Proses Dinamika Kelompok Pengertian Dinamika Kelompok 1. Pengertian Dinamika Kelompok

peningkatan apabila lanjut usia melakukan peningkatan mutu dalam aktivitas keseharian dilakukan oleh para lanjut usia. Ketika lansia memiliki aktivitas sehari-hari yang tinggi, maka akan di ikuti dengan meningkatnya keberhasilan di masa tuanya. Begitu pula sebaliknya, apabila aktivitas sehari-harinya rendah maka akan diikuti dengan menurunnya tingkat keberhasilan lansia. Menghadapi kenyataan ini maka seorang pekerja sosial harus mengetahui dan memberikan pelayanan yang memadai agar kegiatan sehari-hari mereka tidak mengalami hambatan. Adapun seorang pekerja sosial mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pekerja sosial juga menggunakan pendekatan-pendekatan sistematis berdasarkan sejumlah pengetahuan dan penelitian. Pendekatan biopsikososial spiritual pekerjaan sosial menawarkan suatu perspektif yang luas dalam prilaku manusia.pendekatan ini digunakan untuk mengakses berbagai situasi dalam konteks komunitas, keluarga, dan lingkungan sosial yang lebih luas. Situasi ini dipahami sebagai gabungan antara faktor-faktor fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Dengan kata lain kebutuhan manusia dan sumber- sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut di pandang sebagai kesatuan yang saling terkait. 16 Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual. 17 16 Albert R. Roberts dan Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2009, h.13-15. 17 Siti Maryam, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, h.46-54. a Teori BiologisFisik Pada teoribiologidikenal dengan istilah “pemakaian dan perusakan” wear and tear yang terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang menyebabkam sel-sel tubuhn menjadi lelah.Pada teori ini juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.Pelayanan aspek fisik bertujuan untuk memelihara kondisi fisik dan mempertahankan kebugaran lansia. b Teori Psikologi Pada lanjut usia, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.Kepribadian individu yang terdiri atas motovasi dan itelegensi dapat menjadi karakteristik konsep diri yang positif dapat menjadikan seseorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ditunjang dengan status sosialnya.Adanya penurunan intelektualitas yang meliputi presepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Persepsi merupakan kemampuan interprestasi pada lingkungan. Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk menerima, memproses, dan merespon stimulus sehingga terkadang akan muncul aksireaksi yang berbeda dari stimulus yang ada.Kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis organ otak.Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya motivasi pada lansia juga berperan. Motivasi akan semakin menurun dengan menganggap bahwa lansia itu sendiri merupakan beban bagi orang lain. c Apek Sosial Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan diantaranya yaitu teori interaksi sosial, teori penarikan diri, teori aktivitas, teori kesinambungan, teori perkembangan, dan teori stratifikasi usia.Simmons, mengemukakan bahwa kemampuan lansia akan terus menerus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya. d Aspek Spiritual Komponen spiritual merujuk pada pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.James Fowler meyakini bahwa kepercayaan dimensia spiritual adalah suatu kekuatan yang memberi arti kehidupan bagi seseorang.Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih dan harapan.

4. Peran Pekerja Sosial

Adapun peran pekerja sosial dalam pelaksanaan dinamika kelompok selain menjadi fasilitator ialah sebagai berikut 18 : a Fasilitator Melihat bahwa banyak waktu yang digunakan oleh community worker dihabiskan dalam kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Karena itu keefektifan kerja dari community worker juga akan sangat terkait dengan keterampilannya untuk berinteraksi dengan kelompok. b Pemercepat Perubahan Enabler Sebagai enabler seorang community worker membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengidentifikasikan masalah mereka, dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif.Peran sebagan enabler ini adalah peran klasik dari seorang pekerja sosial. Dasar filosofis dari peran ini adalah “help people to help themselves” c Perencana Sosial Sosial Planner Seseorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat pada komunitas, menganalisisnya dan menyajikan alternative tindakan yang rasional untuk menangani permasalahan tersebut.Setelah itu perencanaan sosial mengembangkan program, mencoba mencari alternatif sumber 18 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2001 h. 62-65. pendanaan, dan mengembangkan berbagai minat ataupun kepentingan.

5. Prinsip-Prisip Praktek Pekerja Sosial Dengan Orang Tua

Menurut Abraham Monk praktek pekerja sosial harus sesuai pada kerangka konseptual sesuai dengan nilai-nilai profesi, prinsip dan tujuan praktek pekerjaan sosial dengan orang yang lebih tua. Adapun prinsip- prinsip praktek pekerja sosial dengan orang tua ialah sebagai berikut: 19 a. Membantu seseorang dalam memperluas kompetensi mereka dan meningkatkan kemampuan untuk memecahkan permasalahan mereka. b. Membantu seseorang dalam memperoleh pelayanan. c. Membuat organisasi responsive terhadap orang-orang dan pengaruh antara organisasi dengan lembaga. d. Memfasilitasi interaksi lansia dan orang lain dalam lingkungan mereka. e. Mempengaruhi kebijakan sosial dan lingkungan.

D. Lanjut Usia 1. Pengertian Lanjut Usia Lansia

Memasuki masa lanjut usia merupakan periode akhir didalam rentan kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah 60 tahun keatas. Perubahan fisik kearah penurunan fungsi-fungsi organ merupakan indicator utama 19 Diana M. Dinnito and C. Arron McNeece, Social Work Issue and Opportunities in A Challenging Profession, United States of America: A Viacom Company, 1997, p. 203-204. yang tampak jelas, guna membedakan periode ini dengan periode-periode sebelumnya. Sebagaimana halnya tugas dan perkembangan yang ada dan harus dijalani pada periode-periode sebelumnya, individu-individu yang berada pada periode lanjut usia juga memiliki tugas perkembangan yang harus dilalui dengan sebaik-baiknya. Diantara tugas perkembangan yang hendaknya di lalui oleh para lanjut usia adalah: a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisikdan kesehatan. b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income penghasilan keluarga. c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. d. Menjalin hubungn degan orang-orang seusianya. e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis. 20 Lanjut usia dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya, yang dimana sesuai dengan apa yang telah dikatakan Edi Suharto, yang terdapat dalam kelompok-kelompok lemah, yaitu: a. Kelompok lemah secara structural, baik lemah secara kelas, gender, maupun etnis. b. Kelompok lemah secara khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja penyandang cacat, gay, lesban dan masyarakat terasing. c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi atau keluarga. 21 20 Dra. Zahrotun, M.Si, Dkk.,Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Psikologi Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 126.

2. Kebutuhan Lanjut Usia

Lanjut usia sebagai manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan sebagaimana pada umumnya, yaitu kebutuhan makan, perlindungan, perawatan, kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam mengadakan hubungan dengan orang lain. Akibat adanya kurangnya kemampua secara fisik, psikologi, sosial dan ekonomi karena proses ketuaan yang dialami serta perubahan-perubahan peranannya sehingga terjadi kontradiksi, yakni di satu sisi adanya peningkatan kebutuhan, namun di sisi lain beberapa kebutuhan lanjut usia tertentu tidak dapat terpenuhi secara memadai. a. Kebutuhan-kebutuhan utama primer lanjut usia meliputi: 1 Kebutuhan biologisfisik: yang meliputi kebutuhan makanan yang bergizi, pakaian, dan papan tempat berteduh. 2 Kebutuhan ekonomi: berupa penghasilan yang memadai yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar lansia. 3 Kebutuhan kesehatan: berupa kesehan fisik, mental, perawatan dan kenyamanan. 4 Kebutuhan psikologis: meliputi kasih sayang, adanya tanggapan dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri serta status yang jelas. 5 Kebutuhan sosial: berupa peranan-peranan dalam hubungan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman- teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi sosial. b. Kebutuhan-kebutuhan kedua seknder lanjut usia antara lain meliputi: 21 Edi Suhatro, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Jakarta: PT Refika Aditama, 2005, h.60.