Penjelasan Umum Surat Pengertian Surat

BAB II KERANGKA TEORITIK DAKWAH NABI MELALUI SURAT

A. Pengertian Surat

Sebelum melanjutkan pembahasan secara lebih mendalam mengenai judul yang disusun, dalam Bab II ini akan diuraikan mengenai kerangka teoritik dan penegasan dari judul yang dibahas. Pemahaman mendasar dan teoritik ini mencakup pada pemahaman yang terkait dengan pemaknaan atas kata atau istilah yang tersusun dari sebuah tema. Berikut pemahaman teoritik yang diuraikan untuk judul Dakwah Nabi Melalui Surat; Suatu Pendekatan Historis.

1. Penjelasan Umum Surat

Secara bahasa etimologi kata “surat” berasal dari bahasa Arab yakni “surah.” Dengan merunut dari penjelasan J.S. Badudu dan Sutan Mahmud Zain, di situ disebutkan bahwa pengertian “surat” adalah sesuatu yang telah ditulis atau dicetak. Dari batasan yang pendek ini, pengertian istilah surat kemudian bisa diuraikan dengan lebih jelas lagi. Dalam penjelasan selanjutnya, disebutkan pengertian dari “surat” adalah sebagai sesuatu yang telah ditulis atau dicetak yang di dalamnya memuat maksud dan tujuan yang diinginkan oleh penulis subyek surat. Dalam hal ini isi surat itu dapat berupa permohonan, permintaan, perintah, ancaman dan sebagainya. 12 Segala hal yang menjadi dari isi surat tersebut ditujukan kepada obyek surat atau orang yang menerima surat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan edisi cetakan ketiga tahun 1990, pengertian dari kata “surat” disebutkan; kertas atau bahan-bahan lain seperti kain atau sesuatu lainnya yang mempunyai fungsi untuk ditulisi dengan berbagai isi yang dituliskan dengan maksud dan fungsi yang ada di dalamnya. 13 Maksud dan fungsi di sini adalah segala hal yang menjadi maksud dan tujuan dari penulis surat yang tertuang dalam bentuk bahasa tulisan seperti permintaan, ajakan, penawaran, peringatan dan sebagainya. Berdasarkan dari pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa pengertian kata “surat” adalah; sesuatu yang ditulis atau dicetak pada suatu media fisik seperti kertas, kain, atau bahan-bahan lain yang memiliki fungsi sejenis atau sama yang di dalamnya memuat segala sesuatu yang menjadi tujuan dan maksud dari subyek surat yakni penulis surat. Maksud dan tujuan penulis surat itu bisa berupa penegasan, keterangan, penjelasan, tawaran, ajakan, gagasan dan sebagainya yang semuanya dituangkan dalam bentuk bahasa tulis yang dapat dimengerti oleh obyek penerima surat tersebut. Dalam rentang sejarah peradaban manusia, surat telah digunakan sejak lama. Fungsi dan kegunaannya sebagai pendukung proses interaksi mulai digunakan sejak peradaban memasuki periode sejarah, sebuah fase 12 JS. Badudu Sutan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994, h. 1381. 13 Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, edisi I cetakan keempat, Departemen Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 872. di mana di dalamnya telah mulai mengenal dan menggunakan budaya simbol dan huruf dalam aktivitas tulis-menulis sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ketika peradaban masih dalam fase sederhana sesuatu yang berfungsi sebagai kertas menggunakan media atau unsur bermacam- macam. Unsur yang digunakan bisa berupa sesuatu yang terbuat dari serat tulang, kayu, kain, daun yang diawetkan dan sebagainya. 14 Dalam masa Mesir Kuno, telah dikenal suatu bahan yang menyerupai atau memiliki fungsi layaknya kertas yang digunakan masyarakatnya. Bahan itu memiliki fungsi seperti halnya kertas yang digunakan untuk menulis atau untuk berbagai keperluan lainnya, yang disebut Papirus. Kertas jenis ini terbuat dari bahan serat tetumbuhan tanaman papyrus yang banyak terdapat di sepanjang Sungai Nil. 15 Tumbuhan papyrus ini juga banyak tumbuh di Ethiopia dan sepanjang pinggir Sungai Yordan 16 yang sudah pasti telah dimanfaatkan penduduk-penduduk di wilayah ini untuk dijadikan sebagai media yang mempunyai fungsi layaknya kertas. Dengan fakta kesejarahan seperti itu maka kertas yang terbuat dari serat Papyrus atau kertas papirus telah memiliki umur yang cukup tua. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah papyrus ini kemudian mengilhami dan menjadi sebutan untuk sebuah media yang dijadikan 14 Setiawan Sabana Hawe Setiawan editor, Legenda Kertas Menelusuri Jalan Sebuah Peradaban , Bandung: Kiblat Buku Utama, 2005, h. 18. 15 Adolf Heuken, S.J., Ensiklopedi Gereja III Jakarta: Yayasan Ciptaloka Caraka, 1995, h. 301. 16 Funks Wagnalls New Encyclopedia, vol. 20 United States of Amerika: R.R. Donnelley Sons Company, 1994, h. 136. sebagai tempat untuk menulis yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan istilah “paper” yang mempunyai arti sebagai kertas. Di masa lalu, surat yang ditulis melalui papyrus ini telah menjadi alat penyampai pesan yang populer. Sebagai sebuah contoh, dalam sejarah penyiaran ajaran Kristen di awal Tarikh Masehi, salah seorang misionaris pertama yang bernama Santo Paulus telah menggunakan kertas jenis ini untuk menulis surat-surat yang berisi pesan dan pemikirannya guna disampaikan kepada para jamaahnya yang tersebar di Roma, Byzantium, Asia Kecil dan di beberapa pulau yang ada di sekitar Yunani. 17 Bahkan bisa dipastikan, penulisan firman-firman suci Kristen baik yang ditemukan dalam naskah-naskah terserak maupun yang termaktub dalam kitab Injil Bibel, pada awalnya juga dituliskan pada media kertas papyrus ini. Di samping Papyrus, masyarakat di masa lalu juga mengenal media lain yang berfungsi sebagaimana layaknya fungsi kertas. Media itu disebut Perkamen , yakni suatu bahan yang juga biasa digunakan untuk menulis surat atau untuk kegunaan lainnya di mana media ini dibuat dari bahan kulit binatang ternak. Sudah pasti karena bahannya yang berasal dari kulit binatang maka penggunaan perkamen kurang populer di kalangan masyarakat awam kebanyakan karena mahal. Penggunaaan perkamen untuk keperluan menulis surat atau untuk kegiatan surat-menyurat serta berbagai keperluan lain yang terbatas untuk kalangan tertentu saja, yakni lingkungan kerajaan dan kalangan elit masyarakat. Surat yang ditulis dalam perkamen ini biasanya digunakan 17 FF. Bruce, Dokumen-dokumen Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, hl. 17. untuk surat-surat hubungan antar kerajaan atau digunakan untuk tujuan dan maksud yang lebih besar lagi, 18 Seperti untuk dokumen yang harus disimpan atau untuk media tulisan yang memuat tentang hukum atau ketetapan-ketetapan yang telah dibuat oleh raja.

2. Surat Rasulullah