Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
6
yang menimbulkan empati bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-hal berikut ini.
1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang diejawantahkan ke
dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. 2.
Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan
alat pemuas hati peminat sastra. 4.
Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur
kehidupan. Dengan kata lain, merupakan hasil proses yang matang bukan sekadar diciptakan.
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan aktivitas berupa:
1 mendengarkanmenyimak 2 membaca
3 menonton 4 mempelajari bagian-bagiannya
5 menceritakan kembali 6 mengomentari
7 meresensi 8 membuat parafrasa
9 menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut 10 merasakan seperti: mendeklamasikan untuk puisi atau melakonkan
untuk drama 11 membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya
Selain aktivitas merespons karya sastra seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati secara
umum meliputi hal-hal berikut 1. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra
berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut 2. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut,
Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
7
baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya 3. Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman
untuk mendapatkan penghayatan 3. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur
kualitas karya tersebut 4. Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan tingkat
kualitasnya
C. Jenis Apresiasi
Dalam tahapan apresiasi tertinggi, seseorang akan dapat memberikan penilaian dan penghargaan yang posisif bagi sebuah karya sastra. Ia pun dapat
memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan sikapnya tersebut kepada orang lain. Setelah melakukan pilihan kepada
sebuah bentuk karya sastra yang menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya, seseorang akan merespons karya tersebut dengan dua bentuk
sikap atau jenis apresiatif, yaitu apresiasi yang bersifat kinetik atau sikap tindakan dan apresiasi yang bersifat verbalitas
Apresiasi bersifat kinetik, yaitu sikap memberikan minat pada sebuah karya sastra lalu berlanjut pada keseriusan untuk melakukan langkah-
langkah apresiatif secara aktif. Misalnya, untuk bentuk karya sastra berupa prosa fiksi seperti cerpen dan novel, tindakan apresiatifnya ialah memilih
cerpen atau novel yang sesuai kehendaknya. Selanjutnya, membaca dan menyenangi novel sejenis, menyenangi tema atau pengarangnya, memahami
pesan-pesannya, jalan ceritanya, serta mengenal tokoh-tokoh dan watak tokohnya, bahkan secara ekstrim ada yang berkeinginan mengindentifikasi
diri menjadi tokoh yang digemari dalam karya prosa tersebut. Puncak dari sikap apresiasinya ialah ingin dapat membuat karya cerpen atau novel
seperti itu. Setidak-tidaknya dapat memberikan komentar atau tanggapan tentang hal yang berhubungan dengan novel yang digemari.
Untuk karya puisi, memerhatikan pembacaan puisi, menyukai puisi-puisi tertentu, berusaha memahami makna puisi yang disukai,
mengenal para penyair jenis puisi yang disukai, berusaha dapat membaca puisi dengan baik, dan puncaknya berkeinginan dapat membuat puisi
Bahasa Indonesia SMK MAK Set ara Tingkat Unggul Kelas XII
8
sejenis serta menulis tanggapan atau ulasan mengenai puisi itu. Untuk karya sastra drama apresiasif kinetiknya menyukai pementasan drama,
tertentu, mengenal karakter tokohnya, para kru di belakangnya, dan ingin melakonkan tokoh tertentu pada drama sejenis. Sekarang mungkin objeknya
lebih kepada bentuk tayangan film yang memiliki unsur-unsur yang sama dengan drama.
Apresiasi bersifat verbal, yaitu pemberian penafsiran, penilaian, dan penghargaan yang berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik,
dan saran serta pujian baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kaitannya dengan aspek kompetensi menyimak, apresiasi bermula pada proses
mendengarkan penyampaian karya sastra secara lisan dengan serius dan saksama, kemudian berlanjut pada pencapaian langkah-langkah apresiasi
yang telah d
ijelaskan di atas. Untuk pembelajaran tentang apresiasi sastra, semua bentuk karya sastra yang dapat diperdengarkan harus dipelajari.
Bentuk karya sastra tersebut berjenis prosa dan puisi.
D. Pengertian Prosa
Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa
seperti bahasa sehari-hari. Menurut isinya, prosa terdiri atas prosa fiksi dan nonfiksi.
1. Prosa Fiksi
Prosa fi
ksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta.
Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestifimajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek cerpen, novel, dan dongeng.
1. Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-
tokoh yang terbatas dan tidak berkembang. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.
2. Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya
sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan