6. Kegiatan Senam yang dilakukan seminggu 2 kali, tujuannya agar dapat memberfungsikan syaraf dan motorik para lansia, terutama bagi
mereka yang merupakan penderita jantung, stroke dan diabetes. 7. Program Dinamika Kelompok.
Program ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu dan kegiatan dinamka kelompok ini dilaksanakan pada hari Rabu ataupun Jum’at.
Waktu dalam kegiatan ini tidak ditentukan, karena melihat dari kondisi WBS yang sudah tua dan sudah tidak bisa melakukan aktivitas terlalu
lama. Program ini dimaksudkan agar adanya pengembangan diri lansia, adanya interaksi, sosialisasi mereka lebih baik, ada kepercayaan
diri mereka dan WBS dapat merasa terhibur. Dinamika kelompok ini menjadi suatu program di PSTW karena
adanya pengajuan dari Seksi Bimbingan dan Penyaluran Bimlur ke Dinas Sosial. Permintaan program ini sudah di rencanakan sejak tahun
2013 namun dapat terlaksana di tahun 2014. Kegiatan ini sudah berjalan selama 1 tahun. Pada pelaksanaan kegiatan ini WBS
didampingi dengan Pekerja Sosial dan Tenaga Pelayanan Sosial TPS untuk mengikuti dinamika kelompok. Yang menjadi fasilitator dalam
kegiatan ini ialah psikolog. Jumlah peserta tidak di tentukan biasanya Peksos dan psikolog melibatkan WBS yang masih potensial dan mau
ikut dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dinamika kelompok di PSTW.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA
A. Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhadap Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1
Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 memberikan pelayanan terhadap lanjut usia atau Warga Binaan Sosial WBS dengan
adanya program dinamika kelompok. Dalam implementasi program dinamika kelompok di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1, metode dan
proses pelaksanaan dinamika kelompok berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok dari kumpulan individu-individu yang belum saling
mengenal satu sama lain, menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan dan suatu cara pencapaian berusaha yang disepakati bersama. Dinamika
kelompok membuat setiap anggota kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamaan dalam suatu kelompok,
dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal ini perlu diciptakan karena kelompok akan menjadi efektif apabila memiliki satu
tujuan, satu cara tertentu untuk mencapai tujuan tersebut, yang diciptakan dan disepakati bersama dengan melibatkan semua anggota kelompok. Sesuai
dengan apa yang di ucapkan oleh Ibu Siti Fatonah selaku Pekerja Sosial sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan dinamika kelompok kami membuat perjanjian dengan WBS sesuai dengan yang telah disepakati bersama,
tentu saja dengan memberikan beberapa pilihan materi permainan agar pelaksanaannya terarah dan memiliki satu tujuan”
1
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Fatonah, S.sos sebagai Pekerja Sosial Jakarta, 13 Agustus 2014
Implementasi program dinamika kelompok merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan lansia
secara berkelompok dan dapat membantu mengembangkan potensi lansia secara
optimal sesuai dengan kemampuannya. Setelah mengikuti program dinamika kelompok ini diharapkan adanya interaksi dengan para lanisa yang lain,
adanya rasa saling menghargai satu dengan yang lain dan timbul rasa solidaritas terhadap sesama WBS sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Siti Masitoh, M.Psi sebagai Psikolog:
“Tujuan dilaksanakannya dinamika kelompok ini pada dasarnya agar adanya interkasi bersama, bisa having fun, terus setiap kegiatan
memang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan WBS. Misalnya sesuai dengam motorik halus, jadi nanti kegiatannya berhubungan
dengan itu seperti, mengestafet buku. Mereka kan dibentuk kelompok seperti itu agar ada interaksinya dengan yang lain dan dapat
membangun perasaan positive dengan teman-teman.”
2
Dalam memberikan materi saat pelaksanaan program dinamika kelompok ialah staff yang memiliki latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang menyatakan kesesuaian antara kemampuan dan pendidikan yang dimiliki dengan program yang dijalankan. Staff yang berhubungan
langsung dengan pelaksanaan program dinamika kelompok terdiri dari 3 orang yakni dengan 2 Psikolog dan 1 Pekerja Sosial.
2
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Masitoh, M. Psi sebagai Psikolog, Jakarta, 20 Agustus 2014
Tabel 3 Staff yang terlibat dalam pelaksanaan dinamika kelompok
No Nama
Jabatan Pendidikan Terakhir
1 Siti Fatonah, S.sos
Pekerja Sosial Sarjana Sosial Widuri
2 Rika Fitriyana, M. Psi
Psikolog Magister Psikologi YAI
3 Siti Masitoh, M. Psi
Psikolog Magister Psikologi YAI
Sumber: Hasil Wawancara Pribadi Pengetahuan dalam melakukan kegiatan dinamika kelompok dimiliki
oleh kedua Psikolog yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW BM 1. Karena ilmu yang mereka miliki diperoleh dari teori yang didapatkan di
bangku kuliah, sedangkan keahlian didapatkan dari pengaplikasian teori serta pengalaman kerja mereka. Sehingga dapat menunjang perbaikan pada diri
setiap WBS dengan diberikan kegiatan bagi lanjut usia berupa permainan. Pada pelaksanaan dinamika kelompok ini psikolog dan pekerja sosial berperan
sebagai fasilitator. Dalam melaksanakan dinamika kelompok ini psikolog harus berorientasi pada keadaan saat itu atau sekarang. Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Rika Fitriyana, M. Psi sebagai Psikolog sebagai berikut: “Kita dapet informasinya selain kita orientasi langsung kita juga
diskusi dengan Ibu Siti kemudian juga dengan petugas yang lain. Kalau sekiranya ada info-info yang kita perlukan kemudian kita
tanyakan kepada perawat juga. Jadi kita banyak diskusi, jadi kita tidak semata-mata hanya temuan kita aja. Kita kroscek lagi dengan petugas
disini yang sehari hari bersama dengan kakek nenek.”
3
Kemudian hal serupa juga di ungkapkan oleh Ibu Siti Fatonah, S. Sos sebagai pekerja sosial:
3
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rika Fitriyana, M. Psi. sebagai Psikolog Jakarta, 13 Agustus 2014
“Dalam pelaksanaannya memang di latih oleh orang-orang yang professional yaitu dengan Mba Messi atau Mba Rika, namun tentunya
kita berunding terlebih dahulu apa sih materi yang ingin diberikan. Ada koordinasi antara pekerja sosial dengan psikolog. Kita saling
berdampingan karena kedua komponen ini tidak dapat terpisahkan.”
4
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab II halaman 43-44 dijelaskan mengenai peran pekerja sosial dalam program dinamika kelompok, yakni
sebagai fasilitator, sebagai pemercepat perubahan enabler, perantara broker, perencana sosial social planner. Pekerja sosial dalam melakukan
peran sebagai fasilitator diharapkan mampu mengajak WBS untuk ikut serta berperan aktif dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Dan
memfasilitasi WBS dengan suatu program, dapat memberikan manfaat serta menghibur mereka. Salah satunya dengan menggunakan program dinamika
kelompok. Selain itu pekerja sosial juga menggunakan peran sebagai pemercepat
perubahan enabler, pekerja sosial diharapkan membantu para WBS agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengidentifikasikan masalah
mereka, dan mengembangkan kemampuan yang WBS miliki agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif. Salah satunya
dengan melakukan program dinamika kelompok. Dalam pelaksanaan dinamika kelompok, pekerja sosial mampu mengidentifikasikan kebutuhan
para WBS dengan adanya berbagai macam permainan. Kemudian pekerja sosial juga berperan sebagai perencana sosial
social planner yakni pekerja sosial merupakan bertugas untuk mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat di dalam
4
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Fatonah, S.sos sebagai Pekerja Sosial. Jakarta, 13 Agustus 2014