inisiasi menyusui dini, berapa lama kala III berjalan, pemberian oksitosin 10 U IM, pemberian ulang oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri,
plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir 30 menit, laserasi, laserasi perinieum derajat, atonia uteri, jumlah darah yang keluar jika terjkadi atonia uteri, masalah dan
penatalaksanaan atonia uteri. Seharusnya bidan melakukan pengisian laserasi perineum terhadap seluruh partograf.
Menurut Cunningham 2013, laserasi perineum dapat diklasifikasikan dari derajat satu sampai dengan derajat empat. Laserasi derajat satu adalah robekan superficial yang
elibatkan mukosa vagina atau kulit perineal, laserasi derajat dua meluas ke fasia dan otot yang melingkari vagina, laserasi derajat tiga meluas ke otot spingter ani eksternus dan
laserasi derajat empat meluas kearah lumen anorektal, dengan demikian meliputi kerusakan spingter ani eksternus dan internus.
Pengisian laserasi perineum merupakan data pasien yang harus diisi oleh bidan terhadap tindakan apa saja yang telah diberikan oleh bidan dan berguna untuk
mengetahui sejauh mana terjadinya robekan jalan lahir yang terjadi pada ibu, seperti kita ketahui bahwa bidan hanya mempunyai kompetensi untuk melakukan penjahitan luka
perineum derajat satu dan dua.
k. Pengisian tentang Kala IV
Pelaksanaan pengisian kala IV telah dilakukan oleh bidan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pengisian kondisi ibu dan tanda vital seluruhnya diisi dalam
partograf sebanyak 35 100. Namun tampak dari pengisian masalah dan penatalaksanaan masalah tersebut dalam partograf masih rendah sebanyak 33 94,3.
Hal ini tidak sesuai dengan pengisian kala IV pada halaman belakang partograf. Menurut Depkes 2011, pengisian kala IV pada halaman belakang partograf meliputi
Universitas Sumatera Utara
kondisi ibu dan tanda vital, masalah dan penatalaksanaan. Seharusnya bidan melakukan pengisian masalah dan penatalaksanaan masalah tersebut terhadap seluruh partograf.
Pengisian kala IV pada lembar belakang partograf terdiri dari kondisi ibu yang meliputi tekanan darah, nadi, pernafasan, masalah dan penatalaksanaan masalah. Setiap
bidan wajib mencatat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu, pengisian masalah dan penatalaksanaan masalah merupakan asuhan yang telah diberikan oleh bidan kepada
ibu sehingga bidan wajib melakukan pengisian masalah dan penatalaksanaan masalah tersebut Depkes 2011.
l. Pengisian Bayi Baru Lahir
Pelaksanaan pengisian bayi baru lahir telah dilakukan oleh bidan. Hasil annalisis penelitian menunjukkan bahwa pengisian berat badan bayi, panjang bayi, pemberian asi,
dan penilaian bayi baru lahir seluruhnya diisi dalam partograf sebanyak 35 100. Namun tampak dari pengisian masalah pemberian asi dan tindakan bayi baru lahir
normal, asfiksia, cacat bawan dan hipotermidalam partograf masih rendah sebanyak 33 94,3.
Hal ini tidak sesuai dengan pengisian bayi baru lahir pada halaman belakang partograf. Menurut Depkes 2011, pengisian bayi baru lahir pada lembar belakang
partograf terdiri dari berat badan, panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, tindakan bayi baru lahir normal, asfiksia, cacat bawan dan hipotermi pemberian
asi, dan masalah pemberian asi. Seharusnya bidan melakukan pengisian tindakan bayi baru lahir normal, asfiksia, cacat bawan dan hipotermi, dan masalah pemberian asi
terhadap seluruh partograf. Pengisian tindakan bayi baru lahir normal, asfiksia, cacat bawan dan hipotermi,
dan masalah pemberian asi merupakan tindakan yang telah diberikan oleh bidan
Universitas Sumatera Utara
sehingga bidan berkewajiban untuk mendokumentasikan asuhan apa – apa saja yang telah diberikan, apabila bidan tidak melakukan pencatatan maka asuhan terhadap
tindakan bayi baru lahir yang telah diberikan dianggap tidak dilakukan, pencatatan merupakan bukti dari asuhan yang telah dilakukan. oleh karena itu bidan wajib untuk
mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan Depkes 2011.
m. Pengisian Pemantauan Kala IV