Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Serta Konsep Zero Delta Q dan Kompensasi Hilir-Hulu

Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.

2.2.5.3 Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Serta

Banjir Daerah Hilir Kejadian banjir menurut Kodoatie 2002 dan Siswoko 2002 disebabkan oleh teknis dan non teknis man made. Salah satu akibat dari man made adalah adanya perubahan tata guna lahan, urbanisasi, dan penebangan hutan yang pengaruhnya sangat besar terhadap kuantitas banjir yang diilustrasikan pada sebuah DAS yang semula berupa hutan mempunyai debit 10 m 3 det jika berubah menjadi sawah debit sungainya akan menjadi antara 25 sampai 90 m 3 det, ada kenaikan debit sebesar 2,5 atau 9 kali debit semula dan seterusnya bila hutan berubah menjadi kawasan perdaganganperindustrian, maka debitnya akan meningkat tajam menjadi 60 sampai 250 m 3 det Raudkivi, 1979; Subarkah, 1980; Schwab dkk, 1981; Loebis, 1984; dan Linsley, 1989 untuk jelasnya lihat Gambar 2.6 Gambar 2.6 Peningkatan dan penggambaran suatu sungai akibat perubahan tata guna lahan Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Gambar 2.7 Tata guna lahan terhadap kualitas dan kuantitas serta banjir daerah hilir

2.2.5.4 Konsep Zero Delta Q dan Kompensasi Hilir-Hulu

Upaya pengendalian tata ruang harus tetap dilaksanakan dengan adanya implementasi law enforcement dan pemberian sanksi bagi pelanggarn dan memberi insentif bagi individukelompok yang menjaga kelestarian hutan. Untuk hal ini agar tetap berjalannya sustainable development konsep Zero Delta Q yaitu tidak boleh ada penembahan debit akibat adanya pembangunanperubahan tata guna lahan yaitu sebagai contoh bila ada pembangunan pada lahan seluas 1000 m2, maka 30 dari luas lahan atau 300 m2 dijadikan kolam serapan. Kota Medan sebagai lembah yang berkembang dan mempunyai dana yang cukup perlu memberikan kompensasi ke wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Karo Sesudah Sebelum 1 D e bi t B Puncak Simulasi Setelah P b Simula si T Jam 5 1 Waktu Setelah Puncak Curah Sebelum 19 60 Sesudah 2004 RI VER-JI CE-JAPAN 2003 RUN OFF KOTA BANDUNG OTTO AIR MERESA AIR TDK MERESA Puncak Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. sebagai DAS hulunya dalam bentuk program konservasi reboisasi ataupun dana segar, dengan demikian diharapkan masyarakat yang tinggal di daerah hulu akan benar-benar menjaga kelestarian lingkungan dan hutan di wilayahnya.

2.2.5.5 Tata Guna Lahan DAS Deli