulisan : “Muhammad Rasul Allah”
C. Situasi Politik Dari Para Penguasa Saat Itu