Persiapan Hewan Uji Pemberian Perlakuan Pengukuran Parameter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 2000.

3.4.5. Persiapan Hewan Uji

Sebelum percobaan, disiapkan tempat pemeliharaan hewan uji meliputi kandang, sekam, tempat makan dan tempat minum tikus. Tikus jantan diaklimatisasi di Laboratorium Animal House selama 14 hari agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Tikus diberi makan dan minum standar ad libitum, dilakukan pengamatan kondisi umum tikus serta ditimbang berat badannya. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan dari masing-masing kelompok. Setiap ekor tikus diberi tanda pengenal agar tidak salah dalam perlakuan, selanjutnya dilakukan perlakuan sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 3.1. rancangan perlakuan pada tiap kelompok tikus.

3.4.6. Pemberian Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus albino jantan galur Sprague-Dawley yang diberikan 5 perlakuan berbeda. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Ekstak etanol 70 biji jarak pagar disuspensikan dalam pembawa Na CMC 1 dengan dosis yang telah ditentukan yang diberikan secara oral. Pemberian ekstrak diberikan peroral satu hari sekali setiap pagi hari dan dilakukan selama 48 hari sesuai dengan siklus spermatogenesis Krinke, G.J. 2000.

3.4.7. Pengukuran Parameter

3.4.7.1.Pengukuran Konsentrasi Spermatozoa Pengukuran konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan cara mengambil spermatozoa pada kauda epididimis. Bagian dari kauda epididimis dipotong lalu dikeluarkan cairannya kemudian ditampung diwadah yang berisi NaCl Fisiologis 0,9 sebanyak 500 µL. Spermatozoa dimasukkan kedalam bilik hitung Neubauer Hemasitometer sampai kamar Neubauer terisi rata, kemudian dihitung jumlah spermatozoa pada salah satu kamar hitung Neubauer dan selanjutnya ditentukan pengenceran yang dilakukan dan jumlah kotak yang akan dihitung Tabel 3.2. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 3.2 Pengenceran yang dilakukan dan kotak yang dihitung No. Jumlah Spermatozoa dalam 1 kotak Pengenceran Kotak yang dihitung 1. ≥ 40 50 kali 5 2. 15-40 20 kali 10 3. ≤ 15 10 kali 25 Berdasarkan jumlah spermatozoa yang diketahui, maka dilakukan pengenceran spermatozoa berdasarkan jumlah spermatozoa yang dihitung Ilyas,S. 2007. Tabel 3.3 Cara Pengenceran No. Pengenceran Pembuatan Pengenceran 1. 50 kali a. 980 µL Larutan George + 20 µL spermatozoa b. 2.450 µL Larutan George + 50 µL spermatozoa 2. 20 kali 950 µL Larutan George + 50 µL spermatozoa 3. 10 kali a. 900 µL Larutan George + 100 µL spermatozoa b. 450 µL Larutan George + 50 µL spermatozoa Keterangan: Poin a dan b menunjukkan opsi perlakuan pilih salah satu Tahapan selanjutnya jika telah dilakukan pengenceran, dilakukan perhitungan spermatozoa dengan jumlah kotak yang dihitung sesuai dengan jumlah spermatozoa dan cara pengenceran pada tabel diatas. Kemudian dilakukan pengukuran spermatozoa sesuai rumus dibawah ini � = 10.000 � 25 � Keterangan : n : jumlah spermatozoa yang terhitung. 10.000 : volume kamar hitug Neubauer. Fp : faktor pengenceran yang dilakukan 25 : total kotak kecil yang terdapat dalam kamar hitung Neubauer k : jumlah kotak kecil yang dihitung saat pengamatan v NaCl : volume NaCl mL fisiologis yang digunakan Perhitungan konsentrasi spermatozoa JutamL dapat terlihat dari tabel berikut : Tabel 3.4 Rumus Konsentrasi Spermatozoa No. Jumlah kotak yang dihitung Rumus konsentrasi spermatozoa 1. 5 n x 10.000 x 50 x 5 x 0,5 2. 10 n x 10.000 x 20 x 2,5 x 0,5 3. 25 n x 10.000 x 10 x 1 x 0,5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3.4.7.2.Aktivitas Spermisidal Aktivitas spermisidal ditentukan untuk mengukur konsentrasi minimum zat spermisida yang dibutuhkan untuk membunuh 100 sperma dalam 20 detik. Bahan uji berbagai konsentrasi 0,25 mgmL; 0,5 mgmL; 0,75 mgmL; 1 mgmL; 1,5 mgmL; 2 mgmL; 2,5 mgmL; 3 mgmL; 3,5 mgmL dan 4 mgmL dicampur dengan suspensi sperma dengan perbandingan 1:1 AshishRanjan, Singth, 2013. Campuran tersebut diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 40x selama 20 detik lalu diamati motilitas spermanya. Dicatat persen motilitasnya jika ada sperma motil terlihat. Dua ratus lima puluh mikroliter 250 µL Baker’s buffer glukosa 3, Na 2 HPO 4 .2 H 2 O 0,31, NaCl 0,2, KH 2 PO 4 0,01 ditambahkan ke dalam campuran ekstrak dan suspensi sperma yang tidak terdapat sperma motil dan kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama minimal 60 menit. Larutan tersebut dicampurkan perlahan-lahan dan diamati lagi untuk setiap sperma yang motil. Konsentrasi ekstrak yang diuji dicatat sebagai konsentrasi efektif jika kedua tes menunjukkan tidak adanya sperma motil. Konsentrasi minimum dari ekstrak biji jarak pagar yang menyebabkan imobilisasiperhentian semua sperma dalam 20 detik tanpa kebangkitan motilitas dalam larutan buffer setelah 60 menit yang diinkubasi pada suhu 37 o C dianggap sebagai minimum effective concentration MEC Kumbar, S.B., U.C. Jadaramkunti dan R.H. Aladakatti. 2012. 3.4.7.3.Konsentrasi Hormon Testosteron Serum Selama 48 hari tikus diberikan perlakuan dengan cara memberikan ekstrak etanol 70 biji jarak pagar secara oral. Pada hari ke 0 dan 49 dilakukan pengambilan darah melalui ekor lateral tail vein sebanyak ±1 mL kemudian dimasukkan ke dalam tube. Darah dalam tube disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm untuk memisahkan serum yang akan digunakan untuk mengukur kadar testosteron tikus. Serum tersebut disimpan dalam freezer suhu -20 o C sampai hari pengukuran Akmal, Muslim., Chanif Mahdi dan Aulanni’am. 2010. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengukuran kadar hormon testosteron serum dilakukan di laboratorium Multiguna dengan menggunakan kit ELISA Testosteron dari DRG International. Kadar hormon minimal yang dapat terdeteksi pada kit ini adalah 0,083 ngmL. Prosedur pengukuran hormon dilakukan berdasarkan instruksi manual yang disertakan dalam kit. Pertama-tama setiap 25 µL dari masing-masing standar, kontrol dan sampel dimasukkan ke dalam sumuran pada plat. Dua ratusmikro liter Enzyme Conjugate dimasukkan ke dalam setiap sumuran dan campur secara menyeluruh selama 10 detik. Plat diinkubasi selama 60 menit pada suhu ruang tanpa menutup plat. Dengan cepat isi dalam sumuran ditumpahkan kemudian masing-masing sumuran dicuci dengan Wash Solution 400 µL setiap sumuran, proses tersebut diulangi sebanyak tiga kali, lalu plat dibenturkan pada kertas penyerap untuk menghilangkan sisa tetesan pada sumuran. Sebanyak 200 µL Substrate Solution ditambahkan kedalam setiap sumuran lalu inkubasi selama 15 menit pada suhu ruang. Reaksi enzimatik dihentikan dengan menambahkan 100 µL Stop Solution kedalam setiap sumuran. Absorban dari tiap sumuran ditentukan dengan menggunakan microtiter plate ELISA reader pada panjang gelombang 450 ±10nm. Pembacaan sumuran sebaiknya dilakukan dalam 10 menit setelah penambahan Stop Solution.

3.5. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Aktivitas Spermisidal dan Evaluasi Pengaruh Ekstrak Etanol 70% Biji Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Konsentrasi Testosteron pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

0 12 96

Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

4 25 111

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Antifertilitas ekstrak N-Heksana biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley secara IN VIVO

2 15 116

Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70% Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 4 121

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Uji Antifertilitas Ekstrak n-heksana Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 15 116