Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi
                                                                                Oleh  karena  itu,  MPR  sebagai  lembaga  yang  mencerminkan keterwakilan  politik  rakyat  dan  daerah,  yang  terdiri  atas  Anggota  DPR  dan
Anggota  DPD,  perlu  melaksanakan  peran  strategis  dalam  perumusan  arah kebijakan
pembangunan nasional
yang terencana,
terukur dan
berkesinambungan,  sehingga  penyelenggaraan  pembangunan  nasional  dapat lebih fokus dalam mewujudkan tujuan nasional menuju masa depan Indonesia
yang  lebih  baik,  yang  telah  juga  dirumuskan  dalam  Visi  Indonesia  Masa Depan  sebagaimana  tertuang  dalam  Ketetapan  MPR  Nomor  VIIMPR2001
dan  Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  2007  tentang  Rencana  Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
Selain  dalam  rangka  pelaksanaan  tugas  sebagaimana  diatur  dalam Undang-Undang Dasar, peran MPR salah satunya tercermin dari pelaksanaan
tugas  Pimpinan  MPR  sebagaimanaterdapat  pada  ketentuan  Pasal  15  ayat  1 huruf  e  Undang-Undang  Nomor  27  tahun  2009  tentang  Majelis
Permusyawaratan  Rakyat,  Dewan  Perwakilan  Rakyat,  Dewan  Perwakilan Daerah,  dan  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah,  yaitu  mengoordinasikan
Anggota  MPR  untuk  memasyarakatkan  Undang-Undang  Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peran  tersebut  diwujudkan  dengan  komitmen  Pimpinan  MPR  untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa
yang  terdapat  dalam  Pancasila,  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia  Tahun  1945,  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  dan  Bhinneka
Tunggal  Ika  yang  dikenal  dengan  istilah  Empat  Pilar  Kehidupan  Berbangsa dan Bernegara.
4
Urgensi pemahaman Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara karena  berbagai  persoalan  kebangsaan  dan  kenegaraan  yang  terjadi  di
Indonesia saat ini disebabkan abai dan lalai dalam pengimplementasian Empat Pilar itu dalam kehidupan sehari-hari. Liberalisme ekonomi terjadi karena kita
mengabaikan sila-sila dalam Pancasila terutama sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Konflik
horizontal terjadi karena kita lalai pada Bhinneka Tunggal Ika. Pemilihan  nilai-nilai  Empat  Pilar  tersebut  tidak  lain  adalah  untuk
mengingatkan  kembali  kepada  seluruh  komponen  bangsa  agar  pelaksanaan dan  penyelenggaraan  kehidupan  berbangsa  dan  bernegara  terus  dijalankan
dengan tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu- padu mengisi pembangunan, agar bangsa ini dapat lebih maju dan sejahtera.
5
Empat  Pilar  Kehidupan  Berbangsa  dan  Bernegara  dipandang  sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh
masyarakat  dan  menjadi  panduan  dalam  kehidupan  berpolitik,  menjalankan pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi
sosial  kemasyarakatan,  dan  berbagai  dimensi  kehidupan  bernegara  dan berbangsa  lainnya.  Dengan  pengamalan  prinsip  Empat  Pilar  Kehidupan
Berbangsa  dan  Bernegara,  diyakini  bangsa  Indonesia  akan  mampu mewujudkan  diri  sebagai  bangsa  yang  adil,  makmur,  sejahtera,  dan
4
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
5
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
bermartabat.  Empat  Pilar  Kehidupan  Berbangsa  dan  Bernegara  juga  dapat menjadi panduan yang efektif dan nyata, apabila semua pihak, segenap elemen
bangsa,  para  penyelenggara  negara  baik  di  pusat  maupun  di  daerah  dan seluruh  masyarakat  konsisten  mengamalkan  nilai-nilai  yang  terkandung
didalamnya. Untuk  memasyarakatkan  prinsip  Empat  Pilar  Kehidupan  Berbangsa
dan  Bernegara,  Hajriyanto  bersama  pimpinan  dan  anggota  MPR lainnyamelakukan kegiatan Sosialisasi kepada seluruh warga negara. Kegiatan
Sosialisasi  dilakukan  dalam  rangka  memberikan  pemahaman  yang  utuh  dan menyeluruh  kepada  seluruh  warga  negara  dan  para  penyelenggara  negara
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Putusan  MPR  lainnya  didukung  oleh  Presiden  Republik  Indonesia  melalui
Instruksi  Presiden  Nomor  6  Tahun  2005  tanggal  15  April  2005  tentang Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan oleh MPR.
6
Hajriyanto  berpendapat,  bahwa  pentingnya  pemahaman  pengetahuan masyarakat  tentang  hasil  perubahan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik
Indonesia  Tahun  1945  telah  disadari  oleh  Pimpinan  MPR.
7
Dan selanjutnya,sebagai  implementasi  pelaksanaan  tugas  sosialisasi  yang
diamanatkan undang-undang, Pimpinan MPR yang diketuai oleh H. M. Taufik Kiemas,  Wakil  Ketua  Hj.  Melani  Leimena  Suharli,  Drs.  Hajriyanto  Y.
Thohari, M.A, Lukman Hakim Saifuddin dan DR. Ahmad Farhan Hamid, M.S
6
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
7
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
membentuk  Tim  Kerja  Sosialisasi  yang  anggotanya  berjumlah  35  orang, terdiri  atas  unsur  Fraksi-fraksi  dan  Kelompok  Anggota  DPD  di  MPR.Para
anggota  ini  bertugas  membantu  Pimpinan  MPR  dalam  melakukan  sosialisasi Pancasila,  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945,
Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  dan  Bhinneka  Tunggal  Ika.Selain  itu, untuk  memenuhi  sasaran  tercapainya  pemahaman  konstitusi  oleh  seluruh
warga  negara,  MPR  melakukan  kerja  sama  dengan  pemerintah  daerah  dan kelompok  masyarakat  untuk  berpartisipasi  aktif  dalam  melakukan  sosialisasi
putusan MPR.
8
Semenjak  menjadi  anggota  Pimpinan  MPR  RI,  Hajriyanto  ikut  aktif dalam melaksanakan  program  sosialisasi untuk  kalangan  eksekutif, legislatif,
dan  yudikatif  di  tingkat  pemerintahan  daerah  provinsi  dan  pemerintahan kabupatenkota  di  seluruh  Indonesia,  serta  kalangan  organisasi  masyarakat,
organisasi  keagamaan,  partai  politik,  lembaga  swadaya  masyarakat,  dan kalangan pendidik yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah.
9
Hajriyanto  juga  aktif  melakukan  rapat-rapat  untuk  menyelesaikan Peraturan  Tata  Tertib  MPR,  dan  itu  diselenggarakan  setidaknya  seminggu
sekali. Selain itu, ayah empat anak ini juga memimpin pelaksanaan sosialisasi Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  UUD  NRI
Tahun 1945 terhadap seluruh anggota MPR RI yang terdiri dari 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD.
8
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
9
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
Hajriyanto  juga  sering  memimpinpelaksanaan  sosialisasi  Undang- Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  UUD  NRI  Tahun
1945  terhadap  seluruh  anggota  MPR  RI  yang  terdiri  dari  560  anggota  DPR dan  132  anggota  DPD.  Dan  dalam  rangka  memberikan  pembelajaran  dan
pendidikan  politik,  Hajriyanto  melakukan  kegiatan  Training  of  Trainers TOT Sosialisasi Putusan MPR di tingkat provinsi dan beberapa kementerian,
Cerdas  Cermat  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun 1945  dan  Ketetapan  MPR  Tingkat  Sekolah  Lanjutan  Tingkat  Atas,  dan
seminar-seminar yang berkaitan dengan materi Undang-Undang Dasar Negara Republik  Indonesia  Tahun  1945  dan  Ketetapan  MPR.  Seminar  ini  dilakukan
untuk  menghimpun  dan  mengetahui  berbagai  pandangan  dan  pendapat masyarakat  mengenai  hal-hal  terkait  dengan  penyelenggaraan  negara
berdasarkan Undang-Undang Dasar.
10
Keterkaitan  pembelajaran  dan  pendidikan  politik,  Hajriyanto mengatakan:
“Nilai-nilai  Pancasila  harus  dapat  memberi  perspektif  dalam bidang  politik  dan  hukum  dalam  dimensi  kehidupan  demokrasi  dan
ketatanegaraan. Sehingga keberagaman aspirasi politik dapat diletakan dalam  koridor  norma  hukum,  bukan  dengan  tindakan  anarkis  yang
merugikan  masyarakat.Jika  bangsa  ini  mampu  meletakkan  nilai-nilai Pancasila  dalam  kehidupan  berdemokrasi  dan  ketatanegaraan,  maka
bangsa ini dapat melakukan pembenahan dan penyempurnaan terhadap
10
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
sistem  demokrasi  dan  sistem  ketatanegaraan  baik  bidang  eksekutif, legislatif  maupun  yudikatif.Sosialisasi  Empat  Pilar  sebagai  salah  satu
sarana  pemahaman  kembali  Pancasila  kepada  seluruh  rakyat  yang dijalankan  MPR-RI,  adalah  salah  satu  bentuk  upaya  tersebut  dan
mendapatkan respon positif dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan
efektif memperkokoh kedaulatan rakyat.”
11
Beberapa sosialisasi
Putusan MPR
dilaksanakan di
KementerianInstansi  Pusat,  antara  lain  Kementerian  Agama,  Kementerian Pendidikan  Nasional,  Kementerian  Dalam  Negeri,  Markas  Besar  Tentara
Nasional  Indonesia,  Markas  Besar  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia, Kementerian  Komunikasi  dan  Informatika  dan  lembaga-lembaga  pendidikan
yang ada di KementerianInstansi Pusat seperti Lembaga Ketahanan Nasional, lembaga-lembaga  pendidikan  di  bawah  Kepolisian  Negara  Republik
Indonesia,para  Taruna  Akademi  Militer  dan  Akademi  Kepolisian,  para  Praja Institut  Pemerintahan  Dalam  Negeri;  dan  beberapa  universitas  di  Indonesia;
serta  kepada  masyarakat  Indonesia  yang  ada  di  luar  negeri.  Selain  itu, sosialisasi juga dilaksanakan melalui media massa.
Pemasyarakatan  Empat  Pilar  Kehidupan  Berbangsa  dan  Bernegara dilaksanakan  dengan  berbagai  metode  serta  melalui  praktek  di  lingkungan
instansi-instansi  di  setiap  tingkatan  pemerintahan,  perusahaan  negara  dan swasta,  organisasi  kemasyarakatan,  partai  politik,  dan  kelompok  masyarakat
lainnya  sehingga  pemasyarakatan  dapat  menjadi  gerakan  nasional  dari,  oleh,
11
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
dan untuk setiap warga negara Indonesia. Menurut Hajriyanyo, tanpa gerakan nasional  pemasyarakatan  dan  pembudayaan  Empat  Pilar  Kehidupan
Berbangsa  dan  Bernegara,  eksistensi  dan  peranannya  dari  waktu  ke  waktu akan  memudar  dan  pada  gilirannya  akan  mempengaruhi  penyelenggaraan
negara.
12
Lebih lanjut Hajriyanto mengatakan: “Pemasyarakatan  dan  pembudayaan  Empat  Pilar  Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara tidak hanya dilakukan secara teoritik, tetapi juga  lebih  penting  secara  praktik,  baik  oleh  penyelenggara  negara
maupun seluruh masyarakat Indonesia. ”
13
Selain  aktif  melakukan  sosialisasi,  Hajriyanto  juga  aktif  melakukan tugas-tugas  protokoler  pimpinan  MPR.  Berkaitan  dengan  tugas-tugas  yang
sifatnya  protokoler,  Hajriyanto  bersama  pimpinan  MPR  lainnya  menerima kunjungan  tamu-tamu  negara  seperti  duta  besar  dan  delegasi  parlemen  dari
negara-negara  sahabat.  Baik  yang  sifatnya  konstitusional  maupun  hubungan kerja  sama  yang  membicarakan  lebih  subtantif  tapi  berkaitan  dengan
konstitusi dan kerjasama antarparlemen. Selain  tentunya,  menerima  kunjungan  para  pemimpin  lembaga  tinggi
negara lain dan elemen- elemen masyarakat. “Orang mengira bahwa pimpinan
MPR  itu  banyak  menganggurnya.  Tapi  setelah  saya  alami  dua  bulan  ini ternyata  acara  yang  harus  dilakukan  sangat  padat,  baik  yang  sifatnya
12
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
13
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
pelaksanaan  tugas  pimpinan  MPR  maupun  tugas-tugas  yang  sifatnya protokoler.
”
14
Berdasarkan penjabaran di atas, jika dikaitkan dengan kajian teori yang digunakan  dalam  penelitian  ini.  Performa  komunikatif  yang  digunakan  oleh
Hajriyanto  dalam  mengimplementasikan  pengelolaan  jabatan  publik  di  MPR RI,  dapat  dijabarkan  dalam  lima  performa  komunikatif.  Lima  performa
komunikatif tersebut sebagai berikut: 1.
Performa Ritual Hajriyanto Yasin Thohari Dalam  kesehariannya,  secara  personal,  Hajriyanto  menjalankan
tugasnya sehari-hari dilatarbelakangi oleh interkasi sosial di organisasi dan pendidikan  agama  yang  selama  hidupnya  didapatkan  di  Muhammadiyah.
Tugas  kesehariannya  sebagai  Pejabat  Publik  dilakukan  penuh  dengan dedikasi  dan  intergitas.  Hajriyanto,  walau  sebagai  Wakil  Ketua  MPR  RI
hampir  tidak  menyulitkan  bagi  siapapun  yang  ingin  bertemu  langsung apalagi  berdikusi  tentang  Sejarah  dan  Kebangsaan.  Protokoler  sebagai
Pejabat  Publik,  sebagai  Wakil  Ketua  MPR  RI  hampir  tidak  ada.  Seperti pengawalan  patwal  yang  berlebihan.  Dalam  kesehariannya,  Hajriyanto
hanya  ditemani  oleh  satu  orang  ajudan.  Apalagi  ketika  Hajriyanto  datang ke  Kantor  Pusat  Dakwah  Muhammadiyah,  seolah-olah  Beliau  bukan
sebagai  Wakil  Ketua  MPR  RI.  Aktivitas  di  Muhammadiyah,  sebagai Ketua  Lembaga  Amal  Zakat  Infaq  dan  Sadaqah  Muhammadiyah
14
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
LAZISMU,  Hajriyanto  selalu  mempimpin  langsung  rapat  yang diselenggarakan oleh LAZISMU.
Hajriyanto  selalu  hadir  pada  acara  pengajian  rutin  bulanan  yang diselenggarakan  oleh  PP  Muhammadiyah,  apalagi  yang  terkait  dengan
Politik  Kebangsaan.  Hajriyanto  juga  selalu  rutin  mengundang  Angkatan Muda  Muhammadiyah  untuk  berdiskusi  tentang  Politik  Kebangsaan
Terkini  dan  isu-isu  kontemporer.  Dedikasi  dan  Loyalitas  Hajriyanto kepada  Muhammadiyah,  Organisasi  yang  telah  membesarkannya  tidak
perlu  dipertanyakan  lagi  walau  Beliau  juga  menjabat  Wakil  Ketua  MPR RI.
15
Dari  sini  bisa  dilihat,  bahwa  performa  ritual  seorang  Hajriyanto sudah  dilakukan  dengan  cukup  baik.  Hajriyanto  baik  sebagai  pribadi,
anggota  masyarakat,  anggota  organisasi  maupun  sebagai  seorang  pejabat publik,  semua  wewenang,  tugas  dan  haknya  dilakukan  dengan  dedikasi
dan intergitas yang tinggi.
2. Performa Hasrat Hajriyanto Yasin Thohari
Berdasarkan hasil testimoni, obrolan santai dan observasi langsung tentang  Hajriyanto,  baik  sebagai  Pejabat  Publik,  tokoh  Golkar  maupun
sebagai  Aktifis  Muhammadiyah,  banyak  yang  memberikan  kesan  positif terhadap Hajriyanto.
15
Testimoni  dari  M.  Khoirul  Muttaqien,  Direktur  Lembaga  Zakat  Infak  dan  Shadaqoh Muhammadiyah LAZISMU.
Hajriyanto  dikenal  selain  sebagai  humoris  dikala  berkumpul dengan  koleganya  maupun  dengan  juniornya  di  Muhammadiyah.
Hajriyanto  juga  sebagai  aktifis  politik  yang  masih  menjaga  tradisi intelektualitasnya.  Hal  tersebut  bisa  dilihat  dari  karya-karya  tulisannya
diberbagai media cetak. Hajriyanto sebagai sebuah antitesa pejabat publik pada  umumnya  telah  berhasil  membuktikan  bahwa  menjadi  politisi  dan
pejabat  Publik  tidak  perlu  melupakan  asal  muasal  dari  mana  dia  berasal. Hal  tersebut  yang  membedakan  Hajriyanto  dengan  tokoh  pejabat  publik
lainnya. Hajriyanto  di  kalangan  juniornya  di  Muhammadiyah  dianggap
senior yang yang memiliki sosok politis cum cerdik cendikia, sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Imam Mujadid Rais:
“Hajriyanto  Yasin  Thohari  dalam  amatan  saya  selama berinteraksi  merupakan  sosok  politisi  cum  cerdik  cendekia.  Tidak
banyak  politisi  yang  memiliki  keahlian  membuat  suatu  analisa mengenai  suatu  peristiwa
–  baik  itu  sosial,  agama,  budaya  dan politik
– kemudian menuliskannya di tengah kesibukan. Mungkin karena  selalu  mengikat  suatu  peristiwa  ke  dalam  tulisan.
Ingatannya pun sangat kuat. Pernah ia, sebagai wakil ketua MPR, memaksa  dirinya  tetap  datang  ke  sebuah  seminar  dengan  tanpa
bekal  makalah.  Ia  hanya  buat  coret-coretan  sedikit  saat  sudah  di depan  forum.  Selain  itu,  seringkali  ia  menulis  sendiri  makalah
untuk suatu seminar. Karena itu, ia sering begadang untuk menulis
makalah untuk seminar keesokan harinya. ”
16
Menurut  pandangan  anggota  Lembaga  Zakat  Infak  dan  Shadaqoh Muhammadiyah  LAZISMU,  Hajriyanto  merupakan  figur  yang  religius,
humoris,  politisi  yang  negarawan  dan  pribadi  yang  multi-talent. Sebagaimana yang di tuturkan oleh M. Khoirul Muttaqien:
“Beliau  figur  yang  religius,  humoris  tapi  serius,  santri  yang nasionalis,  politisi  yang  negarawan,  multi-talent,  intelektual
moderat,  cerdas,  kritis,  public  speaker  dan  memiliki  radius pergaulan cukup luas.
”
17
Sedangkan  dalam  pandangan  mantan  staffnya  di  DPR,  Hajriyanto adalah seorang politikus dan negarawan yang cakap, berwawasan luas dan
memiliki  integritas  yang  baik.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh  Makmun Halim di bawah ini:
“Selama menjadi staffnya, saya banyak belajar dari keseharian pak  Hajriyanto.  Baik  sebagai  individu  maupun  sebagai  pejabat
publik.  Di  mata  saya,  beliau  ini  seorang  politikus  dan  negarawan yang cakap, berwawasan luas dan memiliki integritas yang baik.
”
18
3. Performa Sosial Hajriyanto Yasin Thohari
Hajriyanto  dikenal  sebagai  tokoh  yang  santun  dalam  berpolitik berpolitik  secara  santun.  Berpolitik  secara  santun  disini  adalah  ketika
16
Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais,  mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR, dan Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah PPIPM.
17
Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien.
18
Testimoni dari Makmun Halim, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
menyampaikan pendapat atau kritik tidak disampaikan dengan bahasa atau kata-kata  kasar,  menyerang  pribadi,  kelompok  atau  partai.  Tidak
memanfaatkan  kesempatan  atau  memancing  di  air  keruh.  Tidak “gebyah
uyah” seolah kesalahan seseorang berarti kesalahan seluruh institusi atau partainya.
Walaupun  sikap  santun  ini  bagi  sebagian  orang  dinilai  sebagai sikap  bermain  aman,  namun  bagi  sebagian  orang  termasuk  penulis,  sikap
ini  yang  membedakan  antara  Hajriyanto  dengan  politisi  Golkar  lainnya. Menanggapi  tudingan  bermain  aman,  Hajriyanto  menjawabnya  dengan
jawaban  yang  cukup  menarik,  yaitu: “Bukankah  Politik  itu  adalah
seni …?”
19
Bahkan mengenai performa sosial yang dilakukan oleh Hajriyanto di  atas,  Grace  Natalie  mengomentarinya  dengan
istilah  “politisi  yang santun,
tenang  dan  punya  substansi”.  Sebagaimana  yang  pernah  di utarakan  oleh Grace Natalie  Mantan Wartawan TV One dan CEO Saiful
Mujani Research  Consulting [SMRC] berikut ini: “Saya mengenal Hajriyanto ini ketika menjadi narasumber saat
menjadi  jurnalis  di  TV  One.  Sosok  beliau  dalam  pandangan  saya seorang  politisi  yang  santun,  senior,  jauh  dr  kontroversi,
pembawaannya  tenang.  Bisa  dikatakan  salah  satu  politisi  yang punya  substansi.  Menurut  saya,  performa  sosial  yang  dilakukan
oleh  beliau  sangat  baik,  dan  kita  Indonesia  butuh  sosok-sosok
19
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
yang seperti ini. Santun, tenang dan punya substansi ”
20
Hajriyanto juga ramah terhadap siapa saja yang ingin bertamu dan datang untuk mewawancarainya sebagai narasumber. Hal ini diungkapkan
oleh salah satu mantan staffnya, yaitu: “Beliau  tokoh  yang  ramah  terhadap  semua  tamu  yang  ingin
bertemu dengannya. Mulai pejabat negara, wartawan dan Lembaga Swadaya  Masyarakat  LSM.  Bahkan  para  mahasiswa  yang  ingin
bertemu dengannya, semua diterimanya dengan sangat baik. ”
21
Berkat  performa  sosialnya  ini  Hajriyanto  menjadi  tokoh  yang dihormati  dan  dikagumi.  Terbukti  setiap  kali  terjadi  pergantian
kepempimpinan  di  Golkar,  nama  Hajriyanto  selalu  masuk  ke  dalam struktur DPP. Puncaknya,  Hajriyanto dipercaya oleh koleganya di  Golkar
untuk dijadikan calon sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2009 - 2014. Bukan itu saja, karakternya  yang  santun dan pembawaannya  yang
tenang, menjadikan Hajriyanto sebagai salah satu tokoh publik yang sering di undang diberbagai stasiun Televisi TV Nasional. Bahkan media online
sering meminta komentar Hajriyanto tentang fenomena politk yang sedang terjadi.
22
Berikut  ini  adalah  salah  satu  komentar  Hajriyanto  yang  pernah dimuat salah satu media online:
“Fungsi  partai  politik  untuk  melakukan  pendidikan  politik sangat  lemah.  Bahkan  dalam  mendidik  para  kadernya  untuk
20
Wawancara Pribadi dengan Grace Natalie, Jakarta, 16 Juni 2013.
21
Testimoni dari Makmun Halim.
22
Testimoni dari Herry Sucipto, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
menjadi  tokoh-tokoh  yang  bersih  itu  sangat  lemah.  Parpol  juga belum  dapat  menindak  tegas  para  kadernya  yang  melakukan
tindakan korupsi. Misalnya, dengan mencopot jabatannya. ”
23
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, menurut penulis, performa sosial yang di lakukan oleh Hajriyanto sangat baik dan khas. Karakter politiknya
yang  santun,  pembawaannya  yang  tenang  dengan  disertai  pengetahuan yang baik dan pribadinya yang ramah, membuatnya dikagumi oleh kawan
maupun  lawan  politiknya.  Karakter  performa  sosialnya  inilah  yang kemudian membedakan antara Hajriyanto dengan politisi Golkar lainnya.
4. Performa Politis Hajriyanto Yasin Thohari
Gaya kepemimpinan
Hajriyanto walaupun
sama dengan
kebanyakan pejabat publik lainnya, namun tetap memiliki gayanya sendiri. Gaya  kepemimpinan  yang  dipakai  oleh  Hajriyanto  adalah  gaya
kepemimpinan  partisipatif.
24
M.  Khoirul  Muttaqien  dalam  testimoninya mengatakan:
“Tak ada yang meragukan kepiawaian dan kematangan beliau sebagai  seorang  politisi.  Bahkan  beliau  mampu  menampilkan  diri
sebagai  politisi  santri  yang  bersih,  cerdas,  intelek,  nasionalis  dan sering  memberi  keberpihakan  kepada  daerah  yang  minim  akses
23
Republika  Online  ROL, “Pendidikan  Politik  Oleh  Parpol  Masih  Lemah,”  artikel
diakses pada
17 August
2013 dari
http:nasional.republika.co.idberitanasionalumum130815mrk39z-pendidikan-politik-oleh- parpol-masih-lemah
24
Mengenai macam-macam gaya kepemimpinan bisa di lihat di Bab II, dalam bab tersebut penulis sudah menjabarkan beberapa konsep gaya kepemimpinan.
pembangunan, khususnya wilayah timur Indonesia. ”
25
Berbeda dengan M. Khoirul Muttaqien, jika M. Khoirul Muttaqien melihat Hajriyanto sebagai seorang politisi dan negarawan. Maka  Ahmad
Imam  Mujadid  Rais  melihat  Hajriyanto  sebagai  kader  Muhammadiyah, Mujadid Rais mengatakan, bahwa:
“Kader-kader  muda  Muhammadiyah  sering  di  undang  untuk datang  ke  tempat  Hajriyanto.  Hajriyanto  ingin  mengajak  mereka
untuk  berdiskusi  dan  bertukar  pandangan  dalam  menyikapi persoalan-persoalan  yang  sedang  terjadi  di  Muhammadiyah.
Bahkan  bukan  tidak  mungkin  sikap  dan  kebijakan  dalam  setiap forum  didasarkan  dari  hasil-hasil  diskusi  yang  dilakukan  oleh
Hajriyanto di kediamannya. ”
26
Berdasarkan  pernyataan  di  atas,  bisa  disimpulkan,  jika  Hajriyanto selalu  memotivasi  anak-anak  muda  Muhammadiyah  dengan  cara
melibatkan mereka dalam aktvitas kesehariannya. Hal  yang  sama  juga  di  lakukan  ketika  di  GOLKAR,  Hajriyanto
sering mengajak rekan-rekannya sesama pimpinan dan anggota GOLKAR untuk  berdiskusi  dan  berdialog  tentang  perkembangan  GOLKAR  ke
depan. Bahkan kader-kader muda pun sering juga diajak untuk berdialog. Seperti yang dikatakan oleh Hajriyanto:
“Gaya  kepemimpinan  yang  partisipatif  itu,  harus  bisa meningkatkan  keikutsertaan  pihak-pihak  yang  terkait.  Sebab
25
Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien.
26
Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais.
dengan  begitu,  mereka  merasa  dibutuhkan  dan  dihargai.  Caranya gimana? Ya, dengan dialog-dialog, diskusi-diskusi dan berkumpul
bersama dalam mencari solusi yang konstruktif. ”
27
Begitupun  ketika  di  lingkungan  DPRMPR,  Hajriyanto  sering mengajak  para  staffnya  untuk  berdiskusi  dan  memberikan  pandangannya
tentang  perkembangan  politik  yang  terjadi  di  DPRMPR.  Sebagaimana yang dikatakan berikut ini:
“Ketika agak senggang beliau sering mengajak kita para staff untuk  berdiskusi  dan  berbincang-bincang  mengenai  perpolitikan
yang sedang terjadi di dalam DPRMPR. ”
28
Bukan  hanya  di  lingkungan  para  staff,  di  lingkungan  antar pimpinan dan anggota DPRMPR pun  Hajriyanto sering mengajak rekan-
rekannya  untuk  selalu  terlibat  dan  berperan  aktif  di  dalam  merumuskan setiap  kebijakan.  Terutama  kebijakan-kebijakan  yang  berhubungan
langsung  dengan  kepentingan  masyarakat  luas.  Seperti  soal  sosialisasi empat  pilar  bangsa,  penanganan  korupsi  dan  lain-lain.
29
Hal  ini  yang membedakan  Hajriyanto  dengan  Pimpinan  MPR  lainnya  dalam
menjalankan  aktifitas  kesehariannya  dan  juga  sebagai  Wakil  Ketua  MPR RI.
27
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
28
Testimoni dari Ahmad Fuad Fanani, salah satu mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
29
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
5. Performa Enkulturasi Hajriyanto Yasin Thohari
Tentu  dari  keempat  perfoma  komunikatif  sebelumnya,  yaitu performa    ritual,  performa  hasrat,  performa  sosial  dan  performa  politis
berdampak  pada  performa  enkulturasi  Hajriyanto.  Pada  performa enkulturasi  ini  akan  mengungkapkan  seberapa  penting  peran  organisasi
yang  dijalaninya  terhadap  perjalanan  kariernya,  dalam  hal  ini  adalah organisasi Muhammadiyah.
Tak seorang pun bisa melepaskan diri dari lingkungan di mana dia hidup,  dari  fakta  keterkaitannya  dengan  seperangkat  keyakinan,  gagasan,
posisi  sosial,  atau  dari  kegiatan  menjadi  anggota  masyarakat.
30
Aturan universal  ini juga  berlaku  pada  Hajriyanto.  Hajriyanto  lahir  di  antara  dua
kultur yang
berbeda, yaitu
tradisi Jawa
dan tradisi
Islam Muhammadiyah.
31
Dari  tradisi  Jawa  ia  dididik  dan  diajarkan  hidup  sederhana,  tidak neko-neko  dan  tidak  mengada-ada.  Dalam  bahasa  Hajriyanto  sebagai
seorang  desa  yang  lugu  dan  polos.  Sedangkan  dari  tradisi  Islam Muhammadiyah,  Hajriyanto  dididik  dan  diajarkan  tentang  nilai-nilai
kejujuran,  keikhlasan,  selalu  ikhlas  dalam  berjuang,  selalu  ikhlas  untuk menolong  sesama,  selalu  bersemangat  untuk  mencari  ilmu  pengetahuan
dan mendirikan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan.
32
30
Ahmad  Najib  Burhani,  Muhammadiyah  Jawa.  Penerjemah  Izza  Rohman  Nahrowi Jakarta: Al-Wasat Publishing House, 2010, h. 77.
31
Hajriyanto  dari  garis  ibu  mendapatkan  tradisi  budaya  Jawa,  sebab  ibunya  adalah  anak dari  seorang  kepala  desa  kuno  yang  penuh  dengan  tradisi  Jawa.  Sedangkan  tradisi  Islam
Muhammadiyah di dapatkan dari ayahnya. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
32
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
Dan  dari  Muhammadiyah  juga  Hajriyanto  belajar  tentang  politik, berbangsa  dan  bernegara.  Ketika  berpolitik,  berbangsa  dan  bernegara,
Hajriyanto  banyak  mengikuti  khittah  garis  perjuangan  Muhammadiyah. Dalam khittah di jelaskan, Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam
kehidupan  bangsa  dan  negara  merupakan  salah  satu  aspek  dari  ajaran Islam dan urusan keduniawian al-umur ad-dunyawiyat yang harus selalu
dimotivasi,  dijiwai  dan  dibingkai  oleh  nilai-nilai  luhur  agama  dan  moral yang  utama.  Karena  itu  diperlukan  sikap  dan  moral  yang  positif  dari
seluruh  warga  Muhammadiyah  dalam  menjalani  kehidupan  politik  untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
33
Dan  Muhammadiyah  meminta  kepada  segenap  anggotanya  yang aktif  dalam  politik  untuk  benar-benar  melaksanakan  tugas  dan  kegiatan
politik  secara  sungguh-sungguh  dengan  mengedepankan  tanggung  jawab al-amanah, akhlak mulia al-akhlak al-karimah, keteladanan al-uswah
al-hasanah,  dan  perdamaian  al-islah.  Aktifitas  politik  tersebut  harus sejalan  dengan  upaya  memperjuangkan  misi  persyarikatan  dalam
melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.
34
Bertemunya tradisi Jawa dan tradisi Islam Muhammadiyah, belum lagi  ditambah  dengan  ajaran-ajaran  kemuhammadiyaan  yang  di  dapat
ketika  aktif  di  organisasi  Muhammadiyah.  Semuanya  kelak  membentuk karakter  seorang  Hajriyanto  dalam  beraktifitas.  Sejak  dari  kecil,  sekolah,
33
Hajriyanto  Yasin  Thohari,  Muhammadiyah  dan  Pergulatan  Politik  Islam  Modernis Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban [PSAP] Muhammadiyah, 2005, h. 255.
34
Ibid., h. 257.
di  Muhammadiyah,  ketika  menjadi  anggota  DPR,  bahkan  sampai  ketika menjadi wakil ketua MPR RI.
Pengaruh ajaran Muhammadiyah dan pengalaman berorganisasi di Muhammadiyah,  pada  akhirnya  membentuk  sebuah  pemahaman  tentang
etos kerja dan pemaknaan dedikasi serta integritas yang baik. Pemahaman tersebut kemudian diejahwantahkan dalam kehidupan dan tugasnya sehari-
hari.  Hajriyanto  sebagai  pribadi,  mampu  mencitrakan  dirinya  sebagai pribadi yang santun, ramah, pintar, tenang dan punya substansi.
Sedangkan  sebagai  anggota  masyarakat,  anggota  organisasi maupun  sebagai  seorang  pejabat  publik.  Hajriyanto  berhasil  mencitrakan
dirinya menjadi tokoh yang berwawasan luas, dan memiliki dedikasi serta berintegritas tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mejalankan
semua  hak,  tugas  dan  wewenangan  yang  diamanatkan  kepada  dirinya. dilakukan dengan dedikasi dan intergitas yang tinggi. Hajriyanto juga telah
berhasil menghadirkan
karakter kepemimpinannya,
yaitu gaya
kepemimpinan yang partisipatif. Keberhasilan  Hajriyanto  dalam  mendorong  karyawan,  kolega  dan
juniornya, baik dilingkungan MPR, Golkar maupun Muhammadiyah untuk berkarya  dan  beraktivitas  di  masing-masing  level  dan  bidang,  sesuai
dengan  kapasitas  yang  dimilikinya.  Serta  keberhasilannya  dalam  menjadi anggota pimpinan MPR RI, sebagai Ketua DPP Golkar dan sebagai Ketua
LAZISMU, merupakan
bukti kongkrit
akan pengaruh
ajaran Muhammadiyah.
Oleh  sebab  itu,  menurut  analisis  penulis,  keberhasilan  dari performa enkulturasi  Hajriyanto  adalah  karena adanya  proses  penyerapan
dan pembelajaran yang terus menerus sepanjang hidupnya dari Organisasi Muhammadiyah. Budaya berpolitik, berbangsa dan bernegara yang ada di
Muhammadiyah mampu di yang diserap dan dipelajari oleh Hajriyanto.
                