Riwayat Organisasi dan Karir

Sebagai suatu kebijakan pemerintah yang baru, NKKBKK sangat berpengaruh terhadap dinamika kemahasiswaan atau lebih khusus lagi berpengaruh terhadap perubahan format gerakan mahasiswa. Perubahan ini merupakan bentuk adaptasi mahasiswa dalam merespon kebijakan pemerintah yang berpengaruh cukup kuat. Adaptasi ini melahirkan apa yang dinamakan format gerakan mahasiswa pasca NKK-BKK gerakan mahasiswa tahun 80-an, yaitu menjamumya aksi-aksi pemikiran dari kelompok-kelompok studi mahasiswa sebagai gerakan penyadaran yang salah satunya dituangkan dalam aksi-aksi informasi, menggantikan aksi- aksi jalanan yang dominan sebelumnya. Perubahan ini bukan berarti sebelumnya tidak ada kelompok-kelompok studi, namun penerapan konsep normalisasi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap bermunculannya kelompok-kelompok studi yang didirikan oleh mahasiswa di kampus maupun luar kampus. Perubahan ini dapat artikan sebagai suatu adaptasi disadari atau tidak oleh mahasiswa terhadap kebijakan normalisasi yang menekankan penalaran dan logika sebagai esensi dari mahasiswa. Perubahan ini bagi Arbi Sanit diartikan sebagai melemahnya peran politik mahasiswa. 35 Praktis ketika diberlakukannya NKK-BKK ini, Hajriyanto hanya konsisten berkiprah di IPM. Ia sempat didapuk menjadi Ketua IPM Kabupaten Karanganyar. Pada Tahun 1985 Hajriyanto Menyelesaikan Studinya di UGM kemudian menjadi Dosen di Universitas Diponogoro 35 Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral dan Politik Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, h. 46-47. Semarang dan diwaktu yang bersamaan ia berkiprah di IPM. Dalam perjalanan hidupnya ia juga pernah menjadi ketua Majelis Pustaka Pimpinan Daerah Muhammadiyah PDM Kota Semarang. Dan karena ia mempunyai intelektual yang tinggi, ia dipercaya menjadi ketua Majelis Pustaka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Jawa Tengah. Pada tahun 1989 ia terpilih menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah. Pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah tahun 1993, Hajriyanto terpilih menjadi Ketua umum Pimpinan Pusat PP Pemuda Muhammadiyah sampai tahun 1998. 36 Cita-citanya untuk menjadi aktifis Muhammadiyah akhirnya terwujud. Pada 1993-1997 Hajriyanto terpilih menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, menggantikan Din Syamsuddin pada muktamar di Bandung 1993. Beberapa langkah lagi, ia bisa menembus kursi PP Muahammadiyah. Terbukti, ketika Syafi’i Ma’arif menjadi ketua, ia dipercaya menduduki posisi Wakil Sekjen PP Muhammadiyah. Pada tahun 2000-2005, ia kembali masuk jajaran PP Muhammadiyah sebagai Wakil Sekjen. 37 2. Masuk dalam Politik Praktis Hajriyanto mengakui, bahwa dengan masuknya ia ke dalam politik praktis merupakan historical accident Kecelakaan sejarah yang terjadi di dalam hidupnya. Sebab sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa cita- 36 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 37 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. citanya sejak kecil hanya ingin menjadi aktifis Muhammadiyah. Kecintaannya terhadap Muhammadiyah di tegaskan oleh pernyataan berikut: “Muhammadiyah bukan organisasi politik, melainkan gerakan kultural. Pimpinan Muhammadiyah sebaiknya tidak memiliki latar belakang politik. Saya konsisten dengan pandangan tersebut. Muahammadiyah harus jauh dari politik praktis. Kian jauh dari politik, kian dihormati oleh masyarakat .” 38 Akan tetapi seiring dengan perjalanan karirnya, pada tahun 1996 konsistensi Hajriyanto di Muhammadiyah perlahan mulai menyusut. Ia mulai tertarik dengan dunia politik. Semua itu, bermula dari pernyataan koleganya di Muhammadiyah bahwa harus ada kader Muhammadiyah yang berkiprah di dunia politik. 39 Pernyataan inilah yang kemudian membuat Hajriyanto tergoda untuk terjun ke panggung politik. Akhirnya, bersama Din Syamsuddin 40 dan Lukman Harun 41 , Hajriyanto masuk 38 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 39 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 40 Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, atau dikenal dengan Din Syamsuddin, lahir di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958. Saat ini menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-sekarang. Din Syamsuddin sempat bersinggungan dengan dunia politik praktis dengan mengomandani Litbang Golkar. Din Syamsuddin bagi Hajriyanto sudah seperti sahabat sekaligus saudara. Di Muhammadiyah Hajriyanto sering berkerjasama dalam memajukan Muhammadiyah. Hajriyanto juga sering berdialog dan bertukar pemikiran serta pandangan mengenai kepemudaan, organisasi dan kemuhammadiyaan. Din Syamsuddin lah yang mengajak dan “merayu” Hajriyanto untuk masuk ke dalam politik praktis. Bahwa kader-kader Muhammadiyah harus ada yang terlibat dan terjun dalam politik. Sebab dengan begitu pemikiran-pemikiran kebangsaan dan kenegaraan yang ada di Muhammadiyah bisa tersampaikan kepada masyarakat. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 41 Lukman Harun lahir di Limapuluh Kota, Sumatera Barat, 6 Mei 1934. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Limbanang dan Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia pernah menjadi anggota DPR GRMPR GR. Di Muhammadiyah ia pernah menjabat sebagai Ketua Hubungan Luar NegeriJuru Bicara Muhammadiyah. Dalam pandangan Hajriyanto, pemikiran Lukman sangat Golkar. Tahun 1997, resmi berkiprah di Golkar dan Muhammadiyah ditinggalkan untuk sementara. “Itulah historical accident dalam kehidupan saya. Kecelakaan sejarah yang membawa saya masuk ke dalam dunia politik yang tidak menjadi angan- angan saya sebelumnya.” 42 Total berpolitik praktis, membuat karir politiknya juga cemerlang. Inilah kiprah seorang pemuda Muhammadiyah di panggung politik. Ia dipercaya menjadi Ketua Departemen Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar periode 2004-2009 dan sebelumnya Ketua Departemen Litbang pada tahun 1998-2004. Kemudian pada tahun 1997 Hajriyanto melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat. Ketika reformasi 1998 bergulir, ia tetap konsisten di Golkar. Bahkan ketika Din Syamsuddin mengajaknya keluar dari Golkar untuk membesarkan kembali Muhammadiyah, Hajriyanto tak bergeming. 43 Meskipun demikian Hajriyanto tidak pernah mengubur dalam- dalam keinginannya berkiprah di Muhammadiyah. Dunia politik sudah menjadi pilihan hidupnya. Di lapangan politik Hajriyanto menjadi anggota DPR RI Komisi VII pada tahun 1997-1999, Komisi I DPR RI tahun 1999- 2004, sempat menjadi Wakil Ketua Komisi I tahun 2004-2009, Anggota visioner dalam memajukan politik bangsa Indonesia. Karya dan jasanya sangat berpengaruh bagi perpolitikan nasional saat itu. Terlebih, ia adalah seorang pakar politik, diplomat ulung, dan juga memiliki kepedulian sosial. Lukman Harun bagi Hajriyanto sudah seperti seorang kakak, sahabat, sekaligus guru, baik dalam berorganisasi maupun politik praktis. Bahkan ketika Hajriyanto memutuskan untuk masuk dalam politik praktis, ia banyak di beri masukan dan informasi tentang perpolitikan nasional ketika itu, terutama tentang sistem dan kultur politik dalam partai GOLKAR. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 42 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 43 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. Badan Kerjasama Antar Parlemen BKSAP, Anggota Panitia Ad hoc II Badan Pekerja MPR tahun 1999-2004, Wakil Sekretaris Fraksi GOLKAR MPR RI tahun 1999-2004, Sekretaris FPG MPR RI tahun 2004-2009, Ketua FPG tahun 2009-sekarang. Aktif pula dalam keanggotaan Pansus yang merumuskan produk UU. Ia juga anggota delegasi parlemen ke sejumlah negara. Hajriyanto juga pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014, yang bertempat di Gedung Nusantara 3 Lantai 9, Komplek MPRDPR, Senayan, Jakarta. Selain itu, Hajriyanto juga sempat dipercaya menjadi anggota tim penulis pidato Harmoko 44 , Faisal Tanjung 45 dan Akbar Tanjung 46 . Begitulah karir organisasi dan politiknya yang selalu cemerlang di manapun ia berkiprah. 3. Membangun Basis Sarana Komunikasi Sebagaimana diungkapkan di atas tadi masuk dalam politik praktis, meskipun saat ini Hajriyanto lebih aktif di Golkar, akan tetapi Hajriyanto tidak pernah mengubur dalam-dalam keinginannya berkiprah di 44 Harmoko –lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939– adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan pernah menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto. 45 Jenderal TNI Purn Feisal Edno Tanjung lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 17 Juni 1939 – meninggal di Jakarta, 18 Februari 2013 pada umur 73 tahun. Ia merupakan salah satu tokoh militer Indonesia. Feisal adalah alumni dari Akademi Militer Nasional angkatan 1961. Seorang perwira tempur, kariernya banyak dihabiskan di pasukan khusus; grup Sandi Yudha RPKAD sekarang Kopassus dan kemudian Brigade 17 Kostrad. Nama “Edno” pada namanya disesuaikan dengan urutan kelahirannya E adalah huruf ke-5 alfabet. Ayahnya, seorang tokoh Muhammadiyah, memberi nama anak-anaknya sesuai dengan urutan kelahiran masing-masing. 46 Akbar Tanjung lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 14 Agustus 1945; umur 69 tahun, ia adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI 1999-2004. Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan oleh Hajriyanto dengan mendirikan basis sarana komunikasi. Basis sarana komunikasi untuk saluran berkomunikasi Hajriyanto kepada seluruh kader dan pemuda Muhammadiyah. Saat ini Hajriyanto sudah memiliki cafe tempat berdiskusi kaum muda. Diskusi-diskusi yang dilakukan di cafe ini seputar kepemudaan, kemuhammadiyaan dan politik. Pesertanya kebanyakan datang dari kader- kader muda Muhammadiyah. Jadwal diskusi yang dilakukan di cafe ini satu minggu sekali, yaitu setiap akhir pekan. Sedangkan Hajriyanto sendiri menjadi pembicara di cafe ini hanya sebulan sekali. 47 Walaupun jadwal diskusinya dilakukan setiap akhir pekan, cafe ini di luar jadwal itu tetap di kunjungi dan gunakan sebagai tempat berdiskusi. 48 Bahkan Cafe ini juga pernah dijadikan tempat untuk pelatihan, seperti pelatihan kepemimpinan dan politik. Sebagaimana di sampaikan oleh Muhammad Khoirul Muttaqien Direktur LAZISMU: “Bukan hanya yang berbentuk diskusi dan kajian, cafe ini juga pernah beberapa kali di gunakan untuk pelatihan yang sifatnya dasar maupun lanjutan. Seperti Latihan Dasar Kepemimpinan LDK, pelatihan politik, organisasi dan lain-lain. ” 49 Selain cafe, Hajriyanto juga membuat stasiun Radio H. Semua unit usaha itu di bawah naungan The Hajriyanto Center. Menurut pengakuan Hajriyanto, dana yang dihabiskan untuk mendirikan stasiun radio 47 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 48 Wawancara Pribadi dengan Andar Nubowo, Jakarta, 2 Juni 2013. 49 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Khoirul Muttaqien, Jakarta, 9 Juni 2013. sebanyak 425 juta rupiah. Segmentasi yang ingin dituju oleh Hajriyanto adalah anak-anak muda. Sedangkan wilayah siaran radio H ini sekitar wilayah Karanganyar, Sragen dan Wonogiri. Sampai sekarang radio ini masih hidup. 50 Awalnya pendirian radio H ini digunakan oleh Hajriyanto untuk kampanye pada 2009. Melalui radio H ini Hajriyanto menjelaskan visi misi dan program kerjanya kepada masyarakat. Hajriyanto juga menceritakan tentang sejarah perjalanan karirnya, proses-proses apa saja yang sudah dilaluinya dan karya-karya apa saja yang sudah dibuat olehnya. 51 Sistem acara dikemas dengan metode pasif dan interaktif. Metode pasif biasanya digunakan ketika menjelaskan sejarah perjalanan Hajriyanto mulai dari awal berkarir sampai dengan sekarang. Siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi panutannya dan yang telah memberi pengaruh dalam perjalanannya karirnya juga diceritakan dalam radio ini. Sedangkan metode aktif digunakan ketika menjelaskan visi misi dan program- program yang akan di jalankan oleh Hajriyanto. Setelah pemilu 2009 berakhir, radio ini di gunakan untuk diskusi-diskusi ringan tentang kepemimpinan, organisasi, politik, budaya dan sejarah. Diskusi-diskusi ini disampaikan dengan bahasa yang ringan, lugas dan mudah di pahami oleh masyarakat pendengar. 52 50 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 51 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 52 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. Strategi yang digunakan ini menurut Hajriyanto sudah memberikan dampak yang cukup positif. Sebagai sebuah perbandingan, jika pada pemilu 2009 dana yang dikeluarkan oleh Hajriyanto mencapai 1 miliar rupiah. Maka pada pemilu 2014 dana kampanyenya hanya mencapai 575 juta rupiah. Sebab pada 2009 dana yang gunakan bukan hanya untuk berkampanye saja, tetapi juga untuk pembuatan radio dan pembebasan lahan. Sebagaimana disampaikan oleh Hajriyanto berikut ini: “Dana yang dikeluarkan pada 2009 sangat besar Kurang lebih mencapai satu miliar. Dana ini saya pakai untuk pendirian radio H, untuk beli tanahnya, juga untuk kampanye-kampanye program saya. Nah pada 2014 dana yang saya gunakan agak berkurang, kurang lebih 275 juta. Sebab pada 2009 yang lalu kan saya sudah berkampnye. Jadi di 2014 ini saya hanya meneruskan kampanye- kampanye yang dulu itu Seperti meneruskan forum-forum yang dibuat saat berkampanye kemarin 2014. ” 53 Hajriyanto menuturkan, pendirian basis sarana komunikasi ini di tujukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat, bahwa Hajriyanto bukanlah seorang politikus instan. Hajriyanto ingin membentuk dan membangun kesadaran masyarakat terutama anak-anak muda. Bahwa untuk menjadi seorang politikus dibutuhkan proses yang panjang. Mulai 53 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. dari penguatan karakter diri, penguatan ilmu pengetahuan dan informasi serta penguatan diri dibidang praktek aksi dan pengalaman. 54

D. Karya-Karya

1. Buku a Pasca Konversi Kini Konvensi, esei-esei Politik tentang Golkar, Hajriyanto Y Thohari. Diterbitkan oleh Teplok Press,2003. b Beringin Membangun: Sejarah Politik Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari, dkk. Diterbitkan oleh GRAFINDO, 2012. c Muhammadiyah dan Pergulatan Politik Islam Modernis.Diterbitkan oleh Pusat Studi Agama dan Peradaban PSAP Muhammadiyah, pada Juni 2005. d Menunggu Roja, Menunggu Bersih: Esai-Esai Sosial, Politik dan Kebudayaan. Diterbitkan oleh Indo Strategi, pada Juni 2014. 2. Artikel 55 a Tap MPR: Pandu di Belantara Korupsi, GATRA 25 November 2009. b Sistem Presidensial: Noblesse, Yes; Oblege, No, GATRA 20Januari 2010. c Bodo Longa-Longo Koyo Kebo, GATRA 17 Februari 2010. 54 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 55 Sebenarnya sudah banyak artikel, paper maupun makalah yang tulis oleh Hajriyanto, akan tetapi disini penulis hanya mencantumkan tulisan yang berhasil penulis temukan di lapangan. Sebab dari beberapa tulisan yang penulis dapatkan, ternyata juga sudah termuat atau masuk pada buku-buku yang sudah dibuat oleh Hajriyanto. Selain itu juga karena terkendala sumber dokumentasi baik artikel, paper maupun makalah di lapangan. d Anggota DPR dan Pemancing Ikan, GATRA 10Maret 2010. e Buku, Syuhada Buku, dan Peradaban, GATRA 26Maret 2010. f Padang Pasir Menuju Padang Demokrasi, GATRA 2 Februari 2011. g Mlarat ning Ningrat, GATRA 28Maret 2011. h APBN “Beamstenstaat”?, GATRA 29Juni 2011. i SBY, ARB, dan Perpolitikan Indonesia 2012, GATRA 4 Januari 2012. j Jilbab Polwan, Sekulerisme, dan Pancasila, GATRA 4Desember 2013. k Indonesia Memilih, GATRA 7Mei 2014. l Pandu Politik, GATRA 4Juni 2014. m Belajar pada Administrasi Umar, GATRA 2 Juli 2014. n Embrio Dwipartai, GATRA 6 Agustus 2014. o Pertanggungjawaban, GATRA 3September 2014. p Pilkada Langsung, GATRA 1 Oktober 2014. 44

BAB IV ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF

HAJRIYANTO YASIN THOHARI DALAM IMPLEMENTASI PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK

A. Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi

Pengelolaan Jabatan Publik di MPR RI Berbicara mengenai performa komunikatif Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI, tidak bisa kita lepaskan padatugas dan kewenangan Hajriyanto sebagai anggota sekaligus Wakli Ketua MPR RI. Sebab dariberbagai macam tugas dan kewenangan inilah kita bisa melihat performa komunikatif Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI. Menurut Hajriyanto, dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur bahwa, kewenangan MPR dalam sistem ketatanegaraan adalah mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; melantik Presiden danatau Wakil Presiden; Memberhentikan Presiden danatau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar; dan memilih Presiden danatau Wakil Presiden apabila salah satu atau keduanya berhalangan tetap. 1 Dalam negara yang berasaskan kekeluargaan, para penyelenggara negara wajib memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang 1 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari, Jakarta, 24 Mei 2013.