Amanat Zawawi Imron Sumber: www.geocities.com

33 Peristiwa Aktivitas Kelompok 2.1 1. Bergabunglah dengan kelompok Anda. 2. Setiap kelompok mencari sebuah puisi. 3. Jelaskan penggunaan makna idiomatik yang terdapat dalam puisi tersebut. 4. Jelaskan pula makna dan pesan yang tersirat dari pilihan kata dalam puisi tersebut. 5. Jelaskan kaitan antara kata yang digunakan dalam puisi tersebut dengan kehidupan sehari-hari. 6. Tuliskan tanggapan kelompok Anda terhadap isi dan cara penyajian puisi tersebut. 7. Bacakan puisi dan ungkapkan hasil pekerjaan kelompok Anda di depan kelompok yang lain. 8. Kelompok yang lain mengomentari dan menanggapi hasil pekerjaan kelompok Anda dan mendiskusikannya.

B. Mengapresiasi Prosa Fiksi

Dalam Pelajaran 1C, Anda telah belajar menyimak prosa fiksi. Apabila Anda memahami pelajaran tersebut dengan baik, Anda akan mampu mengapresiasi prosa fiksi dengan baik pula. Untuk mampu mengapresiasi prosa fiksi, sebaiknya, Anda mem- pelajari materi berikut dengan baik. Selain itu, manfaatkan pengetahuan Anda tentang struktur dalam cerpennovel yang terdapat dalam Pelajaran 1 agar mempermudah Anda memahami materi berikut. Selanjutnya, dalam penulisan karya sastra, baik puisi maupun prosa, pengarang selalu memanfaatkan makna idiomatik pepatah, peribahasa, dan majas dalam karyanya. Anda telah memahami materi majas dalam Pelajaran 1 halaman 7. Kali ini, Anda akan mempelajari jenis majas yang lain. Seperti yang telah Anda ketahui, majas dapat dikelompokkan menjadi majas perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulangan.

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan meliputi personifikasi, metafora, perumpama- an, dan alegori. a. Parabel adalah majas yang berupa cerita. Isinya berupa pedoman hidup, ajaran agama, atau petuah-petuah. Contoh: • Bhagawat Gita, Bayan Budiman, Hikayat Kahah dan Dimnah, Hikayat Mahabarata . b. Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan memper- gunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang. Contoh: • Bunglon , lambang orang yang tak berpendirian. • Melati lambang kesucian. • Lintah darat , lambang pemeras dan pemakan riba. c. Tropen adalah majas yang mempergunakan kata-kata yang sejajar artinya. Kata-kata tersebut merupakan analogi dari kata lainnya yang bermakna mirip atau hampir semakna. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar menjelaskan makna idiomatik dan mengungkapkan pesan yang tersirat dalam prosa fiksi. Tujuan pelajaran ini adalah agar Anda dapat mengetahui majas, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat yang ada dalam cerpen atau novel. Selain itu, Anda dapat menyimpulkan pesan yang tersirat dalam prosa fiksi tersebut. Sumber: Kompas, 22 September 2007 Gambar 2.4 Jika Anda ingin menjadi seorang penulis puisi yang handal, Anda rajin membaca buku. Komunikatif dalam Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Unggul Kelas XII 34 Seputar Sastra Bekal Awal Pengapresiasi Sastra Saat kita membaca suatu karya sastra, misalnya prosa fiksi, kita harus berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana batin yang riang. Penumbuhan sikap serius dalam cipta sastra itu terjadi karena sastra bagaimanapun lahir dari daya renungan batin pengarang sehingga untuk memahaminya pun membutuhkan pemilikan daya renung pembacanya. Sementara pada sisi lain, sastra merupakan bagian seni yang menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasan pembacanya. Contoh: • Besok, Bapak Presiden akan terbang ke Surabaya. • Sepanjang hari, dia berkubur saja di dalam kamarnya. • Dia duduk melamun, hanyut dibawa perasaannya. • Sudah sebulan, dia mengukur jalan saja di kota itu. d. Antonomasia adalah majas yang menggunakan kata-kata tertentu sebagai nama panggilan seseorang. Kata-kata itu, biasanya, meng- gambarkan keadaan fisik atau ciri-ciri menonjol dari orang itu. Contoh: • Si gemuk karena orang itu bertubuh gemuk • Si raksasa karena orang itu bertubuh tinggi besar e. Parafrasis adalah majas yang menjelaskan suara kata atau ungkapan dengan serangkaian kata lainnya yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu. Contoh: • Pagi-pagi berangkatlah kami. menjadi Ketika sang surya keluar dari peraduannya , berangkatlah kami. • Kereta api itu berlari terus. menjadi Kuda besi yang panjang itu berlari terus.

2. Majas Sindiran

a. Ironi adalah majas yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud menyindir atau memperolok-olok. Contoh: • Bagus sekali rapormu, Andi, banyak benar angka merahnya. • Rajin sekali Anda, lima hari Anda tidak masuk sekolah. b. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh: • Perkataanmu tadi sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti Anda • Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu c. Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar. Majas ini, biasanya, digunakan oleh seseorang yang sangat marah. Contoh: • Mampus pun engkau tak ada peduliku. Engkau tak pernah mau mendengarkan nasihatku. • Oh, mukamu yang seperti monyet itu, jijik aku melihatnya.

3. Majas Penegasan

a. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara ber- lebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Contoh: • Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barang mereka yang jatuh. • Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangan- nya. • Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. c. Paralelisme adalah majas perulangan seperti halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda. Majas ini, biasanya, terdapat dalam puisi.