UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diperlukan waktu 48 hari untuk menyelesaikan langkah spermatogenesis secara keseluruhan Krinke,G.J. 2000.
2.5.3 Peran Hormon pada Spermatogenesis
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh organ hipotalamus, hipofisis dan testis sendiri. Pengaturan
pembentukan spermatogenesis dimulai dengan sekresi gonadotropin releasing hormone GnRH oleh hipotalamus. Hormon ini selanjutnya
merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresikan dua hormon lain yang disebut hormon-hormon gonadotropin, yaitu Follicle Stimulating
Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH Guyton C.A. 1995. Luteinizing Hormone disekresikan oleh kelenjar hipofisis bagian
anterior. Berperan dalam stimulasi sel-sel Leydig untuk memproduksi testosteron, juga berperan dihasilkannya estradiol. Follicle Stimulating
Hormone merangsang pertumbuhan testis dan mempertinggi produksi protein pengikat androgen ABP oleh sel Sertoli. Peningkatan ABP ini
menyebabkan tingginya konsentrasi testosteron yang penting bagi pembentukan dan pematangan spermatozoa pada proses spermatogenesis.
Junqueira, L. C., Jose Carneiro dan Robert O. K. 2007.
Gambar 6 . Mekanisme pengaturan hormon pada spermtogenesis
Sumber: Sutrisno, Landung Hari. 2010
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sistem pengaturan umpan balik negatif beroperasi terus menerus untuk mengatur dengan tepat kecepatan sekresi testosteron. Hipotalamus
mensekresi GnRH yang merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk mensekresi LH. Sebaliknya LH merangsang hyperplasia sel-sel leydig
testis dan memproduksi testosteron. Testosteron memberikan umpan balik negatif ke hipotalamus, untuk menghambat produksi GnRH sehingga
membatasi kecepatan pembentukan testosteron Grohol J.M. 2006. Testosteron dihasilkan oleh sel interstitial leydig bila testis
dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis, dan jumlah testosteron yang disekresi kira-kira sebanding dengan jumlah LH yang tersedia, sedangkan
FSH berfungsi untuk merangsang pertumbuhan testis dan mempertinggi produksi protein pengikat androgen oleh sel sertoli, yang merupakan
komponen tubulus testis yang berguna menyokong pematangan sel spermatozoa dalam proses spermatogenesis Sherwood L. 2001. LH dan
FSH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior terutama akibat aktivitas saraf pada hipotalamus.
Testosteron merupakan hormon yang mengontrol perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria berupa
pembesaran laring, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, pubis, dada, kumis dan jenggot serta untuk pertumbuhan otot dan tulang.
Testosteron merupakan hormon kelamin pria yang disekresikan oleh testis bersama beberapa hormon seks lain yang dinamakan androgen.
Testosteron merupakan hormon yang paling banyak dan paling kuat daripada hormon androgen lain, sehingga dianggap yang paling
bertanggungjawab akan efek hormonal pria. Testosteron dibentuk oleh sel interstitial leydig yang terletak pada interstitial antara tubulus seminiferus
dan membentuk sekitar 20 massa testis dewasa. Semua androgen merupakan senyawa steroid. Guyton C.A. 1995.
2.6. ELISA