Faktor Penunjang dan Penghambat Pertumbuhan Lafal Baku

Komunikatif dalam Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Unggul Kelas XII 46 apa segi negatifnya. Masalah yang bertalian dengan lafal baku yang akan disorot dalam hubungan ini meliputi a. isu persatuan dan kesatuan, b. isu pendidikan, c. isu kesempatan kerja, d. isu keunggulan bahasa baku, dan e. isu demokrasi dalam bahasa.

4. Upaya Pembakuan Lafal Bahasa Indonesia

Adanya ragam baku, termasuk lafal baku, untuk bahasa Indonesia merupakan tuntutan Sumpah Pemuda dan UUD 1945. Pengikraran bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dengan nama bahasa Indonesia menuntut setiap orang Indonesia untuk dapat berkomunikasi satu sama lain, baik secara lisan maupun tertulis. Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berarti bahwa segala bentuk kegiatan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dilakukan dalam bahasa Indonesia. Semua kegiatan komunikasi verbal dalam bahasa Indonesia itu, secara lisan atau secara tertulis, hanya akan mencapai hasil yang baik jika ada semacam rujukan yang dimiliki bersama. Dalam hal ini, ragam baku bahasa Indonesia. Untuk keperluan berbahasa lisan, tentu saja, dibutuhkan lafal baku. Upaya pembakuan lafal bahasa Indonesia, pada dasarnya, dapat dilaksanakan dengan dua jalur, yaitu a. jalur sekolah dan b. jalur luar sekolah.

5. Penutup

Pada pokok bahasan ketiga tersebut disinggung sejumlah aspek positif dan aspek negatif kehadiran ragam baku, termasuk lafal baku. Perdebatan itu mungkin hanya relevan bagi masyarakat yang monolingual atau paling tidak jumlah bahasanya sedikit. Bagi Indonesia yang penduduknya menggunakan ratusan bahasa daerah dan tersebar di ribuan kepulauan, kehadiran suatu bahasa baku, termasuk lafal baku bukan hanya perlu, tetapi suatu keharusan. Upaya untuk menentang pembakuan bahasa Indonesia sama artinya mengkhianati Sumpah Pemuda yang telah mengikrarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Persatuan yang kuat hanya bisa tercipta kalau ada bahasa yang digunakan bersama dengan pemahaman yang sama. Meskipun begitu, upaya pembakuan lafal hendaklah dilakukan secara hati- hati karena lafal lebih peka terhadap sentimen sosial. Upaya pembakuan lafal selama ini dapat dipertahankan. Hal yang perlu ditingkatkan adalah kesadaran kita sebagai pemodel lafal. Daftar Pustaka Abercrombie, David. 1956. Problems and Principles Studies in the Teaching of English as a Second Language. London: Longman. Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 1975. Tata Cara Standardisasi dan Pengembangan Bahasa Nasional dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. No. 3 pp 7–14. Moeliono, Anton M. 1975. Ciri-Ciri Bahasa Indonesia yang Baku dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. No. 3. pp. 2–6. Salim, Emil. 1983. Membangun Bahasa Pembangunan. Makalah pada Kongres Bahasa Indonesia IV. Tollefson, James W. 1991. Planning Language, Planning Inequality. London: Longman. Trudgill, Peter. 1975. Accent Dialect and The School. London: Edwar Arnold Ltd. Ahli Bahasa ANTON M. MOELIONO Lahir di Bandung, 21 Februari 1929. Tahun 1956, ia mendapatkan gelar sarjana bahasa dari Fakultas Sastra FS Universitas Indonesia UI, Jakarta. Tahun 1965, ia memeroleh gelar Master of Arts in General Linguistic, dari Cornell University, Amerika Serikat. Tahun 1981, ia memperoleh gelar Doktor Ilmu Sastra Bidang Linguistik dari FS UI Jakarta. Selanjutnya, tahun 1982, ia menjadi Guru Besar Bahasa Indonesia dan Lingustik pada FS UI, Jakarta. Pada tahun 1995, ia memeroleh gelar kehormatan Doktor Honnoris Causa Ilmu Sastra dari Universitas Melbourne, Australia. Tahun 1970, ia berkenalan dengan kelompok linguistik dari Amerika Serikat. Karya tulisnya, antara lain sebagai berikut. 1. Buku Ejaan yang Disempurnakan EYD, tahun 1972. 2. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, tahun 1988. 3. Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. 1, tahun 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988 dan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988 adalah dua buku yang turut dia bidani. Kedua buku ini bertujuan untuk memperkuat kedudukan bahasa Indonesia agar lebih dicintai dan dibanggakan. Kedua buku ini ditulis berdasarkan prinsip trilogi bahasa Indonesia yang dia anut. Sumber: www.tokohindonesia.com 47 Peristiwa Latihan 2.3 Kerjakan di buku tugas Anda. 1. Carilah sebuah artikel di perpustakaan, majalah, koran, atau internet. 2. Jelaskan makna dan pesan yang tersirat dari pilihan kata dalam artikel tersebut. 3. Jelaskan kaitan kata-kata yang digunakan dalam artikel tersebut dengan kehidupan sehari-hari-hari. 4. Tuliskan tanggapan Anda terhadap isi dan cara penyajian artikel tersebut. 5. Buatlah simpulan dari artikel tersebut. Aktivitas Kelompok 2.3 1. Bergabunglah dengan kelompok Anda. 2. Setiap kelompok harus mencari lima teks deskripsi. 3. Diskusikan bersama kelompok yang lain tentang kesesuaian dengan bentuk teks deskripsi. 4. Buatlah simpulan dari kegiatan kelompok tersebut. Bahasa Telaah Penggunaan kata yang hemat Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari- hari, sering dijumpai pemakaian kata yang tidak hemat atau boros. Mari, kita lihat perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut. 1. Perkembangan teknik pembuatan mobil, akhir-akhir ini, sangat pesat sekali. 1a. Perkembangan teknik pembuatan mobil akhir-akhir ini sangat pesat. 1b. Perkembangan teknik pembuatan mobil akhir-akhir ini pesat sekali.