Data Hasil Penelitian dan Analisa .1 Wawancara dengan Masyarakat
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
5. Minimnya biaya operasional dan pemeliharaan untuk drainase yang sudah ada.
Dan studi ini merekomendasikan upaya untuk pengendalian banjir kota Medan berupa pembuatan saluran banjir kanalfloodway JICA,1992
Kampung Aur, tepatnya di lingkungan 2, 3 dan 4 merupakan kawasan yang paling parah akibat adanya banjir dari hulu, oleh karenanya akan dilihat sejauh mana kondisi
faktual, tanggapan dan respon dari masyarakat untuk melakukan penataan di sekitar Kampung Aur secara khusus dan Kota Medan secara umum.
4.2 Data Hasil Penelitian dan Analisa 4.2.1 Wawancara dengan Masyarakat
Adapun jumlah sampel dalam wawancara dari masyarakat adalah 25 orang, dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data sampel wawancara masyarakat
NO NAMA USIA LING SUKU PENDIDIKAN PEKERJAAN 1
Hendrik Yanto 29
2 Jawa
SMP Jasa Malam
2 Rahmad
38 2
Minang SMA
Wiraswasta 3
Jamilah 63
2 Minang
SMP IRT
4 Syaiful R
27 2
Minang SMA
Peg. Swasta 5
Hj.Nurmala 60
2 Minang
SD IRT
6 Mardian T
48 3
Minang SMA
Wiraswasta 7
Asniar 48
3 Minang
SD IRT
8 Erwin
48 3
Minang SMA
Mocok-mocok 9
Ismail Ali 66
3 Aceh
SD Tukang Beca
10 Anwar
54 3
Minang SMP
Wiraswasta 11
Afrido Caniago 46
3 Minang
SMP Ikut Suami
12 Ali Amran
57 3
Minang SMP
Wiraswasta 13
Sukriadi 40
3 Minang
SD Tukang Beca
14 M.Nur
50 4
Minang SMP
Menjahit 15
Auzar Baron 47
4 Minang
SMA Wiraswasta
16 Taufik Rusli
50 4
Melayu SMP
Wiraswasta 17
Nelmiwati 43
4 Minang
SMA Wiraswasta
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Lanjutan Tabel 4.1
18 Dahniar Piliang
61 4
Minang SD
Pedagang 19
Yenny 39
4 Minang
SD Wiraswasta
20 Yulinar
50 4
Minang SD
Pedagang 21
Ermiwati 50
4 Minang
SD Jualan
22 Animar
68 4
Minang SD
IRT 23
Farida 45
4 Mandailing
SMP IRT
24 Rahmad Syah
24 4
Minang SMP
Wiraswasta 25
Dahniar Chan 54
4 Minang
SD Ikut Suami
Dibawah ini juga akan ditampilkan kondisi faktual masyarakat, khsusunya di Kampung Aur lingkungan 2,3 dan 4, dengan muatan wawancara langsung dengan
masyarakat, yang terkait alasan memilih tinggal di DAS Deli pada tabel 4.2 dan grafik 4.1
Tabel 4.2 Alasan memilih tingga l di DAS No
Alasan Frekuensi
Persentasi
1
Warisan Orang Tua 6
24
2
Tempat Berusaha dekat Pemukiman 8
32
3
Tidak Memiliki dana ditempat lain 11
44 Jumlah
25 100
Grafik 4.1 Alasan memilih tinggal di DAS
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
AnalisisInterpretatif Daerah Aliran Sungai DAS Deli, tepatnya di kampung aur menjadi kawasan
hunian alternatif bagi sebagian masyarakat Medan, hal ini dikarenakan murahnya sewa rumah sepanjang DAS, dan juga pertimbangan keterbatasan dana sehingga
masyarakat bertahan tinggal dilokasi ini, juga letaknya yang strategis di pusat kota. Kesempatan ini masyarakat ditanya berapa lama tinggal di DAS, dapat dilihat di
tabel 4.2 dan grafik 4.2 Tabel 4.3 Lama tinggal di DAS
No Waktu
Frekuensi Persentasi
1 2 dua Tahun
2 3 tiga Tahun
3 4 empat Tahun
4 5 lima Tahun
6 Lebih dari 5 lima Tahun 25
100 Jumlah
25 100
Grafik 4.2 Lama tinggal di DAS
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Analisisinterpretatif Dari semua responden yang ditanya, semuanya sudah mendiami kawasan DAS ini
lebih dari 5 tahun, dan ternyata sudah ada yang tinggal di daerah ini lebih dari 30 tahun. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah beradaptasi hidup di lingkungan
DAS, biarpun pada hakekatnya frekuensi banjir semakin tahun semakin bertambah. Hal ini bisa jadi sebuah keterpaksaan ketidakadaan dana untuk pindah ke kawasan
yang lebih baik. Masyarakat juga diwawancarai jarak rumah dengan sungai, terlihat pada Tabel 4.3
dan grafik 4.3 Tabel 4.4 Jarak rumah dengan sungai
No Waktu
Frekuensi Persentasi
1 Kurang dari 10 Meter 12
48 2 Antara 10 - 15 Meter
8 32
3 Lebih dari 15 Meter 5
20 Jumlah
25 100
Grafik 4.3 Jarak rumah dengan sungai
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Analisisinterpretatif Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang pedoman penyusunan rencana kota, bahwa
lebar sepadan sungai dan pantai adalah 10 – 15 meter, Dari grafik diatas dapat ditunjukkan bahwa masih banyak masyarakat bertempat tinggal di kawasan jalur
hijau atau garis sepadan sungai. Dikarenakan masih bermukim didaerah konservasi ini, tentunya akan menjadi sasaran banjir yang setiap tahun semakin sering terjadi dan
berdampak secara moril dan materil. Mencermati banyaknya bangunan di sepanjang DAS, maka perlu dipertanyakan
status bangunan rumah yang murah dan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan grafik 4.4 Tabel 4.5 Status bangunan rumah
No Waktu Frekuensi
Persentasi 1 Memiliki IMB
1 4
2 Tidak Memiliki IMB 24
96 Jumlah
25 100
Grafik 4.4 Status bangunan rumah
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Analisis interpretatif Dari 25 Masyarakat yang wawancarai, terbukti hanya 1 satu rumah yang memilki
IMB, ini disebabkan oleh rumah yang didiami masyarakat masih berada di kawasan jalur hijau sehingga tidak ada alasan Dinas Tata Kota Tata Bangunan TKTB unutk
mengeluarkan Surat Izin Mendirikan Bangunan SIMB. Dan kemungkinan juga disebabkan faktor ketidaktahuan atas adanya peraturan daerah yang mewajibkan
setiap rumah harus memiliki SIMB sebelum dibangun. Prilaku masyarakat terhadap sampah dapat ditunjukkan pada tabel 4.5 dan grafik 4.5
Tabel 4.6 Perilaku masyarakat membuang sampah No Waktu
Frekuensi Persentasi
1 Dengan Beca Sampah dari Pemko 2 Di Tempat Pembuangan Sementara TPS
3 Ke Sungai 25
100 Jumlah
25 100
Grafik 4.5 Perilaku masyarakat membuang sampah
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
Analisisinterpretatif Prilaku masyarakat dalam membuang sampah masih sangat memperhatikan, dimana
masyarakat masih menjadikan sungan sebagai “ tong sampah “ dan kebiasaan buruk ini sepertinya sudah menjadi warisan. Tapi sudah saatnya pemerintah dan lembaga
yang memeliki perhatian terhadap lingkungan dan bahaya banjir untuk memberikan penyuluhan. Disamping itu Pemerintah Kota Medan menempatkan Tempat
Pembuangan Sementara TPS dan dilakukan pengangkutan ke daerah lain Masyarkat juga memberikan tanggapan terkait frekuensi Banjir Dalam Setahun, dan
dapat dlihat pada tabel 4.6 dan grafik 4.6 Tabel 4.7 Frekuensi banjir dalam setahun
No Waktu
Frekuensi Persentasi
1 1 satu Kali
2 2 dua Kali
3 3 tiga Kali
1 4
4 Lebih dari 3 tiga kali
24 96
Jumlah 25
100
Grafik 4.6 Frekuensi banjir dalam setahun
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
AnalisisInterpretatif Menurut Masyarakat yang langsung merasakan adanya banjir menyebutkan bahwa
setiap tahun semakin sering terjadi banjir. Dibandingkan pada tahun 70-an dan 80-an, masyarakat masih mersakan kenyamanan hidup kawasan jalur hijau sungai, dan
ditahun 2008 ini sudah semakin sering. Tentang ketinggian air saat banjir dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini
Tabel 4.8 Ketinggian air saat banjir No
Waktu Frekuensi
Persentasi 1
1 satu meter 5
20 2
2 dua meter 8
32 3
3 tiga meter 12
48 Jumlah
25 100
Grafik 4.7 Ketinggian air saat banjir
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
AnalisisInterpretatif Ketinggian permukaan air saat banjir sangat bervariasi, tergantung penyebab dari
banjir itu sendiri. Dalam wawancara dengan salah satu masyarakat menyebutkan bahwa “ Saat Banjir permukaan air akan sangat tinggi hingga mencapai 3 -4 meter
disaat dihulupengunungan terjadi hujan deras dan hilirbelawan terjadi pasang, sehingga wilayah medan yang relatif datar terkena dampak yang luar biasa.
Adapaun tanggapan masyarakat jika dilakukan relokasi dan pembangunan rusun dan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan garfik 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.9 Relokasi dan Pembangunan Rusun No Kesediaan
Frekuensi Persentasi
1 Bersedia 17
68 2 Tidak Bersedia
8 32
25 100
Grafik 4.8 Relokasi dan Pembangunan Rusun
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
AnalisisInterpretatif Dalam rangka melakukan pengelolaan RTH di DAS Deli, setelah mengetahui
persoalan - persoalan serius didalamnya, maka penataan dengan langkah pengosongan kawasan jalur hijau sungai dengan konservasi. Dan juga langkah
relokasi rumah masyarakat dengan alternatif membangun rumah susun bagi masyarakat. Dua hal ini harus dilakukan untuk masa depan sungai Deli dan
Masyarakat disekitar. Dalam isian wawancara, masyarakat juga diminta tanggapannya terkait dengan
penyebab banjir di Kampung Aur, adapan jawabannya adalah: 1.
Banyaknya Masyarakat membuang sampah ke sungai 2.
Karena rendahnya dataran sungai 3.
Penebangan Kayu dihutan yang dibiarkan oleh Pemerintah 4.
Penyempitan alur sungai 5.
Banyaknya bangunan yang berda di Daerah Sepada SungaiJalur Hijau 6.
Pendangkalan Sungai dan tidak jarang dilakukan pengorekan 7.
Pelurusan Sungai unutk kepentingan bisnis
Dalam isian wawancara juga ditanyakan usulan masyarakat untuk mengatasi banjir, diantaranya:
1. Jangan hutan di gunung ditebagi
2. Membuat bantaran pinggiran sungai
3. Perluas alur sungai
Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.
4. Disediakan tempat pembuangan Sementara Sampah di Depan rumah warga,
setelah itu diangkut oleh Dinas terkait 5.
Hutan – hutan yang ada didataran tinggi harus dilestarikan 6.
Sungai diperdalam baru dbuat dinding beton
4.3 Focus Group Discusssion FGD 4.3.1 Tujuan FGD