53
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian ekstrak etanol 70 biji jarak pagar dengan dosis 5mgkgBB, 25 mgkgBB dan 50 mgkgBB selama 48 hari pada tikus jantan dapat
menurunkan konsentrasi
spermatozoa secara
bermakna jika
dibandingkan dengan kontrol. Makin besar dosis yang diberikan,maka makin besar pula pengaruhnya terhadap penurunan konsentrasi
spermatozoa. 2. Pemberian ekstrak etanol 70 biji jarak pagar selama 48 hari dapat
mempengaruhi konsentrasi hormon testosteron yang diukur pada hari ke-0 dan hari ke-49. Terjadi penurunan konsentrasi testosteron pada
pemberian ekatrak dengan dosis rendah 5mgkgBB. Sedangkan pada pemberian ektrstrak dengan dosis sedang 25 mgkgBB dan dosis tinggi
50 mgkgBB terjadi kenaikan konsentrasi testosteron meskipun perubahan konsentrasi secara statistik tidak berbeda bermakna.
3. Pengujian aktivitas spermisidal yang dilakukan secara in vitro pada spermatozoa tikus, didapatkan konsentrasi minimum yang dapat
menyebabkan imobilisasi spermatozoa adalah 3,5mgkgBB. 4. Dari beberapa hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa biji
jarak pagar berpotensi menyebabkan infertilitas sehingga dapat dikembangkan sebagai bahan dasar obat kontrasepsi tradisional pria dan
memiliki aktivitas spermisidal.
5.2. Saran
Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan dosis yang
sama mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol 70 biji jarak pagar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap morfologi, motilitas dan viabilitas spermatozoa serta dilakukan uji kawin.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan dosis yang sama mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol 70 biji jarak pagar
terhadap konsentrasi hormon LH dan FSH. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi senyawa untuk
mengetahui struktur senyawa yang berperan terhadap aktifitas antifertilitas pada biji jarak pagar.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhamid, A. ., I. M. Fakai, I. Sani, A. A. Warra, F. Bello and B. G. Nuhu. 2013. Extraction, physicochemical characterization and phytochemical
screening of Jatropha curcas L. seed oil. Kebbi State University of Science and Technology, Aliero, Kebbi State, Nigeria. Scholars Research
Library ISSN : 2231 – 3184
Ahirwar, D., Ahirwar, B., and Kharya, M.D. 2010. Effect of Ethanolic Extract of Jatropha curcas Seeds on Estrus Cycle of Female Albino Rats. Der
Pharmacia Lettre, 26: 146-150. Akmal, Muslim., Chanif Mahdi dan
Aulanni’am. 2010. Peningkatan Konsentrasi Testosteron pada Tikus Akibat Paparan Ekstrak Air Biji Pinang. Jurnal
Veteriner Desember 2010 Vol. 11 No. 4 : 244-250. ISSN : 1411 - 8327 Ari Nur Kristanti. 2010. Potensi Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica L.
Urban Dosis Tinggi Sebagai Antifertilitas Pada Mencit Mus Musculus Betina. Sripsi Studi S-1 Biologi. Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Uin Maulana Malik Ibrahim Malang Arsyad. K. M. 1986. Kemungkinan Perkembangan Kontrasepsi Pria. Medika. 4®:
1986. Hal 342-351 Azrifitria., Amelia Puteri., Suzanti Ofa Betha. 2012. Pemanfaatan Limbah Biji
dan Kulit Manggis Garcinia mangostana L Sebagai Kontrasepsi Pria dan Suplemen Minuman yang Kaya Antioksidan. Laporan Akhir
PERTAIS. BKKBN. 2012.
http:www.bkkbn.go.id . SDKI Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2012. Diakses pada 03 November 2013 jam 16.40
Brodjonegoro,T.P.,RekksowardjojoI.K.,SoerawidjajaT.H..2006. Jarak
Pagar, Sang Primadona . Diunduh di http:
www.pikiran-rakyat.com .
Cambie, R. C and A. A. Brewis. 1999. Anti Fertility Plants of the Pacific. CSIRO; Australia.
Chairul. 2003. Identifikasi Cepat Bahan Bioaktif Tumbuhan di Lapangan. Berita Biologi. 6: 4, 624-626.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Chakrabarti K, Pal S, Bhattacharyya AK. 2003. Sperm immobilization activity of Allium sativumL. and other plant extracts. Asian J Androl. 5:131-135.
Christijanti, Wulan. 2009. Penurunan Jumlah dan Motilitas Spermatozoa Setelah Pemberian Ekstrak Biji PepayaKajian Potensi Biji Papaya sebagai
Bahan Kontrasepsi Alternatif . BIOSAINTIFIKA Volume 1, Nomor 1. Halaman 19 - 26
Debnath, Mousumi dan P.S. Bisen. 2008 . Jatropha Curcas L., A Multipurpose Stress Resistant Plant with a Potential for Ethnomedicine and Renewable
Energy. Current
Pharmaceutical Biotechnology,Bentham
Science Publishers Ltd
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes . 2002. Buku Analisis Gender dalam Pembangunan Keluarga Berencana Nasional. Bappenas Depkes. Jakarta. halaman 2.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal: 3-5, 10-12
Dubey R, Dubey K, Sridhar C, Jayaveera KN.2011. Sperm immobilization activity of aqueous methanolic and saponins extract of bark of Ziziphus
Mauritania. Der Pharmacia Sinica. 2011;22:11-16. El-Kashoury, A.A. 2009. Influence of Subchronic Exposure of Prefenofos on
Biochemical Markers and Microelements in Testicular Tissue of Rats. Journal of American :51, 19-28.
Elya, Berna,. Dadang Kusmana,. dan Nevy Krinalawaty. 2010. Kualitas spermatozoa dari tanaman Polyscias guilfoylei. MAKARA, SAINS, VOL.
14, NO. 1, APRIL 2010: 51-56 Embert
HC. 1986.
Veterinary Clinical
Pathology. 4
th edition.
Philadelphia:Saunders Company Fajria, Lili. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pandan Wangi Pandanus
Amarillyfolius Roxb. Terhadap Berat Testis Dan Diamater Tubulus Mencit Mus Musculus. NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 7,
No 2, Desember 2011 : 161-169
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Farnsworth, N.R. 1996. Biological and Phytochemical screening of plants. Journal of Prarmaceutical Science 55 3, 226-267
Farnsworth NR, Waller DP. 1982. Current status of plant products reported to inhibit sperm. In research frontiers in fertility regulation. Zatuchni GI,
editor. Evanston: Northwestern University. 1-16. Fawcett, D.W. 2002. Buju Ajar Histologi Bloom Fawcett. 12
th
ed Trans Tambayong J. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal 687.
Grohol J.M. 2006. Mechanism of effects testosterone. Available at :
http:psychentral.compsypsychTestosterone . Diakses pada tanggal 1
Desember 2013 jam 19.04 Guyton C.A. 1995. Fisiologi kedokteran dan mekanisme penyakit. Alih bahasa
Andrianto P. Jakarta. EGC. Guyton C.A, 1983, Buku Teks Fisiologi Kedokteran, Alih Bahasa : Adji Dharma.
Jakarta:EGC. Hambali, E., Ani, S., Dadang, Hariyadi, Hasim, H., Iman, K.R., Mira, R.,
Ihsanur,M., Prayoga, S., Soekisman, T., Tatang, H.S., Theresia, P., Tirto, P., dan Wahyu, P. 2007. Jarak Pagar : Tanaman Penghasil Biodiesel.
Penebar Swadaya. Jakarta. Herdiningrat S, 2002. Efek Pemberian Infusa Buah Manggis Muda Garcinia
mangostana Linn Terhadap Spermatozoa Mencit Mus musculus. Majalah Andrologi Indonesia. 10:130.
Heffner, L.J. dan Schust, D.J. 2005. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Hal : 26-27.
Heller, J. 1996. Physic Nut Jatropha curcas L. Promoting the conservation and used undertilized and neglected corps 1. Rome: Institute of Plant Genetic
and Corp Plant Research. GaterslebenIPGRI. Hal : 9-18 Hikim AP, Lue YH, Wang C, Reutrakul V, Sangsuwan R, Swerdloff RS. 2000.
Posttesticular antifertility action of triptolide in the male rat: evidence for severe impairment of cauda epididymal sperm ultrastructure. J Androl.
21:431-437.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ilyas,S. 2007. Azoospermis dan Pemulihannya Melalui Regulasi Apoptosis Sel Spermatogenik Tikus Rattus sp Pada Penyuntikan Kombinasi TU
MPA. Disertasi. Program doktor Ilmu Biomedik FKUI Junqueira, L. C., Jose Carneiro dan Robert O. K. 2007. Histologi Dasar edisi ke-
8. Jakarta: EGC. Hal 419-432 Kamal, Sachdeva., Singhal Manmohan dan Srivastava Birendra. 2011. A Review
On Chemical And Medicobiological Applications Of Jatropha curcas International Research Journal Of Pharmacy ISSN 2230
– 8407.2011 Katzung B.G. 2001. Farmakologi dasar dan klinik : Basic clinical
pharmacology, 8th Ed. Alih bahasa Sjabana D. Jakarta. Salemba Medika. Krinke, G.J. 2000. The Handbook of Experimental Animal: The Laboratory Rat.
London; Academic Press. Page 150-152. Kumbar, S.B., U.C. Jadaramkunti dan R.H. Aladakatti. 2012. In vitro spermicidal
efficacy of nimbolide, an isoprenoid of neem leaf, in albino rats. Journal of Phytotherapy and Pharmacology 2012-4, VOL-12,pp-1-13.
Laxane, Sumit., Surendra Swarnkar , Mruthunjaya K, Sachin B Zanwar dan Manjunath Setty M. 2013. Jatropha curcas A Systemic Review on
Pharmacological, Phytochemical, Toxicological Profiles and Commer. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences
ISSN: 0975-8585 Lohiya NK, Kothari LK, Manivannan B, Mishra PK, Pathak N. 2000. Human
sperm immobilization effect of Carica papaya seed extracts: an in vitro study. Asian J Androl. 2:103-109.
Makkar, H.P.S., A.O. Aderibigbe, dan K.Becker. 1998. Comparative evaluation of non-toxic and toxic varieties of Jatropha carcas for chemical
composition, digestibility, protein degradability and toxic factors. Food Chem 622: 207-215.
Martini, F. 2001. Testosterone: action, deficiency, substitution. 3rd ed Fundamental of Anatomy and Physiology. Prentice Hall, Inc. New Jersey
Nieschlag E, Behre HM, Nieschlag S.. Cambridge: Cambridge University Press; 2004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mc Lachlan, R.L. 2000. Male Hormonal Contraception a Safe, Acceptable dan Reversible Choice. MJA: 172: 254-455
Mojab,F.,Kamalinejad,M., Ghaderi,N., Vahidipour,H.R. 2003. Phytochemical Screening Of Some Species of Iranian Plants. Irian Journal Of
Pharmaceutical Research. Pp 77-82. Muliani, H.2011. Pertumbuhan Mencit Mus muculus L Setelah Pemberian Biji
Jarak Pagar Jatropha curcas White Mouse Mus muculus L Growth Exposed to Barbados Nut’s Seed. BIOMA, Vol.13, No.2, Halaman 73-79.
Nugroho, Adi. 2008. Tungau Merah Euritetranychus Sp. Acari:Tetranichydae Pada Tanaman Jarak Pagar Jatropha Curcas L.. Skripsi. Program Studi
Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Nuraini, Tuti ., Dadang Kusmana dan Efy Afifah. 2012. Penyuntikan ekstrak biji carica papaya l. Varietas cibinong pada macaca fascicularis l. Dan
kualitas spermatozoa serta kadar hormon testosteron. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 16, NO. 1, JUNI 2012: 9-16 9
Nurcholis, M. dan Sumarsih. S. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Yogyakarta : KANISIUS. Hal : 15, 18-21
Nurliani, Anni.; Rusmiati dan Heri Budi Santoso. 2005. Perkembangan Sel Spermatogenik Mencit Mus Musculus L. Setelah Pemberian Ekstrak
Kulit Kayu Durian Durio Zibethinus Murr.. Berk. Penel. Hayati: 11 77
– 79, 2005
Ogbuewu IP, Unamba-Oparah IC, Odoemenam VU, Etuk IF, Okoli IC. 2011. The potentiality of medicinal plants as the source of new contraceptive
principles in males. North Am J Med Sci. 3:255-263. Partodiharjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara. Halaman :144
Prihandana, R. dan Hendroko, R. 2006. Petunjuk Budi Daya Jarak Pagar. PT.Agromedia Pustaka. Jakarta.
Purnomo S. Biologi molekuler hormon reproduksi laki-laki. Majalah Kedokteran Indonesia. Maret 2004; 54:3:84-9
RR Alvira Widjaya. 2012. Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70 Biji Delima Punica grantum pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Vivo. Sripsi Studi S-1 Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Rusmiati.2007. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang Caesalpiana sappan L Terhadap Viabilitas Spermatozoa Mencit Jantan Mus musculus L.
BIOSCIENTIAE Vol.4 nomor2. Halaman 63-70. Sarma dan Babu. 2011. Pharmacognostic and Phytochemical Studies of Ocimum
americanum. J.Chem.Pharm. Res., 33; 337-347 Sharma, Shivani., Hitesh K.D., Bharat P., 2012. Jatropha curcas : A review.
Asian Journal Res. Phar. Sci. 2012; Vol 2, Pg 107-111 Sherwood L. 2001. Fisiologis manusia ; dari sel ke sistem. Edisi. 2. Jakarta :
EGC. Hal. 691-705 Shweta, Gediya., Ribadiya Chetna, Soni Jinkal, Shah Nancy dan Jain Hitesh.2012.
Herbal Plants Used as Contraceptives. International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research ISSN: 0976 822X.
Singth, AshishRanjan, et al.2013. Spermicidal activity and antifertility of ethanolic extract of Withania somnifera in male albino rats. Int. J. Pharm.
Sci. Rev. Res., 212, Jul – Aug 2013; n 41, 227-232 ISSN 0976 – 044X
Sinthia, P dan Sunarno . 2007. Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak Jatropha curcas dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit Mus
musculus Swiss Webster. Jurnal Sains Matematika JSM ISSN 0854- 0675. Volume 15, Nomor 2, April 2007
Smith, Mangkoewiwijoyo, S. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Edisi 1 : Jakarta. UI Press. Hal : 37-
39. Soehadi, K. dan K.M. Arsyad. 1983. Analisa Sperma. Airlangga University Press.
Surabaya.12-31 Suckow, 2006. The Laboratory Rat. 2nd Ed
Suryatini, Kadek Yuniari. 2012. Analisis Keragaman Genetik Jarak Pagar Jatropha Curcas L. Dengan Metode Inter Simple Sequence Repeats
ISSR. Tesis. Program Studi Bioteknologi Pertanian Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sutrisno, Landung Hari. 2010. Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat Tu Dan
Medroksiprogesteron Asetat
Mpa Terhadap
Konsentrasi Spermatozoa Dan Spermatogenesis Tikus Jantan Rattus Novergicus L.
Galur Sprague Dawley. Sripsi Studi S-1 Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Syah, A.N.A. 2006. Biodiesel Jarak Pagar : Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
USDAUnited Stated Department of Agriculture. 2013. Available at: http:plants.usda.govjavaClassificationServlet?source=displayclassid=
JACU Diakses pada tanggal: 28 November 2013 jam 14.26 Walker, John.M and Ralph Rapley. 2008.Handbook of Molecular Biomethods.
Second Edition. Humana Press. Page 657- 677. Wibowo S. 1998. Andropause atau PADAM, pengenalan, pencegahan dan
pengobatan. Semarang. Balai Penerbit UNDIP. Widiyani, Tetri. 2006. Efek Antifertilitas Ekstrak Akar Som Jawa Talinum
paniculatum Gaertn. Pada Mencit Mus musculus L. Jantan. Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 34, No. 3, 2006:119 - 128
Widya Dwi Arini. 2012. Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70 Biji Jarak Pagar Jatropha curcas L Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Secara In
Vivo. Sripsi Studi S-1 Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wilkison, J.M., Halley,S., Towers, P.A. 2000. Comparison of male reproductive parameters in three rat strains: Dark Agouti, Sprague Dawley and Wistar.
Australia: Laboratory Animals Ltd. Laboratory Animals 34, 70-75. William, O. R. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals
Third Edition. USA : Baltimore, Maryland. Male Reproduction chapter 13 hal 379-399
Winarno. W dan Dian S. 1997. Informasi Tanaman Obat Untuk Kontrasepsi Tradisional. Cermin Dunia Kesehatan. Halaman 25-28
Wityasmurni E. 1995. Biokimia I: Biokimia hormon. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Universitas Sebelas Maret. Surakarta. J. Nat. Prod.
Plantur., 2013, 3 5:26-30.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1 . Hasil Determinasi Tanaman
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2 . Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol 70 Biji Jarak
Pagar
Penapisan Ekstrak Hasil Uji Penapisan
Keterangan Gambar Alkaloid
1. Sebelum di beri pereaksi
2. + Alkaloid : menghasilkan
larutan yang sedikit keruh setelah diberi
pereaksi Mayer.
Flavonoid 1. Sebelum diberi
pereaksi 2. - Flavonoid: tidak
menghasilka n warna kemerahan.
Saponin 1. Sebelum dilakukan
pengocokan 2. + Saponin:
menghasilkan busabuih yang
stabil setelah dikocok kuat kuat.
Tinggi busa±1cm yang menunjukkan
kandungan saponinnya tinggi.
Tanin 1. Sebelum diberi
pereaksi 2. -Tanin: tidak
menghasilkan warna biru, biru
kehitaman maupun biru kehijauan
setelah diberikan pereaksi FeCl
3
1 2
1 2
1 2
1 2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Steroid 1. Sebelum diberi
pereaksi 2. + Steroid:
menghasilkan cincin merah
Terpenoid 1. - Terpenoid: tidak
menghasilkan cincin kemerahan
setelah diberikan pereaksi.
1 2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3 . Gambar Bahan dan Alat Penelitian
Gambar 12 . Vacuum
Rotary Evaporator Eyela Gambar 13 . Tanur
Thermo Scientific Gambar 14
. Botol maserasi
Gambar 15 . Serbuk biji
jarak pagar
Gambar 16
. Freezer Sanyo
Gambar 17 . Oven
Memmert
Gambar 18
. Botol timbang Pyrex
Gambar 19 . Kandang
tikus, tempat makan dan botol minum.
Gambar 20 . Plat tetes
Gambar 21 . Kurs silikat
Gambar 22 . Tabung
reaksi Pyrex
Gambar 23 .
Mikropipet Wiggen Houser
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 24 . Tempat
pembiusan tikus
Gambar 25 . Sentrifuge
Eppendrof
Gambar 26 . Vortex
Wiggenhouser
Gambar 27 . Mikroskop
Motic
Gambar 28 .
Hemasitometer Nesco
Gambar 29 . Kit ELISA
Drg.
Gambar 30 . ELISA
Reader Biotek
Gambar 31 . Alat bedah
minor
Gambar 32 . Papan
bedah
Gambar 33 . Tube
Gambar 34 . NaCl
fisiologis
Gambar 35 .
Mikropipet Eppendrof
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 36 . Larutan
george
Gambar 37 . Larutan
Beker’s buffer
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4 . Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Antifertilitas Ekstrak Etanol 70 Biji Jarak Pagar
Gambar 38. Biji jarak
pagar
Gambar 39 . Serbuk biji
jarak pagar
Gambar 40 . Proses
maserasi
Gambar 41 . Proses
penyaringan maserat
Gambar 42 . Filtrat yang
dihasilkan
Gambar 43 .
Pemekatan ekstrak dengan vacuum rotary
evaporator
Gambar 44
. Ekstrak kental biji jarak pagar
Gambar 45
. Pembuatan suspensi ekstrak
Gambar 46 . Suspensi
ekstrak dengan NaCMC sebagai
pembawa. Dari kiri ke kanan dosis tinggi,
sedang, rendah dan kontrol.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 47.
Tikus putih jantan galur SD
Gambar 48 . Pemberian
makan dan minum hewan coba secara ad libitum
Gambar 49 .
Pemberian ekstrak secara oral dengan alat
sonde oral
Gambar 50 . Pengambilan
darah melalui ekor tikus lateral vein
Gambar 51 . Darah tikus
untuk pengujian konsentrasi testosteron
Gambar 52 . Darah
didiamkan selama 24jam agar terbentuk
serum
Gambar 53. Tikus dikorbankan dengan bius
eter
Gambar 54 . Pembedahan
Tikus
Gambar 55 . Kauda
epididimis tikus
Gambar 56 . Perhitungan
konsentrasi spermatozoa di hemasitometer
Gambar 57 . Pengamatan
dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x
Gambar 58 . Cairan
spermatozoa ditambahkan dengan 1
ml NaCl untuk pengujian aktivitas
spermisidal
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 59 . Larutan
ekstrak dengan berbagai seri konsentrasi untuk
pengujian aktifitas spermisidal
Gambar 60 . Pengujian
aktifitas spermisidal di hemasitometer
Gambar 61 .
Penambahan Larutan Baker’s buffer pada
spermatozoa ekstrak
Gambar 62 . Inkubasi
spermatozoa
Gambar 63 . Kit ELISA
Drg Testosteron, plat, standar dan reagennya.
Gambar 64 . Sampel
serum
Gambar 65 . Standar
dimasukkan ke dalam sumuran well
Gambar 66 . Sampel
dimasukkan ke sumuran
Gambar 67 .
Penambahan Substrat Solution ke dalam
masing-masing sumuran
Gambar 68 . Inkubasi plat
dalam suhu ruang selama 60 menit
Gambar 69 . Setelah
diinkubasi, dengan cepat buang seluruh isi dalam
sumuran
Gambar 70 .
Penambahan Wash Solution Dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 71 . Penambahan
Substrat Solution
Gambar 72 . Inkubasi plat
dalam suhu ruang dan ruang tertutup selama 15
menit
Gambar 73 .
Penambahan Stop Solution
Gambar 74 . Plat
didiamkan selama 10 menit
Gambar 75.
Pengukuran Konsentrasi Testosteron
dengan ELISA Reader
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 5 . Pemerikasaan Parameter Standar Ekstrak
1. Perhitungan Rendemen Berat serbuk simplisia yang diekstraksi = 1780 gram
Berat ekstrak kental yang didapat = 37,89 gram
Rendemen =
� � �
� � � �
�
x 100 =
37,89 1780
x 100 = 2,13
2. Kadar Abu Bobot cawan
= 59,58 gram Bobot sampel
= 1,02 gram Bobot akhir
= 59,69 gram kadar abu
=
ℎ� −
x 100 =
59,69 −59,58
1,02
x 100 = 10,63
3. Susut Pengeringan Berat botol kosong
= 15,13 gram Berat ekstrak
= 1,02 gram Berat botol kosong+ekstrak sebelum dikeringkanW
= 16,16 gram Berat botol kosong+ekstrak setelah dikeringkan W
1
= 16,08 gram Susut Pengeringan
=
W 0 − 1
W 0
x 100 =
1,02 −0,94
1,02
x 100 = 7,16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 6. Alur Penelitian
determinasi
dihaluskan menggunakan seed grinder
dipekatkan dengan rotary evaporator
penapisan fitokimia parameter spesifik dan
non spesifik
2 kg Biji jarak pagar Jatropha curcas L
Biji dikeringkan
Serbuk simplisia biji jarak pagar sebanyak 1,78g
Hewan uji : tikus putih jantan strain Sprague-dawley
Remaserasi dengan etanol 70 sebanyak 8 L
Ekstrak cair
Ekstrak kental sebanyak 37,89 gram
Pemberian ekstrak pada tikus secara peroral selama
48hari Tikus diaklimatisasi selama 2
minggu
Hewan uji dikelompokkan secara acak berdasarkan perlakuan
dosis 5 ekor :
- Dosis tinggi 50 mgkgBB - Dosis sedang 25 mgkgBB
- Dosis rendah 5 mgkgBB -
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hari ke - 49
tikus dikorbankan dan diambil organ repropuksinya kauda
epididimis
Pengukuran konsentrasi
spermatozoa Pengamatan
aktivitas spermisidal
tikus diambil darahnya melalui ekor lateral tail vein
Pengamatan kadar hormon
testosteron serum
Hari ke- 0
Hari ke- 49
Analisis Data dengan SPSS 16
Konsentrasi ekstrak:
0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5
dan 4 mgmL
MEC
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7. Perhitungan Dosis Ekstrak Biji Jarak Pagar
Dosis acuan penelitian Widya Dwi Arini 2012. Untuk perhitungan dosis uji ekstrak biji jarak pagar digunakan rumus sebagai
berikut:
VAO = Dosis mg kg BB
x Berat Badan kg Konsentrasi mg ml
1. Dosis rendah 5 mgkg
VAO =
Dosis mg kg BB x Berat Badan
kg Konsentrasi mg ml
1 ml =
5 mg x 0,25 Konsentrasi mg ml
Konsentrasi = 1,25 mgml
Sediaan dibuat sebanyak 100 mL. Sehingga ekstrak yang ditimbang sebanyak :
Ekstrak mg = volume mL x konsentrasi mgmL Ekstrak
= 100 ml x 1,25 mg = 125 mg
2. Dosis sedang 25 mgkg
VAO = Dosis mg kg BB
x Berat Badan kg
Konsentrasi mg ml
1 ml =
25 mg x 0,275 Konsentrasi mg ml
Konsentrasi = 6, 875 mgml
Sediaan dibuat sebanyak 100 mL. Sehingga ekstrak yang ditimbang sebanyak :
Ekstrak mg = volume mL x konsentrasi mgmL Ekstrak
= 100 ml x 6,875 mg = 687,5 mg
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dosis tinggi 50 mgkg
VAO =
Dosis mg kg BB x Berat Badan
kg Konsentrasi mg ml
1 ml =
50 mg x 0,3 Konsentrasi mg ml
Konsentrasi = 15 mgml
Sediaan dibuat sebanyak 100 mL. Sehingga ekstrak yang ditimbang sebanyak :
Ekstrak mg = volume mL x konsentrasi mgmL Ekstrak
= 100 ml x 15 mg = 1500 mg
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8 . Berat Badan Tikus Jantan
No. Tanggal
Hewan Uji
Berat Badan Tikus per Kelompok gram I
II III
IV
1. 25 Maret 2014
Tikus 1 235
223 282
247 Tikus 2
236 264
266 211
Tikus 3 249
248 286
277 Tikus 4
215 277
215 311
Tikus 5 235
302 245
244
2. 28 Maret 2014
Tikus 1 247
260 308
272 Tikus 2
248 266
286 211
Tikus 3 261
269 298
292 Tikus 4
224 311
270 311
Tikus 5 259
318 260
271
3. 1 April 2014
Tikus 1 261
269 314
291 Tikus 2
269 282
298 233
Tikus 3 283
284 307
310 Tikus 4
235 325
294 366
Tikus 5 269
324 267
279
4. 10 April 2014
Tikus 1 272
292 313
280 Tikus 2
266 287
298 236
Tikus 3 272
289 309
311 Tikus 4
211 324
293 327
Tikus 5 270
319 258
274
5. 14 April 2014
Tikus 1 275
292 327
287 Tikus 2
263 284
300 240
Tikus 3 276
294 308
305 Tikus 4
242 329
302 336
Tikus 5 267
319 265
274
6. 18 April 2014
Tikus 1 282
295 337
298 Tikus 2
269 294
307 245
Tikus 3 277
296 316
319 Tikus 4
247 334
303 341
Tikus 5 273
319 255
283
7. 22 April 2014
Tikus 1 287
303 338
299 Tikus 2
281 294
314 248
Tikus 3 280
292 320
319 Tikus 4
252 336
307 348
Tikus 5 274
314 258
288
8. 25 April 2014
Tikus 1 284
305 345
300 Tikus 2
275 301
317 253
Tikus 3 282
293 320
322 Tikus 4
253 345
314 354
Tikus 5 277
319 261
291 9.
29 April 2014 Tikus 1
292 311
340 306
Tikus 2 285
304 307
256 Tikus 3
278 294
314 326
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
200 230
260 290
320 350
B e
rat B
ad an
gr am
Tanggal
Grafik Rerata Berat Badan Tikus
kelompok I kelompok II
kelompok III kelompok IV
Tikus 4 259
346 314
352 Tikus 5
283 325
260 292
10. 5 Mei 2014
Tikus 1 290
307 359
311 Tikus 2
283 315
324 264
Tikus 3 300
293 326
342 Tikus 4
266 348
328 366
Tikus 5 283
325 265
308
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9 . Hasil Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa
No. Kelompok
Hewan uji
Jumlah spermatozoa
dalam 5 kotak ekor
Konsentrasi spermatozoa
jutaml Rata-rata
konsentrasi tiap
tikusjutaml Rata-rata
konsentrasi tiap kelompok
jutaml±SD Kanan
Kiri Kanan
kiri
1 Kontrol
Tikus 1 49
51 61,25
63,75 62,50
61,625±2,48 Tikus 2
54 44
67,5 55,00
61,25 Tikus 3
46 52
57,50 65,00
61,25 Tikus 4
48 45
60,00 56,25
58,125 Tikus 5
54 50
67,50 62,50
65,00
2 Dosis
rendah 5mgkgbb
Tikus 1 36
42 45,00
52,50 48,75
49,125 ±4,20 Tikus 2
36 44
45,00 55,00
50,00 Tikus 3
41 48
51,25 60,00
55,625 Tikus 4
40 35
50,00 43,75
46,875 Tikus 5
32 39
40,00 48,75
44,375
3 Sedang
25mgkgbb Tikus 1
35 39
43,75 48,75
46,25 45,125±3,01
Tikus 2 28
38 35,00
47,50 41,25
Tikus 3 40
32 50,00
40,00 45,00
Tikus 4 38
41 47,50
51,25 49,375
Tikus 5 39
31 48,75
38,75 43,75
4 Tinggi
50mgkgbb Tikus 1
35 22
43,75 27,50
35,625 38,00±5,54
Tikus 2 20
30 25,00
37,50 31,25
Tikus 3 29
29 36,25
36,25 36,25
Tikus 4 36
30 45,00
37,50 41,25
Tikus 5 35
38 43,75
47,50 45,62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
y = 0.370x
2
+ 2.232x - 1.737 R² = 0.999
-2 2
4 6
8 10
12 14
16 18
1 2
3 4
5
K o
n sen
tr asi
n g
m L
Absorban nm
Kurva Kalibrasi Standar Testosteron
konsentrasi ngmL Poly. konsentrasi
ngmL
Lampiran 10 . Hasil Pengujian Konsentrasi Testosteron Serum
Tabel Hasil Pengujian Konsentrasi Standar Testosteron
Konsentrasi standar x
Absorbansi nm Standar 1
Standar 2 Rata-rata
absorban 1absorban
y 0,00
1.446 1.535
1.4905 0.670916
0,20 1.336
1.263 1.2995
0.769527
0,60 1.132
1.131 1.1315
0.883783
1,00 0.991
0.901 0.946
1.057082
2,00 0.742
0.705 0.7235
1.38217
6,00 0.395
0.422 0.4085
2.44798
16,00 0.232
0.209 0.2205
4.535147
Berdasarkan hasil kurva kalibrasi dengan memplotkan absorbansi sebagai x dan konsentrasi sebagai y maka didapatkan persamaan regresi yaitu :
y = 0.370x
2
+ 2.232x - 1.737 Dengan menggunakan nilai rerata absorbansi pada masing-masing sampel yang
diuji, maka konsentrasi sampel daat ditentukan sesuai dengan persamaan regresi pada kurva standar.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel Hasil Pengukuran Sampel Konsentrasi Testosteron Serum hari ke -0
Kelompok Tikus ke-
Abs nm 1abs
Konsentrasi Rerata
konsentrasi
Kontrol 1
0.887 1.127396
1.249625 3.68± 2.45
2 0.716
1.396648 2.10205
3 0.378
2.645503 6.757275
4 0.662
1.510574 2.47888
5 0.412
2.427184 5.860229
Dosis Rendah
5mgkgBB 1
0.633 1.579779
2.712476 4.52 ± 2.53
2 0.773
1.293661 1.769668
3 0.405
2.469136 6.029865
4 0.34
2.941176 8.028398
5 0.508
1.968504 4.090454
Dosis Sedang 25mgkgBB
1 0.738
1.355014 1.966733
2.33 ± 1.66 2
0.859 1.164144
1.362806 3
0.443 2.257336
5.186735 4
0.706 1.416431
2.166795 5
0.962 1.039501
0.982974 Dosis Tinggi
50mgkgBB 1
1.11 0.900901
0.574111 2.80 ± 2.40
2 0.431
2.320186 5.433461
3 0.437
2.28833 5.308039
4 1.065
0.938967 0.684989
5 0.726
1.37741 2.039366
Tabel Hasil Pengukuran Sampel Konsentrasi Testosteron Serum hari ke -49
Kelompok Tikus ke-
Abs nm 1abs
konsentrasi Rerata
konsentrasi
Kontrol 1
0.84 1.190476
1.444519 1.31 ± 0.69
2 0.722
1.385042 2.064199
3 1.248
0.801282 0.289021
4 0.775
1.290323 1.759025
5 0.957
1.044932 0.999285
Dosis Rendah
5mgkgBB 1
1.161 0.861326
0.459977 3.26 ± 2.34
2 0.636
1.572327 2.687153
3 0.423
2.364066 5.607455
4 0.766
1.305483 1.807424
5 0.417
2.398082 5.743312
Dosis Sedang 25mgkgBB
1 0.424
2.358491 5.585268
4.72 ± 3.18 2
0.666 1.501502
2.448519 3
0.837 1.194743
1.457809 4
0.304 3.289474
9.608741
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 0.481
2.079002 4.502565
Dosis Tinggi 50mgkgBB
1 1.009
0.99108 0.83852
8.49 ±7.35 2
0.415 2.409639
5.789666 3
0.568 1.760563
3.339423 4
0.23 4.347826
14.96168 5
0.208 4.807692
17.54591
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 11 . Hasil Pengujian Aktivitas Spermisidal
Rumus Persen Motilitas Motilitas =
sperma motil Jumlah sperma motil +sperma mati
x 100 Tabel Hasil Pengujian Aktivitas Spermisidal Ekstrak Etanol Biji Jarak Pagar
Kondisi Awal
Dengan penambahan ekstrak selama ± 20 detik duplo
Setelah diinkubasi
I II
Konsentrasi 0,25mgmL Sperma Motil
145 80
95 7
Sperma Mati 11
1 3
21 Motilitas
92 93
96 25
Konsentrasi 0,5mgmL Sperma Motil
125 48
79 1
Sperma Mati 7
11 3
15 Motilitas
94 81
96 6
Konsentrasi 0,75mgmL Sperma Motil
125 33
34 8
Sperma Mati 7
22 14
38 Motilitas
92 60
71 17
Konsentrasi 1 mgmL Sperma Motil
90 13
11 Sperma Mati
10 28
48 15
Motilitas 90
32 19
Konsentrasi 1,5 mgmL Sperma Motil
90 20
23 Sperma Mati
10 67
45 26
Motilitas 90
23 34
Konsentrasi 2 mgmL Sperma Motil
85 17
6 Sperma Mati
8 71
58 45
Motilitas 91
19 9
Konsentrasi 2,5 mgmL Sperma Motil
96 7
9 Sperma Mati
8 72
72 21
Motilitas 92
9 11
Konsentrasi 3 mgmL Sperma Motil
102 3
2 Sperma Mati
15 57
41 15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Motilitas 87
5 5
Konsentrasi 3,5 mgmL Sperma Motil
102 Sperma Mati
15 42
56 14
Motilitas 87
Konsentrasi 4 mgmL Sperma Motil
94 Sperma Mati
11 55
67 26
Motilitas 89
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 12 . Analisis Data Konsentrasi Spermatozoa
1. Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Konsentrasi Spermatozoa Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tujuan: untuk melihat distribusi data konsentrasi spermatozoa tikus Hipotesis : Ho : Data konsentrasi spermatozoa terdistribusi normal
Ha : Data konsentrasi spermatozoa tidak terdistribusi normal Pengambilan Keputusan :
- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
20 Normal
Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 4.13321550E6
Most Extreme
Differences Absolute
.094 Positive
.093 Negative
-.094 Kolmogorov-Smirnov Z
.420 Asymp. Sig. 2-tailed
.995 a. Test distribution is Normal.
Keputusan : Uji normalitas konsentrasi spermatozoa seluruh kelompok uji terdistribusi normal.
Uji Homogenitas Levene Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi spermatozoa tikus homogen atau
tidak Hipotesis : Ho : Data konsentrasi spermatozoa homogen
Ha : Data konsentrasi spermatozoa tidak homogen Pengambilan Keputusan :
- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Test of Homogeneity of Variances
konsentrasi spermatozoa Levene Statistic
df1 df2
Sig. 1.369
3 16
.288
Keputusan : Uji Homogenitas konsentrasi spermatozoa seluruh kelompok homogen p≥0,05 sehingga bisa dilanjutkan dengan uji
ANOVA 2. Uji Analisis Varians ANOVA satu arah terhadap konsentrasi spermatozoa
kelompok hewan uji. Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data konsentrasi
spermatozoa. Hipotesis : Ho: Data konsentrasi spermatozoa tidak berbeda secara bermakna.
Ha : Data konsentrasi spermatozoa berbeda secara bermakna Pengambilan Keputusan :
- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
ANOVA
konsentrasi spermatozoa Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups 1.471E15
3 4.905E14
30.813 .000
Within Groups 2.547E14
16 1.592E13
Total 1.726E15
19
Keputusan : konsentrasi spermatozoa berbeda secara bermakna, sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji BNTLSD
3. Uji Beda Nyata Terkecil BNT terhadap konsentrasi spermatozoa kelompok hewan uji.
Tujuan : Untuk menentukan data konsentrasi spermatozoa kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan data
konsentrasi spermatozoa kelompok lainnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hipotesis : Ho: Data konsentrasi spermatozoa tidak berbeda secara bermakna. Ha : Data konsentrasi spermatozoa berbeda secara bermakna
Pengambilan Keputusan : -
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima. -
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
Multiple Comparisons
konsentrasi spermatozoa LSD
I kelompok J kelompok
Mean Difference I-J
Std. Error Sig.
95 Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound kelompok 1
kelompok 2 1.25000E7
2.52333E6 .000
7.1508E6 1.7849E7
kelompok 3 1.65000E7
2.52333E6 .000
1.1151E7 2.1849E7
kelompok 4 2.36250E7
2.52333E6 .000
1.8276E7 2.8974E7
kelompok 2 kelompok 1
-1.25000E7 2.52333E6
.000 -1.7849E7
-7.1508E6 kelompok 3
4.00000E6 2.52333E6 .132
-1.3492E6 9.3492E6
kelompok 4 1.11250E7
2.52333E6 .000
5.7758E6 1.6474E7
kelompok 3 kelompok 1
-1.65000E7 2.52333E6
.000 -2.1849E7
-1.1151E7 kelompok 2
-4.00000E6 2.52333E6 .132
-9.3492E6 1.3492E6
kelompok 4 7.12500E6
2.52333E6 .012
1.7758E6 1.2474E7
kelompok 4 kelompok 1
-2.36250E7 2.52333E6
.000 -2.8974E7
-1.8276E7 kelompok 2
-1.11250E7 2.52333E6
.000 -1.6474E7
-5.7758E6 kelompok 3
-7.12500E6 2.52333E6
.012 -1.2474E7
-1.7758E6 . The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keputusan : konsentrasi spermatozoa seluruh kelompok perlakuan berbeda secara bermakna dengan kontrol p≤0,05
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13 . Analisis Data Konsentrasi Testosteron Serum
1. Analisis Data Konsentrasi Testosteron Serum pada Kelompok Kontrol Uji Normalitas dan Homogenitas Terhadap Konsentrasi Testosteron
o Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tujuan: untuk melihat distribusi data konsentrasi testosteron Hipotesis : Ho : Data konsentrasi testosteron terdistribusi normal
Ha : Data konsentrasi testosteron tidak terdistribusi normal Pengambilan Keputusan :
- Jika ni lai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
10 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 1.69932551
Most Extreme Differences Absolute
.129 Positive
.129 Negative
-.099 Kolmogorov-Smirnov Z
.407 Asymp. Sig. 2-tailed
.996 a. Test distribution is Normal.
Keputusan : Uji normalitas konsentrasi testosteron pada kelompok kontrol terdistribusi normal.
o Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi testosteron homogen atau tidak. Hipotesis : Ho : Data konsentrasi testosteron homogen
Ha : Data konsentrasi testosteron tidak homogen Pengambilan Keputusan :
- Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima.
- Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Test of Homogeneity of Variances
konsentras Levene Statistic
df1 df2
Sig. 18.661
1 8
.003
Keputusan : Uji Homogenitas konsentrasi testosteron kelompok kontrol tidak homogen p≤0,05 sehingga dilanjutkan dengan uji
Kruskal Wallis karena syarat belum terpenuhi.