4
Komunikatif dalam Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Unggul Kelas XII Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah lama bukan kanak lagi Tapi ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini.
Hidup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu,
Ada yang tetap tidak diucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah.
KerikilTajam, 1946
Penyakit telah menggerogoti tubuh Chairil Anwar sehingga ia menyadari bahwa kematian akan datang kepadanya. Gambaran
hidupnya yang dihantam penyakit tersembunyi digambarkan dalam lirik di tingkap merapuhdipukul angin yang terpendam
. Ia pasrah meskipun di saat menjelang kematiannya, ada yang belum diucapkan. Kematian
disebutnya sebagai kekalahan yang selalu ditunda.
3. Perasaan
Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan dapat kita tangkap jika puisi itu dibaca keras dalam pem-
bacaan puisi atau deklamasi. Membaca puisi atau mendengarkan pem- bacaan puisi dengan suara keras akan lebih membantu kita mengetahui
perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.
Perasaan yang menjiwai puisi dapat merupakan perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong, tercekam,
cemburu, kesepian, takut, dan menyesal. Perasaan sedih yang mendalam diungkapkan oleh Chairil Anwar
dalam Senja di Pelabuhan Kecil, J.E. Tatengkeng dalam Anakku, Agnes Sri Hartini dalam Selamat Jalan Anakku, dan Rendra dalam
Orang-Orang Rangkas Bitung.
4. Amanat Puisi
Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan
puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca atau pendengar. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh terhadap amanat puisi.
Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca atau pendengar terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan
berdasarkan cara pandang pembaca atau pendengar, amanat tidak dapat dilepaskan dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.
Perhatikan puisi Doa Chairil Anwar berikut
.
Doa
Kepada pemeluk teguh Tuhanku
Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh CayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku
aku mengembara di negeri asing Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling
Deru Campur Debu, 1959
Tokoh
Sastra
CHAIRIL ANWAR Penyair ini dilahirkan
di Medan, 26 Juli 1922, meninggal 28 April 1949 di
Jakarta. Berpendidikan HIS dan MULO tidak tamat. Chairil
Anwar bersama Asrul Sani, Rivai Apin, dan seniman lain
ikut mendirikan Gelanggang Seniman Merdeka 1946. Ia
menjadi redaktur Gelanggang ruang budaya Siasat,
1948–1949 dan redaktur Gema Suasana 1949.
Kumpulan sajaknya: Kerikil Tajam dan Yang Terhempas
dan Yang Putus 1949, Deru Campur Debu 1949, Tiga
Menguak Takdir kumpulan sajak, bersama Asrul Sani
dan Rival Apin, 1950, Aku Ini Binatang Jalang 1986, dan
Derai-Derai Cemara 1999.
Sajak-sajaknya yang lain serta sejumlah tulisannya yang
lain dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor
Angkatan 45 1956. Selain menulis sajak, Chairil Anwar
juga banyak menerjemahkan karya-karya asing. Di
antaranya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang karya Andre Gide,
1948 dan Kena Gempur novel terjemahan, 1950. Kemudian,
oleh H.B. Jassin ia dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.
5
Kreativitas
Latihan 1.1
Puisi Doa karya Chairil Anwar mengandung bermacam-macam amanat, seperti yang terlihat di bawah ini.
a. Manusia sering berbuat dosa dalam hidupnya. Oleh karena itu, hendaknya, manusia bertobat dan kembali ke jalan Tuhan.
b. Tuhan selalu menerima manusia yang bertobat. c.
Tobat adalah jalan menuju kebaikan dan meminta ampunan kepada Tuhan.
d. Jangan menutup diri terhadap pengampunan Tuhan sebab hanya dengan ampunan-Nya hidup kita dapat menjadi lebih baik.
Berikut ini adalah sebuah puisi karya Apip Mustopa. Mintalah teman Anda untuk membaca di depan kelas.
Tuhan Telah Menegurmu
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat semayup suara azan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran Lewat gempa bumi yang berguncang
Deru angin yang meraung-raung kencang Hujan dan banjir yang melintang-lintang
Adakah kaudengar?
Kerjakan dalam buku tugas Anda.
1. Simaklah pembacaan puisi tersebut dengan baik.
2. Berikan komentar Anda terhadap pembacaan puisi tersebut dari segi
pelafalan, intonasi, mimik muka, dan ekspresi teman Anda yang mem- baca puisi tersebut.
3. Tulislah pesan dan hakikat puisi tersebut tema, nada, rasa, dan amanat.
4. Kemukakanlah pesan dan hakikat puisi tersebut di depan kelas.
5. Diskusikanlah pesan dan hakikat puisi tersebut bersama teman-teman
Anda. Kemudian, buatlah simpulan dari hasil diskusi tersebut.
Aktivitas Kelompok 1.1
1. Buatlah beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas tiga orang.
2. Setiap kelompok mencari sebuah puisi dan membacakannya di depan
kelas. 3. Kelompok yang mendengarkan mengomentari lafal, intonasi, mimik
muka, dan ekspresi teman yang membaca puisi tersebut. 4. Kelompok yang mendengarkan, mencatat pesan dan hakikat puisi
tersebut tema dan amanat. 5. Kelompok yang mendengarkan mengemukakan hasil pengamatan
mereka di depan kelas. 6.
Diskusikanlah dengan kelompok Anda komentar teman Anda tersebut. Kemudian, bacakan hasilnya di depan kelas.
Seputar
Sastra
Berikut ini adalah puisi W.S. Rendra yang berjudul Stanza.
Puisi ini banyak mengandung pesan-pesan kehidupan.
Stanza
Ada burung dua, jantan dan betina.
Ada daun dua, tidak jantan dan tidak betina gugur di dahan.
Ada angin dan kapuk, dua-dua sudah tua pergi ke selatan.
Ada burung, daun, kapuk, angin, dan mungkin juga debu
mengendap dalam nyanyianku.
W.S. Rendra