Proses Penyusunan Kebijakan Pengarusutamaan Gender

BAB III Politik Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam Pengarusutamaan

Gender Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh dilapangan sekaligus menyajikan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan teori politik anggaran , teori gender dibantu dengan teori kebijakan publik. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka telah dilakukan wawancara terhadap lembaga ataupun tokoh masyarakat yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.1 Proses Penyusunan Kebijakan Pengarusutamaan Gender

Sesuai dengan amanat GBHN 1999, 2004 dan undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional PROPENAS 2000, 2004, dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender perlu dikembangkan kebijakan nasional yang responsif gender. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah strategi pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Hal ini dipertegas dengan diterbitkannya inpres nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen dan pemerintah propinsi dan kabupatenkota harus melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program pembangunan. 33 Dalam menindak lanjutkan inpres nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional, maka pengaturan menteri dalam negeri dan otonomi daerah nomor : 0501232SJ tanggal 26 juni 2001 tentang pelaksanaan pengarusutamaan gender perlu di sempurnakan. Keputusan menteri dalam negeri tentang pedoman pengarusutamaan gender di daerah, pada pasal 1 ialah gender adalah konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. pengarusutamaan gender adalah salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui pengintegrasian, pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program proyek maupun kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Setelah dibentuknya INPRES nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender, adanya landasan hukum yang melaksanakan INPRES di daerah kabupatenkota yaitu keputusan kemendagri nomor 135 tahun 2003 tentang pedoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam pembangunan daerah. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah masih terdapat kesenjangan gender baik dalam perencanaan, pelaksanaan,penganggaran, pemantauan dan evaluasi maupun dalam pengambilan keputusan dan kebijakan publik. 33 Paduan pelaksanaan INPRES nomor 9 tahun 2000. Op.cit.hal 1 Kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu kondisi yang adil dan setara dalam hubungan kerjasama antara perempuan dan laki-laki. Analisis gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja peran laki-laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber daya pembangunan dan partisipasi. Dalam pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang didalam pelaksanaanya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial ras dan suku bangsa. Responsif gender adalah memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat dengan suatu pandangan yang ditujukan kepada kesetaraan dan keadilan. 34 Dalam program pengarusutamaan gender ialah sebuah upaya untuk mengintegrasikan gender menjadi dimensi intergral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas program dan kegiatan pembangunan di daerah. dengan tujuan dalam pengarusutamaan gender ini ialah salah satu untuk meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumberdaya pembangunan. Pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan berperspektif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, Rencana Strategis Surat Ketetapan Pajak 34 Peraturan kementrian dalam negeri nomor 135 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengarusutamaan gender. Daerah SKPD. Dalam RPJM Kota Lhokseumawe yang di turun melalui program pengarusutamaan gender membutuhkan anggaran untuk gender. Dimana dalam anggaran untuk gender tersebut belum ada anggaran khusus di Kota Lhokseumawe berbebeda dengan daerah-daerah aceh seperti Kota Banda Aceh dan Sabang yang telah ada perda atau qanun untuk pengarusutamaan gender dan anggaran yang khusus untuk gender. Dalam Peraturan Gubenur Aceh tentang pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif gender ini merupakan langkah tepat untuk membantu menjalankan program pengarusutamaan gender. Dalam program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe di Dinas Pemberdayaan Perempuan terdapat beberapa program untuk pengarusutamaan gender, yaitu pendidikan, kesehatan, ibu dan anak serta pembangunan ekonomi terhadap kaum perempuan di Kota Lhokseumawe. namun anggaran tersebut belum ada anggaran yang khusus untuk program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe. Anggaran untuk program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dalam RPJM mulai tahun 2013 sampai dengan 2017 mencapai Rp. 541,019,160, program kelembangaan pengarusutamaan gender dan anak mulai tahun 2013 sampai 2017 mencapai Rp. 29,727,610, evaluasi pelaksanaan pengarusutamaan gender dari tahun 2013 sampai 2017 Rp. 33,443,786, sosialisasi dan pembekalan pengarustamaan gender dari tahun 2013 sampai 2017 mencapai Rp. 30,347,139 dalam anggaran yang telah di tentukan harus mecapai target 100 dalam mensosialisasikan program pengarusutamaan gender. Dalam pembentukan anggaran di Kota Lhokseumawe untuk anggaran pengarusutamaan gender juga terdapat anggaran pembentukan POKJA yaitu kelompok-kelompok kerja dalam program pengarusutamaan gender. Anggaran dalam pembentukan POKJA di Kota Lhokseumawe ini pada tahun 2014 sebanyak Rp. 20.000,000 dan pelatihan POKJA di Kota Lhokseumawe 2014 sebanyak Rp. 30.000,000 dan 2016 sebanyak Rp. 35.000.000. Dalam Pokja ini di adakan rapat Evaluasi pelaksanaan pengarusutamaan gender yang menghabiskan dana sebanyak Rp. 17,500,00. Dana ini di bentuk melalui RPJMD Kota Lhokseumawe pada tahun 2012 sampai dengan 2017 dengan memasuki program pengarusutamaan gender yang masih dalam tahap sosialisasi. Tabel 3.1 RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2012-2017 Indikator Kinerja Program outcome 2013 2014 2015 2016 2017 Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD terlaksananya penguatan kelembangaan pengarusutamaan gender dan anak 97,162,000 462,520,100 412,346,105 477,403,410 472,823,581 541,019,160 adanya penguatan kelembagaan PUG dan anak 20,000.00 21,000,000 22,050,000 23,152,500 24,773,175 adanya evaluasi pelaksanaan PUG 27,000,000 28,350,000 29,767,500 31,255,875 33,443,786 Terselenggaranya sosialisasi dan pembekalan PUG 24,500,000 25,725,000 27,011,250 28,361,813 30,347,139 terbentuknya POKJA PUG 20,000,000 terlaksananya pelatihan POKJA 30,000,000 35,000,000 37,000,000 Terlaksananya Rapat evaluasi 10,000,000 12,000,000 14,500,000 16,000,000 17,500,000 Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa program-program tentang pengarustamaan gender memiliki anggaran yang cukup besar. Dalam program terlaksananya penguatan kelembangaan pengarustamaan gender dan anak pada tahun 2013 dana yang dikeluarkan Rp. 97,162,000 sedangkan pada tahun selanjutnya 2014 mengalamin kenaikan anggaran mencapai Rp. 462,620,100, namun pada tahun 2015 mengalami penurunan anggaran untuk program terlaksananya kelembangaan pengarustamaan gender dan anak mencapai Rp. 412,346,105. Pada tahun 2015 ini anggarannya menurun dikarenakan tahap-tahap sosialisasi pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe sudah berjalan melalui program-program yang telah di tetapkan. Perkiraan anggaran pada program tahun 2016 mencapai Rp. 477,403,410 dan pada tahun 2017 mencapai Rp. 472,823,58. Selanjutnya dalam program-program pengarustamaan gender tersebut yang masuk dalam RPJM Kota Lhokseumawe tahun 2012 sampai 2017 memiliki 7 program yang mengenai pengarusutamaan gender. Dalam peraturan Gubernur Aceh tentang pedoman pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif gender pada satuan kerja perangkat aceh yang menimbang bahwa dokumen perencanaan dan penganggaran yang selama ini disusun oleh satuan kerja perangkat aceh SKPA belum mengakomodasikan permasalah,pengalaman,aspirasi dan kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pemerintah daerah dalam sistem Negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah aceh dan dewan perwakilan rakyat daerah aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. Anggaran pendapatan dan belanja aceh yang selanjutnya disingkat APBA adalah rencana keuangan tahunan pemerintah aceh yang ditetapkan dengan qanun aceh. disebutkan satuan kerja perangkat aceh, disingkat SKPA adalah perangkat pemerintah aceh selaku pengguna anggaranpengguna barang. Badan perencanaan pembangunan daerah yang selanjutnya disebut bapedda adalah badan perencana pembangunan daerah provinsi aceh. Pengarusutamaan gender adalah startegi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman,aspirasi,kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari keseluruhan kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kelompok kerja pengarusutamaan gender yang selanjutnya disebut pokja PUG ialah wadah koordinasi bagi pelaksana dan penggerak pengarusutamaan gender dari berbagai instansi atau lembaga daerah. Rencana strategis satuan kerja perangkat aceh yang selanjutnya disebut RENSTRA. Rencana strategis di Kota Lhokseumawe merupakan program-program yang disusun untuk 5 tahun ke depan, dimana tujuan dari recana strategis ini untuk bisa memajukan program-program gender, seperti mewujudkna peningkatan peran serta kesetaraan gender dalam pembangunan dan perlindungan anak dan keluarga sejahtera yang bernilai islam dan berspektif gender serta meningkatkan penyelenggaraan penguatan kelembangan pengarusutamaan gender dan anak dan perlindungan anak dan keluarga sejahtera di Kota Lhokseumawe. program rencana strategis ini masuk ke dalam SKPA untuk periode 5 tahun yang memuat visi,misi, tujuan,strategi,kebijakan.program dan kegiatan pembangunan di tingkat provinsi yang disusun sesuai dengan tugas dengan tugas dan fungsi SKPA serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Rencana kerja SKPA yang selanjutnya disebut renja SKPA adalah dokumen perencanaan SKPA untuk periode 1 tahun yang membuat kebijakan,program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah aceh maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. kebijakan umum anggaran yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang membuat kondisi makro ekonomi aceh, asumsi penyusunan APBA dan disebarkan ke daerah-daerah Aceh KabupatenKota melalui anggaran APBD. Perencanaan responsif gender adalah perencanaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang dilakukan melalui pengintegrasian pengalaman,aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki. Perencanaan dan penganggaran responsif gender yang selanjutnya disingkat PPRG adalah instrument untuk mengatasi adanya perbedaan akses,partisipasi,kontrol dan manfaat pembangunan bagi laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk mewujudkan anggaran yang lebih berkeadilan yang dimulai perencanaan hingga pengalokasian anggaran. Didalam penyusunan anggaran pihak pemerintah dalam penyusunan program tersebut tidak dilibatkan masyarakat karena, pihak pemerintah dalam program pengarusutamaan gender ini masih sebuah program yang didalamnya masih mengikuti Peraturan Gubernur Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender Pada Satuan Kerja Perangkat Aceh. Dimana pada dinas pemberdayaan perempuan masih di bentuknya program melalui RPJMD rancangan pembangunan jangka menengah daerah dan program SKPD. Namun dalam struktur program di pemerintah apabila dari pihak Gampong desa dilibatkan melalui musrembang. Dalam kerja sama antara pemerintah Kota Lhokseumawe dengan lembaga legislatif, Belum ada kerjasama dengan lembaga legislatif yang membahas masalah pengarusutamaan gender. Namun pihak dinas pemberdayaan perempuan ingin membuat diskusi dengan lembaga legislatif dengan terkait program-program pengarusutamaan gender. Jadi, program pengarusutamaan gender tersebut masih dalam program yang dibawahin pada peraturan gubernur Aceh untuk daerah Kota Lhokseumawe. Pada proses pembuatan kebijakan yang dikeluarkan ialah program berbasis gender, tetapi pada saat ini kebijakan gender itu belum dikeluarkan oleh pemerintah Kota lhokseumawe dan di Kota Lhokseumawe pengarusutamaan gender sendiri masih dalam tahap sosialisasi. Dalam tahap sosialisasi sendiri pihak pemerintah mengadakan tahap-tahap turun ke desa-desa untuk menyalurkan atau memberikan pemahaman bagi ibu-ibu rumah tangga tentang usaha-usaha kecil rumahan yang berbasis gender. Dalam anggaran pengarusutamaan gender, kebijakan penting dalam masyarakat. Kebijakan anggaran dengan program yang di ajukan oleh dinas pemberdayaan perempuan banyak yang sesuai dan terpenuhi oleh pemerintah kota lhokseumawe. Walaupun yang tidak terpenuhi hanya beberapa kegiatan saja. 35 Didalam gender tidak ada yang di khususkan anggaran untuk gender setiap ada pembahasan, tetapi, setiap keperluan perempuan itu akan diperjuangkan sehingga hak-hak perempuan di wakilkan di Kota Lhokseumawe. Biasanya anggaran tersebut yang di salurkan melalui dinas-dinas terkait saja. Namun program yang di ajukakan oleh dinas ada yang berbasis gender. Dalam pihak DPRK Lhokseumawe anggaran yang sudah di sahkan ada mempertimbangkan unsur gender, tetapi anggaran yang khusus untuk gender belum ada di Kota Lhokseumawe. Dalam alokasi dana yang khusus untuk pengarusutamaan gender belum ada, namun pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe sudah dimasukkan dalam program di dinas pemberdayaan perempuan dalam tahap sosialisasi dibawah peraturan Gubernur provinsi Aceh. Maka dari itu kebijakan-kebijakan mengenai pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe belum di bentuknya peraturan daerah atau qanun yang bisa membentuk program-program pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe. 36 35 Hasil wawancara 1 36 Hasil wawancara 2 oleh sebab itu pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe belum di jalankan dengan baik. 37

3.2 Anggaran-anggaran untuk Pengarusutamaan Gender