Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
189
a. Penomoran Halaman
Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan
penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah bo om,
center, headfooter
2,2 cm
b. Penomoran Bab dan Subbab
Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut. 1 Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
2 Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
3 Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
4 Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
5 Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4. Tabel atau Gambar
a. Tabel
Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body
. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel
pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel.
Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi
lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar
Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor
dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak
Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
190
pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5. Bahasa
Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman
pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6. Jenis Kertas
Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.
Contoh laporan ilmiah sederhana:
Laporan Penelitian Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial
dari Petani menjadi Perajin I. Pendahuluan
Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang
perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani
harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada
petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.
Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin.
Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar 73 masih
berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan
Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
191
bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah.
Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam
laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
II. Tujuan Penelitian
1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin
2. Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak
industrialisasi
III. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya
metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya
sebagai berikut.
1. Menentukan objek penelitian 2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan
masalah 5.
Memberikan solusisimpulan
IV. Hasil Penelitian
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui
proses magang sebagai berikut. 1. Pengaruh media masa
Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat
pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesan- kesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini