Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
12
Cara pengarang menggambarkan para tokoh cerita ialah dengan secara langsung d
ijelaskan nama tokoh beserta gambaran fisik, kepribadian, lingkungan kehidupan, jalan pikiran, proses berbahasa,
dan lain-lain. Dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu melalui percakapandialog, digambarkan oleh tokoh lainnya, reaksi dari tokoh
lain, pengungkapan kebiasaan tokoh, jalan pikiran, atau tindakan saat menghadapi masalah.
d. LatarSe ing
Latar cerita adalah gambaran tentang waktu, tempat, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita. Latar merupakan sarana
memperkuat serta menghidupkan jalan cerita.
e. Amanat
Amanat cerita adalah pesan moral atau nasehat yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita yang dikarangnya. Pesan atau nasehat
disampaikan oleh pengarang dengan cara tersurat yakni d ijelaskan oleh
pengarang langsung atau melalui dialog tokohnya; dan secara tersirat atau tersembunyi sehingga pembaca baru akan dapat menangkap
pesan setelah membaca keseluruhan isi cerita.
f. Sudut Pandang Pengarang
Sudut pandang pengarang atau point of view ialah posisi pengarang dalam cerita. Posisi pengarang dalam cerita terbagai menjadi dua,
terlibat dalam cerita dan berada di luar cerita. a. Pengarang terlibat di dalam cerita. Terdiri atas pengarang sebagai
pemeran utama orang pertama, isi cerita bagaikan mengisahkan pengalaman pengarang. Selain itu, keterlibatan pengarang
dalam cerita juga dapat memosisikan pengarang hanya pemeran pembantu. Artinya, pengarang bukan tokoh utama atau sentral
namun ia ikut menjadi tokoh, misalnya cerita tentang kehidupan orang-orang terdekat pengarang, ayah, ibu, adik, atau sahabat
seperti roman sastra berjudul “Ayahku” yang dikarang oleh HAMKA.
b. Pengarang berada di luar cerita, terdiri atas pengarang serbatahu.
Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
13
Ia yang menciptakan tokoh, menjelaskan jalan pikiran tokoh, mengatur dan mereka semua unsur yang ada di dalam cerita.
Selain itu, pengarang berada di luar cerita dapat hanya menjadikan pengarang sebagai pengamat atau disebut sudut pandang panoramik.
Pengarang menceritakan apa yang dilihatnya, sebatas yang dilihatnya. Ia tidak mengetahui secara bathin tokoh-tokoh cerita.
Posisi pengarang seperti ini biasanya terdapat pada cerita narasi yang berupa kisah perjalanan.
g. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana pengarang menguraikan ceritanya. Ada yang menggunakan bahasa yang lugas, ada yang bercerita dengan
bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari. Ada juga yang bercerita dengan gaya satire atau sindiran halus, menggunakan simbol-simbol,
dan sebagainya. Penggunaan bahasa ini sangat membantu menimbulkan daya tarik dan penciptaan suasana yang tepat bagi pengembangan
tema serta alur cerita. Setiap pengarang besar biasanya sudah memiliki ciri khas penggunaan bahasa dalam ceritanya.
Contoh Cerpen populer perhatikan gaya bahasanya. S I T I
Tadi pagi aku ngamuk. Rasanya ini amukanku yang terdahsyat sepanjang sejarah. Keseeel ..... banget. Sumbernya, yah, siapa lagi kalau
bukan si Siti. Itu pembantu baru yang kelakuannya suka bikin takjub orang serumah. Bayangkan saja, masak dra paper kewiraan yang sudah setengah
mati kubuat, seenaknya saja dia lempar ke tempat sampah. Dia tidak tahu berapa besarnya pengorbananku untuk membuat paper itu. Tiga malam
nyaris tidak tidur. Bahkan Hunter, pujaan hatiku yang setiap Minggu malam selalu kunantikan kehadirannya, kali ini terpaksa aku cuekin. Eh ..... tahu-
tahu hasil kerja kerasku itu dilempar ke tempat sampah. Gimana aku tidak kesal setengah mati. Dasar bego si Siti itu. Aku ‘kan sudah wanti-wanti
ribuan kali agar dia jangan sekali-kali menyentuh kertas-kertasku. Biar kamarku berantakan kayak kapal pecah juga, nggak apa, asal kertas-kertas
berhargaku aman. Siti, Siti, kamu kira gampang bikin paper, segampang bikin sambal terasi?