Pembahasan dan Pemecahan Masalah
43
Peristiwa
Parera, Jos Daniel. 1986. Sintaksis. Jakarta: Gramedia. Sudaryanto.
1985. Linguistik
. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Cara kedua adalah urutan nama pengarang, judul buku, penerbit, kota terbit, dan tahun penerbitan buku tersebut. Setiap unsur dipisahkan
tanda koma. Contoh:
Badudu, J. S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia, Pustaka Prima, Bandung, 1981.
g. Judul buku digarisbawahi atau cetak miring. h. Jika sebuah buku atau karangan tidak diketahui nama pengarangnya,
badan atau lembaga yang menerbitkannya digunakan sebagai pengganti nama pengarang. Contoh: dengan cara kedua
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Dinus. P.5B, Jakarta, 1990. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Mengeja Bahasa Indonesia , Depdikbud. Jakarta.
i. Penulisan daftar bacaan yang diambil dari media massa, seperti surat kabar atau majalah adalah seperti berikut: dengan cara kedua
Pikiran Rakyat
Harian, Bandung, 5 Januari 1990. Efendi, Lizar, Tantangan Manusia Modern, Tempo, Nomor 12
tahun XIX. 1989. j.
Jika buku yang dijadikan daftar bacaan itu merupakan kumpulan karangan, penulisannya seperti berikut:
Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya
. Angkasa: Bandung. k. Jika yang dijadikan sumber adalah sumber yang tidak diterbitkan:
M.I Sulaeman 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan Tahun Ketiga dan
Sekolah. Disertasi Doktor FfS, IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
Contoh Garis Besar Karya Ilmiah
Garis besar karya ilmiah penting sekali, terutama untuk memberikan gambaran rencana pembahasan yang akan digunakan untuk menulis
karya ilmiah. Oleh karena itu, biasanya, garis besar karangan dijadikan salah satu syarat pengajuan atau usulan melakukan penelitian. Untuk
melengkapi pemahaman kita, berikut adalah contoh garis besar suatu karya ilmiah.
Perbandingan Antara Akhiran -i, dengan Akhiran -kan
Sebagai Salah Satu Alternatif Pemilihan Bahan Pelajaran di SMA
Kata Pengantar Daftar Isi