Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
3.4 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan responden dengan tidak memperhatikan populasi melainkan pada
keterwakilan permasalahan dan keterhandalan sampel. Pihak-pihak yang dinilai berkompeten untuk berpendapat sesuai dengan tema ini, Peneliti menentukan 30
Responden, yang bermukim di kawasan DAS deli lingkungan 2,3 dan 4 Kampung Aur, penentuan 25 responden ini dijadikan sebagai populasi
karakteristik, artinya ke 25 orang ini dianggap telah memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi peneliti sekaligus dijadikan sampel dan Responden dengan
karakteristik sebagai berikut : a.
Responden diharuskan memiliki pengetahuan tentang penataan Ruang Terbuka Hijau disepanjang DAS
b. Responden diharuskan mengetahui tentang solusi terhadap bajir yang
selama ini dirasakan oleh masyarakat yaitu : a
Masyarakat yang bermukim di sepanjang Jalur Hijau Sungai, Lingkungan 1, 2, 3 dan 4 Kelurahan Kampung Aur
b Akademisi, sebab dinilai mempunyai konsep dan pemahaman yang
utuh tentang tema yang diteliti. Lembaga Swayada Masyarakat LSM , sebab dinilai sebagai kelompok yang selama ini mengikuti persoalan-
persoalan DAS Deli dan tidak jarang melakukan diskusi untuk mencari pemecahannya. Media, sebab dinilai sebagai kelompok yang terus menerus
mengikuti perkembangan persoalan DAS Deli
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Pemerintah Propinsi Sumut dan Kota Medan, dilaksanakan Focus Group Disscuion FGD dengan Wakil Kepala Dinas Pengairan dan wawancara
langsung dengan Camat Medan Maimun dan Ibu Lurah Kelurahan Aur.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara: a.
Kajian pustaka, yaitu dengan menelaah dokumen dan referensi yang terkait Ruang terbuka Hijau, DAS, Sepadan Sungai dan peraturan lain
yang saling berkaitan. b.
Menggunakan teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan atas berbagai kegiatan dan kajadian di lingkungan DAS Deli sepanjang
Kelurahan Kampung aur dan Sei Mati. c.
Wawancara mendalam kepada personal yang dinilai representatif, yaitu masyarakat disekitar DAS Deli. Wawancara Harrison 2007: 103 ada 3
macam: 1 Wawancara terstandarisasi, yaitu mengajukan pertanyaan dengan cara yang sama. Ini pada prinsipnya sama dengan survei, dan kita
sering mendapatkan data yang mudah untuk diubah menjadi bentuk yang dapat dikuantifikasikan. 2. Wawancara semi terstandarisasi, yaitu
menggabungkan pertanyaan-pertanyaan kuantitatif, namun bisa mendapatkan data yang lebih kualitatif apabila pewawancara meminta
penjelasan dan elaborasi jawaban. 3 Wawancara tak-terstandarisasi- juga disebut sebagai wawancara informal, focus, tak terstruktur atau bebas.
Wawancara jenis ini dilakukan dalam bentuk “percakapan yang mengalir
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
bebas, bergantung pada kualitas interaksi sosial antara investigator dan informan, yang dapat diluruskan kembali oleh pewawancara jika
percakapan menjadi menyimpang dari tema studi riset”. Model wawancara yang ketiga inilah yang digunakan dalam penelitian ini.
d. Kelompok Fokus Diskusi Focus Group Discussion yang melibatkan
pihak-pihak yang dinilai berkompeten, yaitu: Akademisipengamat, Pemerintah Propinsi dan Kota Medan, LSM dan media.
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Eksisting Sungai Deli
Bencana banjir yang juga dirasakan oleh masyarakat di kawasan penelitian yang dilakukan peneliti tepatnya di kelurahan Aur, berawal dari pengunungan bukit
barisan pada ketinggian 1725 m diatas permukaan laut hingga pantai selat malaka dengan panjang 75,8 km mengalir melalui kota Medan yang berada dibagian hilir
DAS Deli dengan ketinggian berkisar 0 – 40 meter diatas permukaan laut mempunyai luas daerah aliran sungai DAS Deli seluas 481,62 km2. Sungai ini merupakan
saluran primer yang medukung drainase kota Medan dengan cakupan luas wilayah pelayanan 51 dari luas kota Medan.
Dari hasil studi yang telah dilaksanakan pada daerah SWS Belawan-Belumai- Ular melalui “ the study on Belawan-Padang integrated River Basin Development “
terdapat luas daerah genangan ± 9000 Ha yang terdiri dari pemukiman, industri dan areal transportasi yang semua ini terjadi antara lain disebabkan akibat:
1. Penampang sungaianak sungai melalui daerah potensial tersebut semakin kecil
disebabkan tinggi tingkat pertumbuhan penduduk. 2.
Bertambahnya aliran permukaan akibat perubahan tata guna lahan 3.
Kerusakan daerah tangkapan air di hulu sungai 4.
Kurangnya peran serta masyarakat untuk memelihara drainase dan tingkat kesadaran masyarakat dimana sering membuang sampah ke sungaianak