Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi
Oleh karena itu, MPR sebagai lembaga yang mencerminkan keterwakilan politik rakyat dan daerah, yang terdiri atas Anggota DPR dan
Anggota DPD, perlu melaksanakan peran strategis dalam perumusan arah kebijakan
pembangunan nasional
yang terencana,
terukur dan
berkesinambungan, sehingga penyelenggaraan pembangunan nasional dapat lebih fokus dalam mewujudkan tujuan nasional menuju masa depan Indonesia
yang lebih baik, yang telah juga dirumuskan dalam Visi Indonesia Masa Depan sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR Nomor VIIMPR2001
dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
Selain dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar, peran MPR salah satunya tercermin dari pelaksanaan
tugas Pimpinan MPR sebagaimanaterdapat pada ketentuan Pasal 15 ayat 1 huruf e Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu mengoordinasikan
Anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peran tersebut diwujudkan dengan komitmen Pimpinan MPR untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa
yang terdapat dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika yang dikenal dengan istilah Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
4
Urgensi pemahaman Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara karena berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan yang terjadi di
Indonesia saat ini disebabkan abai dan lalai dalam pengimplementasian Empat Pilar itu dalam kehidupan sehari-hari. Liberalisme ekonomi terjadi karena kita
mengabaikan sila-sila dalam Pancasila terutama sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Konflik
horizontal terjadi karena kita lalai pada Bhinneka Tunggal Ika. Pemilihan nilai-nilai Empat Pilar tersebut tidak lain adalah untuk
mengingatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa agar pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara terus dijalankan
dengan tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu- padu mengisi pembangunan, agar bangsa ini dapat lebih maju dan sejahtera.
5
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh
masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, menjalankan pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi
sosial kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa lainnya. Dengan pengamalan prinsip Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, diyakini bangsa Indonesia akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan
4
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
5
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
bermartabat. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara juga dapat menjadi panduan yang efektif dan nyata, apabila semua pihak, segenap elemen
bangsa, para penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah dan seluruh masyarakat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Untuk memasyarakatkan prinsip Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara, Hajriyanto bersama pimpinan dan anggota MPR lainnyamelakukan kegiatan Sosialisasi kepada seluruh warga negara. Kegiatan
Sosialisasi dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman yang utuh dan menyeluruh kepada seluruh warga negara dan para penyelenggara negara
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Putusan MPR lainnya didukung oleh Presiden Republik Indonesia melalui
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2005 tanggal 15 April 2005 tentang Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan oleh MPR.
6
Hajriyanto berpendapat, bahwa pentingnya pemahaman pengetahuan masyarakat tentang hasil perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah disadari oleh Pimpinan MPR.
7
Dan selanjutnya,sebagai implementasi pelaksanaan tugas sosialisasi yang
diamanatkan undang-undang, Pimpinan MPR yang diketuai oleh H. M. Taufik Kiemas, Wakil Ketua Hj. Melani Leimena Suharli, Drs. Hajriyanto Y.
Thohari, M.A, Lukman Hakim Saifuddin dan DR. Ahmad Farhan Hamid, M.S
6
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
7
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
membentuk Tim Kerja Sosialisasi yang anggotanya berjumlah 35 orang, terdiri atas unsur Fraksi-fraksi dan Kelompok Anggota DPD di MPR.Para
anggota ini bertugas membantu Pimpinan MPR dalam melakukan sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.Selain itu, untuk memenuhi sasaran tercapainya pemahaman konstitusi oleh seluruh
warga negara, MPR melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan kelompok masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan sosialisasi
putusan MPR.
8
Semenjak menjadi anggota Pimpinan MPR RI, Hajriyanto ikut aktif dalam melaksanakan program sosialisasi untuk kalangan eksekutif, legislatif,
dan yudikatif di tingkat pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan kabupatenkota di seluruh Indonesia, serta kalangan organisasi masyarakat,
organisasi keagamaan, partai politik, lembaga swadaya masyarakat, dan kalangan pendidik yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah.
9
Hajriyanto juga aktif melakukan rapat-rapat untuk menyelesaikan Peraturan Tata Tertib MPR, dan itu diselenggarakan setidaknya seminggu
sekali. Selain itu, ayah empat anak ini juga memimpin pelaksanaan sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD NRI
Tahun 1945 terhadap seluruh anggota MPR RI yang terdiri dari 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD.
8
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
9
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
Hajriyanto juga sering memimpinpelaksanaan sosialisasi Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD NRI Tahun
1945 terhadap seluruh anggota MPR RI yang terdiri dari 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD. Dan dalam rangka memberikan pembelajaran dan
pendidikan politik, Hajriyanto melakukan kegiatan Training of Trainers TOT Sosialisasi Putusan MPR di tingkat provinsi dan beberapa kementerian,
Cerdas Cermat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPR Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan
seminar-seminar yang berkaitan dengan materi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPR. Seminar ini dilakukan
untuk menghimpun dan mengetahui berbagai pandangan dan pendapat masyarakat mengenai hal-hal terkait dengan penyelenggaraan negara
berdasarkan Undang-Undang Dasar.
10
Keterkaitan pembelajaran dan pendidikan politik, Hajriyanto mengatakan:
“Nilai-nilai Pancasila harus dapat memberi perspektif dalam bidang politik dan hukum dalam dimensi kehidupan demokrasi dan
ketatanegaraan. Sehingga keberagaman aspirasi politik dapat diletakan dalam koridor norma hukum, bukan dengan tindakan anarkis yang
merugikan masyarakat.Jika bangsa ini mampu meletakkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berdemokrasi dan ketatanegaraan, maka
bangsa ini dapat melakukan pembenahan dan penyempurnaan terhadap
10
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
sistem demokrasi dan sistem ketatanegaraan baik bidang eksekutif, legislatif maupun yudikatif.Sosialisasi Empat Pilar sebagai salah satu
sarana pemahaman kembali Pancasila kepada seluruh rakyat yang dijalankan MPR-RI, adalah salah satu bentuk upaya tersebut dan
mendapatkan respon positif dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan
efektif memperkokoh kedaulatan rakyat.”
11
Beberapa sosialisasi
Putusan MPR
dilaksanakan di
KementerianInstansi Pusat, antara lain Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Markas Besar Tentara
Nasional Indonesia, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan lembaga-lembaga pendidikan
yang ada di KementerianInstansi Pusat seperti Lembaga Ketahanan Nasional, lembaga-lembaga pendidikan di bawah Kepolisian Negara Republik
Indonesia,para Taruna Akademi Militer dan Akademi Kepolisian, para Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri; dan beberapa universitas di Indonesia;
serta kepada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri. Selain itu, sosialisasi juga dilaksanakan melalui media massa.
Pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dilaksanakan dengan berbagai metode serta melalui praktek di lingkungan
instansi-instansi di setiap tingkatan pemerintahan, perusahaan negara dan swasta, organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan kelompok masyarakat
lainnya sehingga pemasyarakatan dapat menjadi gerakan nasional dari, oleh,
11
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
dan untuk setiap warga negara Indonesia. Menurut Hajriyanyo, tanpa gerakan nasional pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, eksistensi dan peranannya dari waktu ke waktu akan memudar dan pada gilirannya akan mempengaruhi penyelenggaraan
negara.
12
Lebih lanjut Hajriyanto mengatakan: “Pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara tidak hanya dilakukan secara teoritik, tetapi juga lebih penting secara praktik, baik oleh penyelenggara negara
maupun seluruh masyarakat Indonesia. ”
13
Selain aktif melakukan sosialisasi, Hajriyanto juga aktif melakukan tugas-tugas protokoler pimpinan MPR. Berkaitan dengan tugas-tugas yang
sifatnya protokoler, Hajriyanto bersama pimpinan MPR lainnya menerima kunjungan tamu-tamu negara seperti duta besar dan delegasi parlemen dari
negara-negara sahabat. Baik yang sifatnya konstitusional maupun hubungan kerja sama yang membicarakan lebih subtantif tapi berkaitan dengan
konstitusi dan kerjasama antarparlemen. Selain tentunya, menerima kunjungan para pemimpin lembaga tinggi
negara lain dan elemen- elemen masyarakat. “Orang mengira bahwa pimpinan
MPR itu banyak menganggurnya. Tapi setelah saya alami dua bulan ini ternyata acara yang harus dilakukan sangat padat, baik yang sifatnya
12
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
13
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
pelaksanaan tugas pimpinan MPR maupun tugas-tugas yang sifatnya protokoler.
”
14
Berdasarkan penjabaran di atas, jika dikaitkan dengan kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini. Performa komunikatif yang digunakan oleh
Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI, dapat dijabarkan dalam lima performa komunikatif. Lima performa
komunikatif tersebut sebagai berikut: 1.
Performa Ritual Hajriyanto Yasin Thohari Dalam kesehariannya, secara personal, Hajriyanto menjalankan
tugasnya sehari-hari dilatarbelakangi oleh interkasi sosial di organisasi dan pendidikan agama yang selama hidupnya didapatkan di Muhammadiyah.
Tugas kesehariannya sebagai Pejabat Publik dilakukan penuh dengan dedikasi dan intergitas. Hajriyanto, walau sebagai Wakil Ketua MPR RI
hampir tidak menyulitkan bagi siapapun yang ingin bertemu langsung apalagi berdikusi tentang Sejarah dan Kebangsaan. Protokoler sebagai
Pejabat Publik, sebagai Wakil Ketua MPR RI hampir tidak ada. Seperti pengawalan patwal yang berlebihan. Dalam kesehariannya, Hajriyanto
hanya ditemani oleh satu orang ajudan. Apalagi ketika Hajriyanto datang ke Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, seolah-olah Beliau bukan
sebagai Wakil Ketua MPR RI. Aktivitas di Muhammadiyah, sebagai Ketua Lembaga Amal Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah
14
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
LAZISMU, Hajriyanto selalu mempimpin langsung rapat yang diselenggarakan oleh LAZISMU.
Hajriyanto selalu hadir pada acara pengajian rutin bulanan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah, apalagi yang terkait dengan
Politik Kebangsaan. Hajriyanto juga selalu rutin mengundang Angkatan Muda Muhammadiyah untuk berdiskusi tentang Politik Kebangsaan
Terkini dan isu-isu kontemporer. Dedikasi dan Loyalitas Hajriyanto kepada Muhammadiyah, Organisasi yang telah membesarkannya tidak
perlu dipertanyakan lagi walau Beliau juga menjabat Wakil Ketua MPR RI.
15
Dari sini bisa dilihat, bahwa performa ritual seorang Hajriyanto sudah dilakukan dengan cukup baik. Hajriyanto baik sebagai pribadi,
anggota masyarakat, anggota organisasi maupun sebagai seorang pejabat publik, semua wewenang, tugas dan haknya dilakukan dengan dedikasi
dan intergitas yang tinggi.
2. Performa Hasrat Hajriyanto Yasin Thohari
Berdasarkan hasil testimoni, obrolan santai dan observasi langsung tentang Hajriyanto, baik sebagai Pejabat Publik, tokoh Golkar maupun
sebagai Aktifis Muhammadiyah, banyak yang memberikan kesan positif terhadap Hajriyanto.
15
Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien, Direktur Lembaga Zakat Infak dan Shadaqoh Muhammadiyah LAZISMU.
Hajriyanto dikenal selain sebagai humoris dikala berkumpul dengan koleganya maupun dengan juniornya di Muhammadiyah.
Hajriyanto juga sebagai aktifis politik yang masih menjaga tradisi intelektualitasnya. Hal tersebut bisa dilihat dari karya-karya tulisannya
diberbagai media cetak. Hajriyanto sebagai sebuah antitesa pejabat publik pada umumnya telah berhasil membuktikan bahwa menjadi politisi dan
pejabat Publik tidak perlu melupakan asal muasal dari mana dia berasal. Hal tersebut yang membedakan Hajriyanto dengan tokoh pejabat publik
lainnya. Hajriyanto di kalangan juniornya di Muhammadiyah dianggap
senior yang yang memiliki sosok politis cum cerdik cendikia, sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Imam Mujadid Rais:
“Hajriyanto Yasin Thohari dalam amatan saya selama berinteraksi merupakan sosok politisi cum cerdik cendekia. Tidak
banyak politisi yang memiliki keahlian membuat suatu analisa mengenai suatu peristiwa
– baik itu sosial, agama, budaya dan politik
– kemudian menuliskannya di tengah kesibukan. Mungkin karena selalu mengikat suatu peristiwa ke dalam tulisan.
Ingatannya pun sangat kuat. Pernah ia, sebagai wakil ketua MPR, memaksa dirinya tetap datang ke sebuah seminar dengan tanpa
bekal makalah. Ia hanya buat coret-coretan sedikit saat sudah di depan forum. Selain itu, seringkali ia menulis sendiri makalah
untuk suatu seminar. Karena itu, ia sering begadang untuk menulis
makalah untuk seminar keesokan harinya. ”
16
Menurut pandangan anggota Lembaga Zakat Infak dan Shadaqoh Muhammadiyah LAZISMU, Hajriyanto merupakan figur yang religius,
humoris, politisi yang negarawan dan pribadi yang multi-talent. Sebagaimana yang di tuturkan oleh M. Khoirul Muttaqien:
“Beliau figur yang religius, humoris tapi serius, santri yang nasionalis, politisi yang negarawan, multi-talent, intelektual
moderat, cerdas, kritis, public speaker dan memiliki radius pergaulan cukup luas.
”
17
Sedangkan dalam pandangan mantan staffnya di DPR, Hajriyanto adalah seorang politikus dan negarawan yang cakap, berwawasan luas dan
memiliki integritas yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Makmun Halim di bawah ini:
“Selama menjadi staffnya, saya banyak belajar dari keseharian pak Hajriyanto. Baik sebagai individu maupun sebagai pejabat
publik. Di mata saya, beliau ini seorang politikus dan negarawan yang cakap, berwawasan luas dan memiliki integritas yang baik.
”
18
3. Performa Sosial Hajriyanto Yasin Thohari
Hajriyanto dikenal sebagai tokoh yang santun dalam berpolitik berpolitik secara santun. Berpolitik secara santun disini adalah ketika
16
Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR, dan Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah PPIPM.
17
Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien.
18
Testimoni dari Makmun Halim, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
menyampaikan pendapat atau kritik tidak disampaikan dengan bahasa atau kata-kata kasar, menyerang pribadi, kelompok atau partai. Tidak
memanfaatkan kesempatan atau memancing di air keruh. Tidak “gebyah
uyah” seolah kesalahan seseorang berarti kesalahan seluruh institusi atau partainya.
Walaupun sikap santun ini bagi sebagian orang dinilai sebagai sikap bermain aman, namun bagi sebagian orang termasuk penulis, sikap
ini yang membedakan antara Hajriyanto dengan politisi Golkar lainnya. Menanggapi tudingan bermain aman, Hajriyanto menjawabnya dengan
jawaban yang cukup menarik, yaitu: “Bukankah Politik itu adalah
seni …?”
19
Bahkan mengenai performa sosial yang dilakukan oleh Hajriyanto di atas, Grace Natalie mengomentarinya dengan
istilah “politisi yang santun,
tenang dan punya substansi”. Sebagaimana yang pernah di utarakan oleh Grace Natalie Mantan Wartawan TV One dan CEO Saiful
Mujani Research Consulting [SMRC] berikut ini: “Saya mengenal Hajriyanto ini ketika menjadi narasumber saat
menjadi jurnalis di TV One. Sosok beliau dalam pandangan saya seorang politisi yang santun, senior, jauh dr kontroversi,
pembawaannya tenang. Bisa dikatakan salah satu politisi yang punya substansi. Menurut saya, performa sosial yang dilakukan
oleh beliau sangat baik, dan kita Indonesia butuh sosok-sosok
19
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
yang seperti ini. Santun, tenang dan punya substansi ”
20
Hajriyanto juga ramah terhadap siapa saja yang ingin bertamu dan datang untuk mewawancarainya sebagai narasumber. Hal ini diungkapkan
oleh salah satu mantan staffnya, yaitu: “Beliau tokoh yang ramah terhadap semua tamu yang ingin
bertemu dengannya. Mulai pejabat negara, wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Bahkan para mahasiswa yang ingin
bertemu dengannya, semua diterimanya dengan sangat baik. ”
21
Berkat performa sosialnya ini Hajriyanto menjadi tokoh yang dihormati dan dikagumi. Terbukti setiap kali terjadi pergantian
kepempimpinan di Golkar, nama Hajriyanto selalu masuk ke dalam struktur DPP. Puncaknya, Hajriyanto dipercaya oleh koleganya di Golkar
untuk dijadikan calon sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2009 - 2014. Bukan itu saja, karakternya yang santun dan pembawaannya yang
tenang, menjadikan Hajriyanto sebagai salah satu tokoh publik yang sering di undang diberbagai stasiun Televisi TV Nasional. Bahkan media online
sering meminta komentar Hajriyanto tentang fenomena politk yang sedang terjadi.
22
Berikut ini adalah salah satu komentar Hajriyanto yang pernah dimuat salah satu media online:
“Fungsi partai politik untuk melakukan pendidikan politik sangat lemah. Bahkan dalam mendidik para kadernya untuk
20
Wawancara Pribadi dengan Grace Natalie, Jakarta, 16 Juni 2013.
21
Testimoni dari Makmun Halim.
22
Testimoni dari Herry Sucipto, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
menjadi tokoh-tokoh yang bersih itu sangat lemah. Parpol juga belum dapat menindak tegas para kadernya yang melakukan
tindakan korupsi. Misalnya, dengan mencopot jabatannya. ”
23
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, menurut penulis, performa sosial yang di lakukan oleh Hajriyanto sangat baik dan khas. Karakter politiknya
yang santun, pembawaannya yang tenang dengan disertai pengetahuan yang baik dan pribadinya yang ramah, membuatnya dikagumi oleh kawan
maupun lawan politiknya. Karakter performa sosialnya inilah yang kemudian membedakan antara Hajriyanto dengan politisi Golkar lainnya.
4. Performa Politis Hajriyanto Yasin Thohari
Gaya kepemimpinan
Hajriyanto walaupun
sama dengan
kebanyakan pejabat publik lainnya, namun tetap memiliki gayanya sendiri. Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh Hajriyanto adalah gaya
kepemimpinan partisipatif.
24
M. Khoirul Muttaqien dalam testimoninya mengatakan:
“Tak ada yang meragukan kepiawaian dan kematangan beliau sebagai seorang politisi. Bahkan beliau mampu menampilkan diri
sebagai politisi santri yang bersih, cerdas, intelek, nasionalis dan sering memberi keberpihakan kepada daerah yang minim akses
23
Republika Online ROL, “Pendidikan Politik Oleh Parpol Masih Lemah,” artikel
diakses pada
17 August
2013 dari
http:nasional.republika.co.idberitanasionalumum130815mrk39z-pendidikan-politik-oleh- parpol-masih-lemah
24
Mengenai macam-macam gaya kepemimpinan bisa di lihat di Bab II, dalam bab tersebut penulis sudah menjabarkan beberapa konsep gaya kepemimpinan.
pembangunan, khususnya wilayah timur Indonesia. ”
25
Berbeda dengan M. Khoirul Muttaqien, jika M. Khoirul Muttaqien melihat Hajriyanto sebagai seorang politisi dan negarawan. Maka Ahmad
Imam Mujadid Rais melihat Hajriyanto sebagai kader Muhammadiyah, Mujadid Rais mengatakan, bahwa:
“Kader-kader muda Muhammadiyah sering di undang untuk datang ke tempat Hajriyanto. Hajriyanto ingin mengajak mereka
untuk berdiskusi dan bertukar pandangan dalam menyikapi persoalan-persoalan yang sedang terjadi di Muhammadiyah.
Bahkan bukan tidak mungkin sikap dan kebijakan dalam setiap forum didasarkan dari hasil-hasil diskusi yang dilakukan oleh
Hajriyanto di kediamannya. ”
26
Berdasarkan pernyataan di atas, bisa disimpulkan, jika Hajriyanto selalu memotivasi anak-anak muda Muhammadiyah dengan cara
melibatkan mereka dalam aktvitas kesehariannya. Hal yang sama juga di lakukan ketika di GOLKAR, Hajriyanto
sering mengajak rekan-rekannya sesama pimpinan dan anggota GOLKAR untuk berdiskusi dan berdialog tentang perkembangan GOLKAR ke
depan. Bahkan kader-kader muda pun sering juga diajak untuk berdialog. Seperti yang dikatakan oleh Hajriyanto:
“Gaya kepemimpinan yang partisipatif itu, harus bisa meningkatkan keikutsertaan pihak-pihak yang terkait. Sebab
25
Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien.
26
Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais.
dengan begitu, mereka merasa dibutuhkan dan dihargai. Caranya gimana? Ya, dengan dialog-dialog, diskusi-diskusi dan berkumpul
bersama dalam mencari solusi yang konstruktif. ”
27
Begitupun ketika di lingkungan DPRMPR, Hajriyanto sering mengajak para staffnya untuk berdiskusi dan memberikan pandangannya
tentang perkembangan politik yang terjadi di DPRMPR. Sebagaimana yang dikatakan berikut ini:
“Ketika agak senggang beliau sering mengajak kita para staff untuk berdiskusi dan berbincang-bincang mengenai perpolitikan
yang sedang terjadi di dalam DPRMPR. ”
28
Bukan hanya di lingkungan para staff, di lingkungan antar pimpinan dan anggota DPRMPR pun Hajriyanto sering mengajak rekan-
rekannya untuk selalu terlibat dan berperan aktif di dalam merumuskan setiap kebijakan. Terutama kebijakan-kebijakan yang berhubungan
langsung dengan kepentingan masyarakat luas. Seperti soal sosialisasi empat pilar bangsa, penanganan korupsi dan lain-lain.
29
Hal ini yang membedakan Hajriyanto dengan Pimpinan MPR lainnya dalam
menjalankan aktifitas kesehariannya dan juga sebagai Wakil Ketua MPR RI.
27
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
28
Testimoni dari Ahmad Fuad Fanani, salah satu mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.
29
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
5. Performa Enkulturasi Hajriyanto Yasin Thohari
Tentu dari keempat perfoma komunikatif sebelumnya, yaitu performa ritual, performa hasrat, performa sosial dan performa politis
berdampak pada performa enkulturasi Hajriyanto. Pada performa enkulturasi ini akan mengungkapkan seberapa penting peran organisasi
yang dijalaninya terhadap perjalanan kariernya, dalam hal ini adalah organisasi Muhammadiyah.
Tak seorang pun bisa melepaskan diri dari lingkungan di mana dia hidup, dari fakta keterkaitannya dengan seperangkat keyakinan, gagasan,
posisi sosial, atau dari kegiatan menjadi anggota masyarakat.
30
Aturan universal ini juga berlaku pada Hajriyanto. Hajriyanto lahir di antara dua
kultur yang
berbeda, yaitu
tradisi Jawa
dan tradisi
Islam Muhammadiyah.
31
Dari tradisi Jawa ia dididik dan diajarkan hidup sederhana, tidak neko-neko dan tidak mengada-ada. Dalam bahasa Hajriyanto sebagai
seorang desa yang lugu dan polos. Sedangkan dari tradisi Islam Muhammadiyah, Hajriyanto dididik dan diajarkan tentang nilai-nilai
kejujuran, keikhlasan, selalu ikhlas dalam berjuang, selalu ikhlas untuk menolong sesama, selalu bersemangat untuk mencari ilmu pengetahuan
dan mendirikan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan.
32
30
Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa. Penerjemah Izza Rohman Nahrowi Jakarta: Al-Wasat Publishing House, 2010, h. 77.
31
Hajriyanto dari garis ibu mendapatkan tradisi budaya Jawa, sebab ibunya adalah anak dari seorang kepala desa kuno yang penuh dengan tradisi Jawa. Sedangkan tradisi Islam
Muhammadiyah di dapatkan dari ayahnya. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
32
Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.
Dan dari Muhammadiyah juga Hajriyanto belajar tentang politik, berbangsa dan bernegara. Ketika berpolitik, berbangsa dan bernegara,
Hajriyanto banyak mengikuti khittah garis perjuangan Muhammadiyah. Dalam khittah di jelaskan, Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam
kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dan urusan keduniawian al-umur ad-dunyawiyat yang harus selalu
dimotivasi, dijiwai dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari
seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
33
Dan Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan
politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab al-amanah, akhlak mulia al-akhlak al-karimah, keteladanan al-uswah
al-hasanah, dan perdamaian al-islah. Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi persyarikatan dalam
melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.
34
Bertemunya tradisi Jawa dan tradisi Islam Muhammadiyah, belum lagi ditambah dengan ajaran-ajaran kemuhammadiyaan yang di dapat
ketika aktif di organisasi Muhammadiyah. Semuanya kelak membentuk karakter seorang Hajriyanto dalam beraktifitas. Sejak dari kecil, sekolah,
33
Hajriyanto Yasin Thohari, Muhammadiyah dan Pergulatan Politik Islam Modernis Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban [PSAP] Muhammadiyah, 2005, h. 255.
34
Ibid., h. 257.
di Muhammadiyah, ketika menjadi anggota DPR, bahkan sampai ketika menjadi wakil ketua MPR RI.
Pengaruh ajaran Muhammadiyah dan pengalaman berorganisasi di Muhammadiyah, pada akhirnya membentuk sebuah pemahaman tentang
etos kerja dan pemaknaan dedikasi serta integritas yang baik. Pemahaman tersebut kemudian diejahwantahkan dalam kehidupan dan tugasnya sehari-
hari. Hajriyanto sebagai pribadi, mampu mencitrakan dirinya sebagai pribadi yang santun, ramah, pintar, tenang dan punya substansi.
Sedangkan sebagai anggota masyarakat, anggota organisasi maupun sebagai seorang pejabat publik. Hajriyanto berhasil mencitrakan
dirinya menjadi tokoh yang berwawasan luas, dan memiliki dedikasi serta berintegritas tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mejalankan
semua hak, tugas dan wewenangan yang diamanatkan kepada dirinya. dilakukan dengan dedikasi dan intergitas yang tinggi. Hajriyanto juga telah
berhasil menghadirkan
karakter kepemimpinannya,
yaitu gaya
kepemimpinan yang partisipatif. Keberhasilan Hajriyanto dalam mendorong karyawan, kolega dan
juniornya, baik dilingkungan MPR, Golkar maupun Muhammadiyah untuk berkarya dan beraktivitas di masing-masing level dan bidang, sesuai
dengan kapasitas yang dimilikinya. Serta keberhasilannya dalam menjadi anggota pimpinan MPR RI, sebagai Ketua DPP Golkar dan sebagai Ketua
LAZISMU, merupakan
bukti kongkrit
akan pengaruh
ajaran Muhammadiyah.
Oleh sebab itu, menurut analisis penulis, keberhasilan dari performa enkulturasi Hajriyanto adalah karena adanya proses penyerapan
dan pembelajaran yang terus menerus sepanjang hidupnya dari Organisasi Muhammadiyah. Budaya berpolitik, berbangsa dan bernegara yang ada di
Muhammadiyah mampu di yang diserap dan dipelajari oleh Hajriyanto.