Jumlah Kursi DPRK Lhokseumawe periode 2014-2019 Nama-nama Anggota DPR Kota Lhokseumawe periode 2014-2019

dari partai bintang reformasi PBR memimpin lembaga legislatif tersebut pada tahun 2004-2009 dan pada tahun 2009 tingkat estafet ini di lanjutkan oleh saifuddin yunus dari partai lokal yaitu partai Aceh PA hingga masa tahun 2014.

2.2.2 Jumlah Kursi DPRK Lhokseumawe periode 2014-2019

Melakukan rapat pleno tentang penetapan perolehan suara dan kursi untuk partai politik di Kota Lhokseumawe. Dimana penetapan calon terpilih anggota DPR Kota Lhokseumawe periode 2014-2019 dipimpin langsung oleh ketua Komisi Independen Pemilihan KIP Kota Lhokseumawe. Partai Aceh mendapatkan 10 kursi dari 25 kursi yang tersedia. Lebih jelasnya dapat dillihat pada tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 Nama-nama Partai politik yang mendapatkan kursi di DPR Kota Lhokseumawe Nama Partai Jumlah Kursi Partai Nasdem 2 kursi Partai PKB 1 kursi Partai PKS 2 kursi Partai PDI - Partai Golkar 1 kursi Partai Gerinda 2 kursi Partai Demokrat 3 kursi Partai PAN 3 kursi Partai PPP - Partai Hanura 1 kursi Partai PDA - Partai PNA - Partai Aceh 10 kursi Partai Bulan Bintang - PKPI -

2.2.3 Nama-nama Anggota DPR Kota Lhokseumawe periode 2014-2019

Partai Nasdem : Sudirman Amin dan Azhar Mahmud Partai PKS : Yusrizal, A.Md dan Dicky Saputra Partai PAN : Suryadi,SE, MM, Faisal dan Zainuddin Umar Partai Demokrat : Roslina, S.Kom, M.Hasbi,S,Sos.MSM dan T.Sofianus Partai Gerinda : Irwan Yusuf, Nurul Akbari Partai Hati Nurani : Muklis Azhar Partai Golkar : H.Jailani Usman,SH,MH Partai Kebangkitan Bangsa : Abdul Manan Jalil Partai Aceh : Ishak Ismail, Tarmizi A.Wahab, Tgk. Syuib, M.Daud A, M.Yasir, Budi Karma Bakti, Jamaluddin, S.Sos, H. Taslim A. Gani, Faisal Rayidis, Ardiansyah,SE.

BAB III Politik Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam Pengarusutamaan

Gender Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh dilapangan sekaligus menyajikan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan teori politik anggaran , teori gender dibantu dengan teori kebijakan publik. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka telah dilakukan wawancara terhadap lembaga ataupun tokoh masyarakat yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.1 Proses Penyusunan Kebijakan Pengarusutamaan Gender

Sesuai dengan amanat GBHN 1999, 2004 dan undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional PROPENAS 2000, 2004, dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender perlu dikembangkan kebijakan nasional yang responsif gender. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah strategi pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Hal ini dipertegas dengan diterbitkannya inpres nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen dan pemerintah propinsi dan kabupatenkota harus melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan