Metode dan Pendekatan Penelitian Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian

Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif kasus. Dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas keberadaan kondisi faktual di DAS Deli Nazir 1999:63. Sedangkan menggunakan pendekatan kualitatif untuk penelitian ini dengan alasan: 1 Pendekatan kualitatif sangat sesuai untuk diterapkan bila penelitian itu bertujuan untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku mansia 2. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan bila penelitian itu ingin mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks dari partisipan. 3. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang dimaksudkan untuk melakukan penjajakan eksplorasi. 4. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan yang terbatas jumlahnya dengan fokus yang mendalam dan rinci. Suyanto 2006 : 174.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sepanjang DAS Deli lingkungan 2, 3 dan 4 kelurahan kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan, Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.

3.2.1 Kota Medan Secara Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar 265,10 Km 2 atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam SDA, khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah- daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun belawan dan pusat kota Medan saat ini. Berdasarkan data kependudukan tahun 2004, penduduk kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, 1.010.174 jiwa 995.968 jiwa. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap , sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar. Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09 dan menjadi 0,63 pada tahun 2004. sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per Km 2 pada tahun 2004. jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit , terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur. Menurut Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK Tahun 2005, Kota Medan dibagi menjadi beberapa wilayah pengembangan guna memudahkan dalam pengelompokan sasaran pembangunan, yang disebut dengan Wilayah Pengembangan dan Pembangunan WPP. Adanya istilah “pembangunan” karena periode RUTRK Medan hanya 10 tahun, sehingga tidak hanya terbatas pada pengembangan saja melainkan juga dengan pembangunannya. Dalam kerangka manajemen pembangunan kota, istilah Wilayah Pengembangan dan Pembangunan WPP lebih tepat digunakan mengingat Kota Medan menganut pembangunan kota terstruktur mulai dari tingkat Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. wilayah yang terdiri dari beberapa kecamatan WPP sampai ke tingkat kelurahan. Istilah WPP tidak sama dengan Bagian Wilayah Kota BWK, karena satu WPP dapat juga terdiri dari beberapa kecamatan yang relatif kecamatannya akan menjadi BWK tersendiri. Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan pembagian WPP ini, yaitu: 1. Dominasi fungsifungsi kegiatan dan homogenitas fisik di wilayah pengembangan. 2. Dalam konteks pembangunan nasional di Provinsi Sumatera Utara: a. Kota Medan merupakan pusat orientasi koleksi dan distribusi seluruh kegiatan di Sumatera Utara dan sebagian provinsi tetangganya. b. Alokasi investasi diarahkan sedemikian rupa ke Kota Medan sehingga atau untuk menarik pertumbuhan kegiatan di Sumatera Utara dan Provinsi-provinsi tetangganya. 3. Dalam konteks Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi RSTRP atau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Sumatera Utara: a. Kota Medan merupakan bagian dari Wilayah Pembangunan WP III yang meliputi wilayah Kota Medan, Kodya Binjai, Kodya Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Tebing Tinggi dan Kabupaten Deli Serdang. Potensi utamanya adalah industri , perdagangan dan pariwisata. b. Kota Medan diarahkan sebagai pusat pengembangan: 1. Aneka industri, seperti industri percetakan serta industri bahan makanan dan minuman; 2. Industri mesin dan logam dasar, seperti industri mesinperalatan, pengangkutan hasil perkebunan dan perbengkelan alat pengangkutan; 3. Industri kecil, seperti pakaian jadi, makanan anak-anak dan bahan bangunan. 4. Dalam konteks Mebidang Metropolitan Area MMA, Kota Medan merupakan kota inti dari 9 sembilan Kota Mandiri yang diharapkan memiliki kombinasi pembangunan yang baik antara kegiatan industri, perumahan, pusat komersial, pusat jasa dan pelayanan umum.

3.2.2 Medan Maimun dan Kelurahan Aur

Kecamatan Medan Maimun yang baru berdiri berdasarkan PP Nomor 50 tahun 1991ini memang sedang mengalami perkembangan untuk menjadi sebuah Kecamatan yang mandiri. Pada awalnya Kecamatan Medan Maimun ini masih bergabung dengan Kecamatan Medan Baru dan Medan Polonia. Kemudian mengalami Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. pemekaran berdasarkan SK Mendagri menjadi sebuah Kecamatan yang berdiri sendiri dibawah pimpinan seorang Camat. Gambaran mengenai Kecamatan Medan Maimun selengkapnya ada di lembaran-lembaran berikut ini. Tabel 3.1 Letak dan Geografis Kecamatan Medan Maimun Tahun 2005 Kondisi Kecamatan Keterangan 1. Luas wilayah : 3,345 Km 2 2. Letak diatas permukaan Laut : 27 Meter 3. Terletak antara Lintang Utara : 03 o – 32 o Lintang Selatan : Bujur Timur : 98 o – 39 o 4. Berbatasan dengan Sebelah Utara : Kec.Medan Barat Sebelah Selatan : Kec. Medan Johor Sebelah Barat : Kec. Medan Polonia Sebelah Timur : Kec. Medan Kota 5. Kantor Camat ke Kantor Walikota : 2 Km Sumber : Kantor Camat Medan Maimun. Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Tabel 3.2 Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Maimun Tahun 2005 Kelurahan Luas Km 2 Persentase terhadap Luas Kecamatan 1. Kampung Baru 1,27 37,97 2. Sei Mati 0,23 6,88 3. Suka Raja 0,17 5,08 4. Jati 0,55 16,44 5. Hamdan 0,525 15,69 6. Aur 0,6 17,94 Kecamatan 3,345 100 Sumber : Kantor Camat Medan Maimun. Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Tabel 3.3 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per Km dirinci menurut Kelurahan di Medan Maimun Tahun 2005 Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Per Km 2 1. Kampung Baru 17 154 1,27 13.507 2. Sei Mati 10 283 0,23 44.709 3. Suka Raja 5 045 0,17 29.676 4. Jati 1 369 0,55 2.489 5. Hamdan 6 673 0,525 12.710 6. Aur 6 534 0,60 10.890 J u m l a h 47 057 3,345 14.068 Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan Maimun. Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.

3.3 Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian

Ada 2 dua Alasan Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun. 1. Struktur Tanah di Kampung Aur dari lingkungan 1 – 4 memiliki struktur tanah paling rendah dari permukaan sungai Deli, sehingga disaat terjadi banjir kiriman dari hulu ketinggian air mencapai 3 M 2. Masih ditemukan rumah penduduk disepanjang jalur hijau sungai Deli mulai dari lingkungan 1 – 4, Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Sumber : Rencana Sub Sub Wilayah RUTR Kota Medan Gambar 3.1 Peta Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun Jl.P emu da J l . J l . J l . J l . Jl. I r.H .Juanda Jl. H.Juanda Jl Pemuda Jl.Suprapto LOKASI PENELITIAN Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010. Sumber Dari Foto Udara Dinas TKTB Kota Medan Gambar 3.2 Peta Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun Jl.Suprapto Jl Pemuda Multatuli Abdul Rahim Siregar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Deli Di Kelurahan Aur Medan Maimun, 2010.

3.4 Teknik Penentuan Sampel