jalan hidup karena untuk membuat satu keputusan diterima oleh mayoritas, orang sering harus mengalah kepada yang lain.
b. Permisif
Di sini keinginannya adalah membuat setiap orang dalam kelompok tersebut puas. Membuat orang-orang tetap senang adalah
aturan mainnya. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka organisasi
tersebut akan berfungsi dan dengan demikian pekerjaan akan bisa diselesaikan. Koordinasi sering dikorbankan dalam gaya.
c. Laissez-faire
Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya
melaksankan fungsi pemeliharaan saja. Misalnya, seorang ulama mungkin hanya namanya saja ketua dari organisasi tersbeut dan hanya
menangani urusan khotbah, sementara yang lainnya mengerjakan segala pernik mengenai bagaimana organisasi tersebut harus
beroperasi. Gaya ini kadang-kadang dipakai oleh pemimpin yang sering berpegian atau yang yang hanya bertugas sementara.
d. Partisipatif
Gaya ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam
proes pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan akan menciptakan rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama. Masalah yang timbul
adalah kemungkinan lambatnya tindaan dalam menangani masa-masa kritis.
e. Otokratis
Gaya ini ditandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan
melakukan apa-apa kecuali jika diperintahkan. Gaya ini tidak mendorong adanya pembaruan.Pemimpin menganggap dirinya sangat
diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat. Menjadi pemimpin bukanlah monopoli para alumni mahasiswa ilmu
pemerintahan atau
mereka yang
telah mengikuti
pendidikan kepempimpinan, juga bukan seseorang yang kebetulan memiliki amanah
menjadi pemimpin. Kepemimpinan bisa diraih selain dari pengetahuan juga dari berbagai pengalaman dan latar belakang organisasi yang mempengaruhi
dalam perjalanan hidupnya. Artinya, kepemimpinan akan menjadi efektif, apabila ilmu yang
didapatkan bisa dengan kreatif dan inovatif dipraktikkan, bukan hanya dalam kehidupan berorganisasi tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,
dengan begitu akan lahir sebuah seni yang indah yang tentu akan menggugah para pengikutnya.
D. Konsep Strategi Komunikasi
Strategi manajemen komunikasi communication management untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus
mampu menunjukan bagaimana operasinya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu
kondisi dan situasi.
9
Dalam strategi komunikasi, peran komunikasi sangatlah penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator
sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi
dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen
media atau komponen, komunikasi sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui
mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya
kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan ini akan
menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan praktek Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung, 1992, h. 30.
21
BAB III BIOGRAFI HAJRIYANTO YASIN THOHARI
A. Latar Belakang Keluarga
Hajriyanto Yasin Thohari lahir pada 26 Juni 1960 di Desa Manggis, jaraknya 5 km dari Karanganyar, atau sekitar 15 km dari Kota Solo, Surakarta,
Jawa Tengah. Desa Manggis adalah sebuah desa dengan hamparan sawah yang sangat luas. Mayoritas penduduknya petani. Sungai
di desa itu mengalir begitu jernihnya. Sungai tersebut jadi sumber kehidupan masayarakat desa.
Dan anak-anak desa suka sekali bermain atau mandi di sungai tersebut.
1
Hajriyanto merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Mohammad Yasin Thohari dan Suyatmi.
2
Hajriyanto lahir tepat di bulan Muharram, tahun baru Hijriyah dalam kalender Islam dan bulan Suro dalam
kalender Jawa. Karena lahir di tahun baru Islam, kedua orangtuanya menamakan Hajri. Lengkapnya, Hajriyanto Yasin Thohari.
3
Dalam perspektif Islam, bulan Muharram adalah bulan mulia. Pada bulan tersebut, umat Islam
dilarang berperang atau berkonflik dengan siapa pun. Sementara dalam perspektif Jawa, pada bulan Suro, dilarang menggelar acara keramaian, seperti
pernikahan dan lain-lain. Dua filosofi ini mewarnai kelahiran Hajriyanto kecil. Ia besar di antara kultur Islam dan kejawen.
4
1
Majelis, “Anak Desa di Panggung Politik.” Majelis Edisi No.25, Tahun III Mei 2009:
h. 18.
2
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari, Jakarta, 24 Mei 2013.
3
Majelis , “Hajriyanto Yasin Thohari: Politisi yang Hobi Membaca Buku,” Majelis Edisi
No.01, Tahun IV Januari 2010: h. 20.
4
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.