Karya-Karya BIOGRAFI HAJRIYANTO YASIN THOHARI

44

BAB IV ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF

HAJRIYANTO YASIN THOHARI DALAM IMPLEMENTASI PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK

A. Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi

Pengelolaan Jabatan Publik di MPR RI Berbicara mengenai performa komunikatif Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI, tidak bisa kita lepaskan padatugas dan kewenangan Hajriyanto sebagai anggota sekaligus Wakli Ketua MPR RI. Sebab dariberbagai macam tugas dan kewenangan inilah kita bisa melihat performa komunikatif Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI. Menurut Hajriyanto, dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur bahwa, kewenangan MPR dalam sistem ketatanegaraan adalah mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; melantik Presiden danatau Wakil Presiden; Memberhentikan Presiden danatau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar; dan memilih Presiden danatau Wakil Presiden apabila salah satu atau keduanya berhalangan tetap. 1 Dalam negara yang berasaskan kekeluargaan, para penyelenggara negara wajib memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang 1 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari, Jakarta, 24 Mei 2013. teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Sementara itu, setiap warga negara hendaknya lebih mengedepankan pemenuhan kewajibannya kepada negara sebelum menuntut hak-haknya. Untuk dapat menjalankan kewajiban dan memahami hak-haknya, setiap unsur pemangku kepentingan dalam kehidupan kenegaraan harus menyadari pentingnya prinsip yang terkandung dalam keempat pilar tersebut, berusaha mengembangkan pemahamannya, serta memberdayakan kapasitas dan komitmennya dalam aktualisasi nilai-nilai tersebut sesuai dengan bidang, profesi dan posisi masing-masing. MPR sebagai penjelmaan semangat kekeluargaan negara Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mengukuhkan pilar-pilar fundamental kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan mandat konstitusional yang diembannya. Dalam kaitan ini, MPR berusaha melaksanakan tugas-tugas konstitusionalnya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan senantiasa menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat, baik yang disalurkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, maupun saluran-saluran publik lainnya. 2 MPR juga harus mampu meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya, mengembangkan mekanisme checksand balances, meningkatkan kualitas, produktifitas, dan kinerja Majelis agar sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. 3 2 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 3 Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. Oleh karena itu, MPR sebagai lembaga yang mencerminkan keterwakilan politik rakyat dan daerah, yang terdiri atas Anggota DPR dan Anggota DPD, perlu melaksanakan peran strategis dalam perumusan arah kebijakan pembangunan nasional yang terencana, terukur dan berkesinambungan, sehingga penyelenggaraan pembangunan nasional dapat lebih fokus dalam mewujudkan tujuan nasional menuju masa depan Indonesia yang lebih baik, yang telah juga dirumuskan dalam Visi Indonesia Masa Depan sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR Nomor VIIMPR2001 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Selain dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar, peran MPR salah satunya tercermin dari pelaksanaan tugas Pimpinan MPR sebagaimanaterdapat pada ketentuan Pasal 15 ayat 1 huruf e Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu mengoordinasikan Anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peran tersebut diwujudkan dengan komitmen Pimpinan MPR untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa yang terdapat dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka